Rawon Kiroman: Mantap Poll! Rawon Legendaris Malang Sejak 1954

Rawon Kiroman: Mantap Poll! Rawon Legendaris Malang Sejak 1954

Rumah Makan - detikFood
Senin, 14 Nov 2022 12:00 WIB
Rawon Kiroman: Kenikmatan Rawon Legendaris Malang Sejak 1954
img-alt

Andi Annisa Dwi R

5
β€œKenikmatan nasi rawon legendaris di Malang sejak 1954 yang sayang dilewatkan.” - adr
BAGIKAN
Foto: Andi Annisa DR/detikfood
Malang -

Malang identik dengan kuliner rawon. Kalau mau coba yang legendaris, mampirlah ke Rawon Kiroman. Sudah ada sejak 1954, kenikmatan nasi rawon di sini tak tertandingi.

Jalan-jalan ke Malang rasanya belum lengkap kalau belum mencicipi rawon. Kuliner daging berkuah hitam ini selalu ada dalam daftar para foodies untuk dicicipi ketika singgah di kota bunga ini.

Menyambangi Malang, detikfood tertarik mampir ke Warung Soto dan Rawon Kiroman yang disebut-sebut legendaris. Keberadaan rumah makan ini sudah ada sejak 68 tahun lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lokasinya di Jalan Yulius Usman Nomor 52. Bangunan rumah makan ini mudah dikenali karena dicat kuning terang. Bentuknya seperti rumah zaman dahulu dengan jendela-jendela besar. Bangunan ini tidak pernah diubah sejak dulu.

Detail Informasi Warung Soto dan Rawon Kiroman
Nama Tempat MakanWarung Soto dan Rawon Kiroman
AlamatJl. Yulius Usman No.52, Kasin, Kec. Klojen, Kota Malang
No Telp0852-5710-9693
Jam Operasional07.00-15.30 WIB
Estimasi HargaMulai dari Rp 23.000
Tipe KulinerMakanan khas Malang dan Jawa Timur
Fasilitas
  • Berkonsep rumah makan sederhana yang nyaman
  • Area makan bersih dan cukup luas

Usaha keluarga yang kini dijalani generasi ketiga

ADVERTISEMENT
Rawon Kiroman: Kenikmatan Rawon Legendaris Malang Sejak 1954Rawon Kiroman, rawon legendaris di kota Malang sejak 1954. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Kepada detikfood (4/10), Rahma yang mengelola operasional harian Rawon Kiroman bercerita soal kehadiran rumah makan legendaris ini. Pemiliknya adalah pasangan suami istri, Kiroman dan Mak Cem.

Dua orang asli Malang ini membuka usaha rawon pada 1954. Mereka berjualan di rumah yang sekarang masih menjadi tempat santap Rawon Kiroman. Pengelolaannya kemudian diserahkan pada anaknya.

"Yang punya (rumah makan), abahnya istri saya yaitu Ana. Sempat diteruskan sama bule, terus sekarang sudah nggak ada. Terus (dilanjutin) kita, generasi ketiga," ujar Rahma yang bertugas di meja kasir.

Memasuki rumah makan, kami serasa main ke rumah 'mbah' dengan kesan 'jadul' yang kuat. Di bagian depan, ada area mirip depot atau Warteg berupa lemari kaca dan kursi yang berbentuk huruf L.

Di balik lemari kaca tersebut, terdapat banyak lauk utama dan lauk pendamping. Ada juga area untuk meracik pesanan pengunjung yang terkoneksi ke dapur.

Sepiring nasi rawon yang jadi andalan

Rawon Kiroman: Kenikmatan Rawon Legendaris Malang Sejak 1954Sepiring nasi rawon dengan topping daging yang super empuk dan kecambah alias toge pendek. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Nasi rawon dibanderol Rp 23.000. Penyajiannya bukan di mangkuk, melainkan piring ceper. Terlihat ada topping tauge pendek di sisian dan kumpulan potongan daging di tengah piring.

Kuahnya berwarna hitam dengan jejak kecokelatan. Begitu diseruput, terasa rasa gurih berempah yang nikmat. Menurut kami rasa keluaknya kuat, namun tidak mengganggu karena dipadukan banyak rempah lain.

Tekstur kuahnya cenderung kental. Sangat nikmat dipadukan dengan nasi hangat dan dimakan bersama potongan daging. Jumlah daging yang diberikan sekitar 6 potong ukuran besar.

Warna daging tak sepenuhnya hitam, tapi sedikit kemerahan di bagian dalam. Saat memotongnya tak perlu usaha banyak karena tekstur daging super lembut. Daging ini juga tidak hambar karena dibumbui berbagai rempah.

