Letaknya dikelilingi kebun singkong dan pohon-pohon bambu yang menjulang tinggi. Warung makan yang satu ini menawarkan hidangan gaya Minang Jawa yang unik.
Di tengah banyaknya restoran modern dengan gaya kekinian di sekitar Serpong hadir Warung Tuman. Terkenal dengan nuansa tradisionalnya yang kental, serta makanan rumahan yang menggunakan resep keluarga turun temurun.
Untuk menuju Warung Tuman, kamu harus siap jalan kaki sekitar 300 meter dari jalan raya. Sebenarnya ada akses mobil hingga ke depan Warung Tuman, namun jalannya yang kecil dan menanjak membuat banyak orang lebih memilih jalan kaki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tapi semuanya akan terbayarkan dengan suasana warung makan yang sangat asri. Konsep warung sederhana dikelilingi pepohonan, dapur terbuka, sampai balai-balai bambu dan kursi kayu akan membuat pengunjung merasa seperti tengah makan di tengah hutan yang sejuk.
"Warung Tuman itu pertama kali berdiri sejak tahun 2019. Baru sekitar 2,5 bulan kami pindah ke lokasi baru yang posisinya sedikit lebih jauh dari lokasi warung sebelumnya. Tapi untungnya pengunjung yang datang jumlahnya justru berkali-kali lipat di lokasi baru ini," jelas Pak Eko Sulistyanto, selaku pemilik Warung Tuman kepada detikFood (29/09).
Bersama sang istri, Ibu Nanin. Pasangan ini berhasil membangun sebuah tempat makan yang menggabungkan konsep alam sekaligus melestarikan makanan Indonesia yang sudah mulai langka.
![]() |
"Saya berasal dari Bantul, sementara istri saya itu keturunan Padang dan Tegal. Kebetulan istri saya jago masak, jadi ia menggunakan resep keluarganya untuk membuat semua makanan di Warung Tuman. Terhitung ada 20 jenis makanan yang kita sajikan termasuk menu minuman tradisional, seperti wedang sampai es jeruk kunci, " jelas Pak Eko.
Suasana Warung Tuman lebih kental dengan dekor warung makan di sekitar Bantul. Tapi kalau untuk makanan lebih ke gaya Minang. Pengunjung bisa memilih langsung makanan yang diinginkan di dapur terbuka di sana.
![]() |
Menu andalannya di sini ada Ikan Nila Calabaltuik (Rp 28.000). Makanan yang satu ini asli dari resep keluarga Ibu Nanien yang berasal dari Tanah Datar, Padang. Sulit untuk ditemukan di tempat lain karena makanan ini mulai langka.
"Hidangan yang satu ini proses masaknya cukup rumit, yaitu sekitar tiga kali. Jadi pertama ikan nila kami bungkus dengan daun pisang, direbus sebentar, lalu kami bakar menggunakan arang asli agar aromanya harum. Setelah itu ikan nila kami masak di dalam kuah santan dengan campuran daun singkong," jelas Ibu Nanin.
![]() |
Aroma harum dari santan hingga daun jeruk begitu terasa di penciuman kami. Ikan nila yang ukurannya cukup besar ditutupi daun singkong di bagian atasnya.
Ketika kami potong, bagian luar ikan cukup garing tapi bagian dalam ikannya tetap lembut. Tidak ada aroma amis sama sekali. Rasa ikan nila ini sangat enak dan gurih, ada rasa smokey dari sisa panggangan nila. Apalagi ketika dimakan dengan kuah santan yang menggunakan bumbu Sapu Jagad. Bumbu kaya rempah khas Minang, yang jadi andalan di semua masakan Ibu Nanin.
![]() |
"Semuanya masih pakai cara tradisional. Di sini biasanya saya pakai bumbu Sapu Jagad, karena bumbu ini bisa dipakai untuk berbagai masakan. Isi dari bumbu ini cukup banyak mulai dari rempah hingga bahan lainnya, seperti kemiri, bawang, daun jeruk, salam dan lainnya," jelas Ibu Nanin.
Selain itu kami juga mencicipi Gulai Bareh. Hidangan ini tak kalah unik dari nila calabatuik. Jika ikan nila kuahnya menggunakan santan, hidangan gulai daging iga sapi ini justru menggunakan beras yang dihancurkan hingga halus.
![]() |
Bareh atau beras menjadi bahan utama dalam pembuatan gulai ini. Sekilas tampilan kuah gulai mirip dengan santan, sedikit kental dengan warna kemerahan dari cabe giling yang digunakan.
