Pertama kali kedai soto ayam dibuka tahun 1930 di kota Medan. Sampai sekarang kedai soto ini punya racikan soto ayam khas Medan yang gurih lezat.
Soto ayam banyak jenisnya, bahkan jumlahnya mencapai puluhan di Indonesia. Meski paling banyak berasal dari Pulau Jawa, dan menggunakan kuah bening tanpa santan. Menu soto ayam yang menggunakan santan bisa juga ditemukan di kota Medan.
Untuk mencicipi salah satu soto ayam Medan legendaris di Indonesia kamu bisa mampir ke kedai Asli Soto Medan 1930 Pak Syamsuddin. Lokasinya ada di daerah Muara Karang, Jakarta Utara.
Kedai soto ini tak pernah sepi pembeli, terutama di waktu sarapan hingga jam makan siang. Pelanggan setianya turun temurun selalu antre membeli soto di tempat ini.
Kira-kira apa yang membuat soto ayam khas Medan ini bisa bertahan selama lebih dari 93 tahun? Berikut penelusurannya.
1. Soto Ayam Medan Lezatnya Bertahan 93 Tahun
Di Muara Karang memang pusatnya berbagai macam kuliner. Dari kuliner pecinan, sampai tempat makan soto yang enak seperti kedai Asli Soto Medan 1930 Pak Syamsuddin. Kedai soto ini buka setiap hari dari jam 7 pagi hingga jam 5 sore.
Tapi jika kesiangan sedikit, maka lauk dan pilihan daging sotonya sudah tak lengkap lagi karena begitu banyak pelanggan setianya.
"Jadi memang ini awalnya didirikan oleh Pak Syamsuddin. Dulu jualannya di kota Medan tahun 1930, dan masih pakai pikulan belum rumah makan seperti sekarang," jelas Pak Kateno ke detikFood.
Dirinya merupakan juru masak sekaligus pegawai di Soto Medan Pak Syamsuddin yang sudah bekerja di sana sejak tahun 1984.
2. Menu Soto Ayam Juara
Kini Soto Medan Pak Syamsuddin memang sudah tidak berjualan lagi Medan, karena sudah dijalankan oleh empat generasi, dan sejak tahun 1984 memang fokus membuka rumah makan di Jakarta saja. Tapi untuk masalah rasa dan lauk soto, semuanya masih menggunakan pakem atau resep dari mendiang Pak Syamsuddin.
"Di sini kita jual soto daging dan soto ayam. Tapi memang orang lebih banyak cari soto ayamnya. Beda dengan soto ayam lainnya. Kalau kita itu pakai potongan daging ayam goreng paha atau dada, ketika ada yang pesan baru kita suwir dan siram kuah soto. Jadi dari segi tekstur daging ayamnya saja sudah beda dengan soto ayam di Pulau Jawa yang porsinya lebih minimalis," ungkap Pak Kateno.
Kuahnya pun berbeda dengan kuah soto ayam lainnya. Soto ayam khas Medan, ciri khasnya terletak pada penggunaan santan dari kelapa murni.
"Kalau soto Betawi kebanyakan kuahnya pakai susu. Kalau kita 100% pakai santan. Serta bumbu dan repah seperti kunyit, bawang merah dan putih, kemiri, ketumbar hingga serai," sambung Pak Kateno.
Simak Video "Tabo Nai! Soto Medan di Muara Karang Ini Bikin Nagih"
(sob/odi)