Warung Mbok Rip: Puedes Pol! Sego Kikil dan Uritan Kuliner Malam Legendaris

Warung Mbok Rip: Puedes Pol! Sego Kikil dan Uritan Kuliner Malam Legendaris

Warung Makan - detikFood
Senin, 10 Okt 2022 17:00 WIB
Warung Mbok Rip: Puedes Pol! Sego Kikil dan Uritan Kuliner Malam Legendaris
img-alt

Andi Annisa Dwi R

4
β€œSederhana tapi nikmat! Paduan sepiring nasi hangat dengan kikil dan uritan (jeroan ayam) berbumbu pedas di Blitar.” - adr
BAGIKAN
Foto: Andi Annisa DR/detikfood
Blitar -

Selain sego pecel, kamu bisa menikmati kuliner khas Blitar lain. Namanya sego kikil dan uritan yang populer sebagai kuliner malam. Menu ini ditawarkan Warung Mbok Rip sejak tahun 1993.

Blitar adalah kota kecil di Jawa Timur yang menyimpan sejarah presiden pertama Indonesia, Soekarno. Di kota ini pula hadir kuliner khas berupa sego pecel, nasi ampok, hingga wajik kletik.

Sayangnya pilihan kuliner Blitar pada malam hari begitu terbatas, tapi ada satu tempat yang menawarkannya. Tempat ini buka sehabis magrib, sekitar pukul 19.00 hingga 03.00 dini hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namanya Warung Mbok Rip yang ada di kawasan Jalan Imam Bonjol, depan Pengadilan Negeri Blitar. Setiap hari warung makan legendaris sejak 1993 ini dipadati pencinta makanan pedas.

Nama Tempat MakanWarung Mbok Rip
AlamatJl. Imam Bonjol Nomor 89, Sananwetan, Kec. Sananwetan, Kota Blitar
Patokan: Depan Pengadilan Negeri Blitar
Instagram mbokrip.blitar
Jam Operasional19.00-03.00 WIB
Estimasi HargaRp 15.000 per porsi sudah dengan nasi
Tipe KulinerMakanan khas Jawa Timur yang pedas
Fasilitas
  • Area berjualan di depan rumah
  • Ada tempat makan sederhana di sekitarnya


Usaha keluarga dikelola generasi ke dua

Warung Mbok Rip: Puedes Pol! Sego Kikil dan Uritan Kuliner Malam LegendarisIbu Ana, generasi kedua pengelola Warung Mbok Rip. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Warung Mbok Rip dirintis oleh Ibu Tumilah dan Bapak Mat Sarip pada 1993. Kini usahanya dilanjutkan oleh anak mereka, Ibu Ana. Kepada detikfood (29/9), ia bercerita awalnya lokasi warung makan bukan di tempat sekarang.

ADVERTISEMENT

"Dulu lokasi sebelumnya di depan Toko Bandara Ban yang ada di Jalan Sudanco Supriyadi. Jam bukanya lebih malam, pukul 23.00 atau 23.30," katanya. Selang beberapa tahun, Warung Mbok Rip pindah ke tempat kini.

"Di sini buka di rumah, jadi bisa buka lebih lebih awal. Kalau makanan sudah siap dan matang, bisa langsung disajikan. Dari dulu khasnya itu buka malam," lanjut Ibu Ana.

Terlihat baskom-baskom plastik berjejer di depan warung. Lauknya beragam, dari aneka jeroan ayam, ikan patin, ikan lele, ceker ayam, hingga olahan telur. Tak ketinggalan ragam sate-satean berbumbu pedas, layaknya di angkringan.

Untuk bumbu masakannya sendiri cenderung mirip. Selain digoreng, yang berkuah diracik dengan bumbu krengsengan, bumbu kare, dan bumbu rujak.

Sego kikil dan uritan Rp 15.000 jadi andalan

Warung Mbok Rip: Puedes Pol! Sego Kikil dan Uritan Kuliner Malam LegendarisSego kikil dan uritan dijual Rp 15.000 seporsi. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Dari puluhan lauk yang ada, Ibu Ana bercerita 2 lauk terfavorit pengunjung adalah kikil dan uritan. Harganya murah meriah, Rp 15.000 sudah dengan nasi porsi banyak.