Tapi ketika diseruput kuahnya, rasanya sangat jauh berbeda dari santan. Rasa kuah gulai bareh ini lebih ringan, dengan rasa pedas yang cukup terasa di lidah. Selain itu aroma daun jeruk tetap mendominasi gulai ini. Porsi daging iga di Warung Tuman sangat royal, dalam satu porsi saja ada 6-10 potong daging iga sapi.
![]() |
Tekstur daging iga sangat empuk dan juicy, bumbu dari gulai menyerap hingga ke dalam sampai ke tulang. Makanan yang satu ini cocok disantap bersama ikan nila calabatuik yang juga kaya akan bumbu.
"Saya jujur saja, semua makanan saya itu terletak pada penggunaan rempah. Terutama daun jeruk, saya menggunakan banyak daun jeruk di setiap masakan agar rasa dan aromanya itu harum," jelas Ibu Nanin yang belajar masak secara otodidak.
Kami juga mencoba Dendeng Batokok (Rp 18.000). Berbeda dengan menu dendeng di rumah makan Padang lainnya, di sini tekstur sambal cabe ijonya tidak terlalu pekat namun untuk masalah rasa boleh diadu.
![]() |
Daging dendeng yang menggunakan has dalam, lebih dulu digoreng sebentar lalu dipukul-pukul hingga pipih. Setelah itu dicampur dengan sambal ijo yang dibuat menggunakan air dari rebusan daging sapi. Jadi paduan rasa kaldu sapi yang kental, ditambah dengan cabe ijo yang melimpah membuat rasa sambalnya sangat mengikat.
"Semua daging dendeng itu kita pakai has dalam, jadi tidak ada lemak sama sekali. Semuanya daging," ungkap Ibu Nanin.
![]() |
Jangan lupa cicip juga Tumis Bunga Pepaya (Rp 15.000), yang rasanya pahit gurih namun berhasil menambahkan nafsu makan. Bagi penggemar telur di sini ada juga menu andalan namanya Telur Dadar Gaek (Rp 12.000), mirip seperti talua barendo tapi teksturnya jauh lebih krispi dan garing.
"Ciri khas telur dadar gaek di Warung Tuman itu terletak pada teksturnya yang krispi dan garing. Kami menggunakan telur ayam kampung, dikocok lalu digoreng pakai minyak panas. Tapi minyak ini tidak pernah kami gunakan lebih dari tiga kali, jadi tekstur telur akan mengembang dan rasanya juga gurih enak,"
![]() |
Selain menu makanan Minangnya yang menggugah selera. Menu ayam goreng kampung kremesnya juga tidak boleh dilewatkan.
Ayam Kampung Goreng (Rp 23.000) di sini diungkep menggunakan bumbu Sapu Jagad khas Warung Tuman. Bagian dalam daging ayam tidak alot sama sekali, rasa gurih dan sedikit manis dari bumbu membuat ayam goreng ini semakin enak. Ayam goreng ini wajib dimakan dengan kremesan dan sambal cabe merah yang segar.
![]() |
Selain menu di atas tersedia juga menu lainnya seperti Tempe Mendoan (Rp 10.000), Sop Buntut, Sop Ayam Kampung, Mangut Pari Asap, sampai Pisang Goreng.
"Kami buka setiap hari kecuali hari Senin. Kalau hari biasa tidak perlu reservasi. Cuma kalau akhir pekan karena banyak pesepeda atau yang gowes, jadi warung cepat penuh maka disarankan untuk reservasi lebih dulu. Kami mulai dagang dari jam 8 pagi, tapi biasanya jam 3 pun semua makanan sudah habis," jelas Pak Eko dengan senyuman ramahnya.
![]() |
Nama Tuman yang dalam bahasa Jawa artinya ketagihan cocok buat warung ini. Kamu bakal ketagihan enaknya. Nah bagi yang tertarik untuk datang ke Warung Tuman pastikan datang lebih pagi di bawah jam 10, agar bisa mencicipi semua hidangan enak di sini saat lengkap.
Ingin tempat makan dan produk Anda direview oleh Detikfood? Kirim email ke foodreview@detik.com.
Warung Tuman
JL. Kelurahan Ciater, Kencana Loka No. 5.
BSD, Serpong, Tangerang.
Telp: 0856-9110-8646
Jam Buka: 08.00 - 17.00 (Senin tutup)
(sob/odi)