Diakui Rahma, ada trik memasak daging rawon agar empuk. Mereka menggunakan teknik presto selama sekitar 2 jam. Untuk bagian daging sapi yang dipakai khusus, bernama 'cengek' di Malang.

"Kalau di Malang, rawon kita paling pekat. Paling hitam kuahnya. Rempahnya lebih berasa. Keluaknya lebih kuat. Harganya pun lebih murah, Rp 50.000 untuk porsi dibawa pulang. Porsi ini bisa untuk 3 orang," kata Rahma.

Nasi gule kambing yang sedap

Rawon Kiroman: Kenikmatan Rawon Legendaris Malang Sejak 1954Rawon Kiroman juga menjual nasi gule kambing yang sayang dilewatkan. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Selain nasi rawon, Rawon Kiroman juga menyediakan menu lain. Semuanya menu rumahan dan khas Malang. Ada Nasi Soto, Nasi Gule, Nasi Sop, Nasi Ayam Kare, Nasi Campur, hingga Nasi Ayam Bakar.

Kami memesan menu favorit lain di sini, Nasi Gule (Rp 25.000). Tampilannya tak kalah menggugah selera dengan tumpukan daging berada di tengah nasi. Di atasnya diberi taburan bawang goreng.

Kuah gule di sini berwarna kuning muda dengan tekstur cukup kental. Melahapnya dengan nasi saja sudah nikmat, apalagi disandingkan dengan daging kambing muda yang super empuk!

Bagian yang dipakai sepertinya rusuk karena masih ada banyak tulang. Tapi tak perlu khawatir menyantapnya karena daging kambing ini benar-benar empuk, bahkan mudah dilepas dari tulang.

Tak tercium aroma atau jejak rasa khas daging kambing pada sajian ini. Kamipun tertipu karena sempat mengiranya sebagai daging sapi.

"Nggak ada rasa atau aroma prengus kambing sama sekali kan? Karena kita pakai bumbu rempahnya lengkap. Ada kapulaga, cengkeh, terus banyak rempah lainnya. Kambingnya harus yang muda. Rebusnya lama," kata Rahma.

Oh ya, seporsi nasi rawon dan nasi gule di sini bisa disandingkan dengan sambal goreng yang ada di tiap meja. Warnanya merah pekat dengan rasa pedas kuat, namun ada jejak manis yang enak.

Bisa habiskan 40 kg daging sapi sehari

Rawon Kiroman: Kenikmatan Rawon Legendaris Malang Sejak 1954Dalam sehari, rumah makan ini bisa habiskan 40 kg daging sapi. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Rawon Kiroman turut menyediakan aneka lauk dan pelengkap untuk makan nasi rawon atau nasi gule di isni. Ada daging manis, usus, komoh, babat, otak, empal, lidah, perkedel, hingga limpo.

"Khasnya kita itu sate usus sama sate komoh. Komoh itu bagian punggung sapi. Seratnya halus," kata Rahma. Sate khas Jawa Timur ini berwarna merah kecoklatan karena diberi bumbu tumisan seperti bawang, cabe, kemiri, dan ketumbar. Rasanya manis empuk!

Ditanya soal pemakaian daging, Rahma mengatakan sehari rata-rata bisa habiskan 40 kg daging, belum termasuk jeroan. "Kalau jeroan, dihitung semua, biasanya habisnya itu sekitar 25 kg. Jadi total sekitar 65 kg. Jumlah ini bisa bertambah, apalagi kalau Sabtu Minggu," tuturnya.

Langganan turun temurun

Rawon Kiroman: Kenikmatan Rawon Legendaris Malang Sejak 1954Di Rawon Kiroman ada banyak pelanggan setia yang sudah turun temurun. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Rahma menuturkan, pelanggan Rawon Kiroman banyak yang merupakan generasi turun temurun. "Sering ada yang bilang dulu diajak makan bapaknya atau kakeknya di sini," jelas Rahma.

Ia pun begitu mempertahankan keautentikan resep rawon dan menu-menu lain yang dirintis Kiroman sejak awal. Pun untuk bangunan bersantapnya yang 'jadul', namun terkesan homey dan bersih.

"Ini rumah lama yang tidak diubah. Jendela, pintunya semua sudah dari awal. Kita ga mengubah bentuk bangunan. Rumah tinggal Pak Kiroman. Dari 1954 ya sudah di sini. Dulu di dekat sini ada terminal, makanya kita terkenal karena begitu orang sampai ke sini, makan di sini," pungkas Rahma.

Ingin tempat makan dan produk Anda direview oleh Detikfood? Kirim email ke foodreview@detik.com

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Nasi Goreng Rawon, Berani Beda di Hari Raya"
[Gambas:Video 20detik]
(adr/odi)

Hide Ads