Kami sempat mengira bahwa uritan di sini adalah telur muda yang biasa jadi pelengkap soto Lamongan, tapi ternyata bukan. Ibu Ana bilang uritan yang dimaksud adalah jeroan ayam.

Kikil dan uritan diolah dengan bumbu krengsengan yang rempahnya lengkap. Mulai dari cabe rawit, cabe merah, bawang merah, bawang putih, kemiri, jahe, dan banyak lainnya.

Hasilnya, krengsengan memiliki cita rasa gurih, pekat, dan pedas. detikfood membuktikan sendiri kepedasan krengsengan di sini. Rasa pedasnya benar-benar nonjok, bahkan dalam suapan pertama!

Warung Mbok Rip: Puedes Pol! Sego Kikil dan Uritan Kuliner Malam LegendarisUritan dibumbui krengsengan yang rasa pedasnya kuat. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Rasa pedasnya semakin lama semakin kuat. Menikmatinya dengan nasi hangat memang jodoh sempurna!

Soal tekstur, kikil terasa lebih lembut, kenyal, dan lumer dibanding uritan. Meski begitu, tekstur uritan yang padat juga tetap terasa empuk alias tidak alot sama sekali.

Nilai tambahnya, tak tercecap aroma dan rasa amis sekalipun pada sajian ini. Ibu Ana bilang hal tersebut lantaran proses memasak keduanya begitu panjang.

Rahasia mengolah kikil dan uritan anti amis diungkap Ibu Ana. Baca halaman selanjutnya.

Direbus 2 jam dan dicuci 3 kali

Warung Mbok Rip: Puedes Pol! Sego Kikil dan Uritan Kuliner Malam LegendarisSemakin malam, Warung Mbok Rip semakin padat pengunjung. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Untuk mengolah kikil dan uritan, pertama direbus sampai 2 jam. Ibu Ana memilih merebusnya dengan kayu bakar agar lebih hemat sekaligus lebih cepat. Panas dari api kayu bakar juga dinilai lebih konsisten ketimbang dari kompor.

"Pertama direbus dulu, terus dicuci, dipilihin, dirajang, terus digoreng. Dicuci lagi. Cucinya 3 kali. Nggak ada bau atau rasa amis sama sekali," katanya.

Proses masaknya pun lama, bisa sampai berjam-jam. Ibu Ana memilih pakai api kecil supaya tidak gosong.

Dalam sehari, ia menuturkan bisa menghabiskan 15-20 kilogram kikil dan uritan. Sementara cabenya sekitar 7 kilogram, 5 kilogram cabe rawit dan 2 kilogram cabe merah.

Proses masak dilakukan setiap pagi. Setelah Warung Mbok Rip tutup pukul 3 dini hari, ibu Ana dan pegawainya kembali masak pada pagi hari. Mereka mendahulukan uritan dan kikil yang proses pengolahannya panjang.

Ayam goreng serundeng dan sate bakso yang sedap

Warung Mbok Rip: Puedes Pol! Sego Kikil dan Uritan Kuliner Malam LegendarisLauk ayam goreng serundeng, sate telur puyuh, dan sate bakso yang tak kalah nikmat. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Selain sego kikil dan uritan, detikfood juga sempat mencoba ayam goreng serundeng disini. Cita rasanya ternyata tak kalah nikmat dengan bumbu gurih meresap sampai ke daging.

Tekstur ayam gorengnya pun puaskan selera dimana bagian luarnya cukup garing, sementara dalamnya empuk. Tambahan serundeng yang gurih menyempurnakan rasanya.

Untuk sate-satean seperti di angkringan, Warung Mbok Rip menawarkannya seharga Rp 4.000 hingga Rp 6.000. Kami mencicipi sate telur puyuh dan sate bakso yang berbalut sambal.

Huahh! Rasa pedasnya ternyata juga kuat dengan sentuhan sedikit gurih manis yang memanjakan selera. Pencinta pedas layak mencoba menu-menu di sini karena dijamin bisa bikin semangat makan bertambah dan keringat bercucuran!

Ingin tempat makan dan produk Anda direview oleh Detikfood? Kirim email ke foodreview@detik.com

(adr/odi)

Hide Ads