Payakumbuah: Lamak Bana! Ikan Salai di RM Padang Arief Muhammad

Payakumbuah: Lamak Bana! Ikan Salai di RM Padang Arief Muhammad

Rumah Makan - detikFood
Jumat, 22 Jul 2022 12:00 WIB
Payakumbuah: Lamak Bana! Ikan Salai dan Dendeng Batokok di RM Padang Arief Muhammad
img-alt

Andi Annisa Dwi R

4
“ Rumah makan Padang milik Arief Muhammad ini menyajikan menu autentik Minang. Ada ikan salai, dendeng batokok, dan rendang yang layak dicoba.” - adr
BAGIKAN
Foto: Andi Annisa DR/detikfood
Jakarta -

Arief Muhammad membuka rumah makan Padang Payakumbuah yang kini tengah viral. Di sini tersaji menu-menu autentik Minang seperti ikan salai, dendeng batokok, rendang, hingga nasi berbahan beras Solok!

Pada Mei 2022, kreator konten Arief Muhammad hebohkan publik karena menentang cara makan nasi Padang pakai sendok. Menurutnya ini akan menghilangkan esensi makan nasi Padang sesungguhnya

Tak berselang lama, dirinya ditunjuk Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy sebagai duta nasi Padang. Arief Muhammad atau akrab disapa Armuh kemudian bertekad mempromosikan nasi Padang lebih serius.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria yang memang berdarah Minang ini lantas membuka rumah makan Padang Payakumbuah di kawasan Ciater, Serpong. Armuh menyajikan makanan Minang dengan konsep autentik Payakumbuh di sini. Seperti apa keistimewaan dan kelezatan menunya?

Detail Informasi Payakumbuah
Nama Tempat MakanPayakumbuah
AlamatJl. Ciater Barat Nomor 98, Kelurahan Ciater
Area SPBU Taman Tekno
Serpong, Tangerang Selatan
No Telp0817 0008 444
Jam OperasionalMulai pukul 10.00 WIB
Estimasi HargaRp 30 ribu untuk nasi dan satu lauk
Tipe KulinerMakanan Padang
Fasilitas
  • Area parkir cukup luas
  • Toilet
  • Tempat makan ber-AC

ADVERTISEMENT

Beras, cabe, hingga santan dikirim dari Sumatera Barat

Payakumbuah: Lamak Bana! Ikan Salai dan Dendeng Batokok di RM Padang Arief MuhammadArief Muhammad membuka rumah makan Padang bernama Payakumbuah di kawasan Ciater, Serpong. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Mengunjungi Payakumbuah (21/7), detikfood menyaksikan langsung betapa ramainya rumah makan ini pada waktu makan siang. Banyak pengunjung bahkan rela menunggu untuk bisa santap di tempat.

Di bagian depan tampak pegawai sibuk menyiapkan aneka lauk Minang. Semuanya ditaruh di piring-piring kecil sebelum dihidang di atas meja pengunjung.

Seorang pegawai Payakumbuah bercerita kalau 80% pegawai di sini dari Sumatera Barat. Untuk chef utamanya, ibu-ibu asal Bukittinggi yang selalu masak bahan-bahan segar.

"Di sini semuanya dimasak segar ya. Tidak ada bahan segar yang disimpan atau distok. Jadi begitu bahan datang, langsung dimasak," kata pegawai itu.

Ia juga mengatakan ada 3 bahan utama yang didatangkan langsung dari Sumatera Barat untuk menjamin keautentikan rasa menu. Ketiganya adalah beras, cabe, dan santan.

Berasnya adalah beras Solok. Beras ini unik karena tampilannya seperti beras pera yang bulirannya terpisah-pisah, namun teksturnya cukup lembut dan empuk ketika digigit.

Lalu ada cabe dari Padang. "Cabe di sana itu berbeda karena pedasnya nggak bikin tenggorokan dan perut panas," kata pegawai Payakumbuah. Cabe digunakan dalam hampir semua lauk di sini.

Kelapa juga tak ketinggalan dibawa dari Sumatera Barat. Kelapa yang diambil santannya punya rasa gurih kelapa yang khas dan bakal mengeluarkan minyak ketika dimasak.

Ikan salai dan dendeng batokok yang jadi primadona

Payakumbuah: Lamak Bana! Ikan Salai dan Dendeng Batokok di RM Padang Arief MuhammadAneka lauk yang tersaji di Payakumbuah dengan kisaran harga mulai dari Rp 10 ribuan per buah. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Puluhan lauk tersedia di sini dengan rata-rata harga Rp 10 ribu hingga Rp 25 ribuan per buah. Detikfood tak melewatkan menu-menu jagoan dan spesifik di Payakumbuah.

Pertama ada ikan salai (Rp 12 ribu) yang dibawa langsung dari Sumatera Barat. Olahan ikan asap ini diberi bumbu balado dengan irisan cabe-cabe merah yang menggiurkan.

Ikan salai punya tekstur liat saat dirobek, namun terasa empuk dan kenyal ketika digigit. Aroma dan rasa 'smoky' langsung tercecap begitu ikan ini mendarat di mulut.

Balutan cabe merahnya tak terlalu pedas. Selain rasa 'smoky', cita rasa daging ikannya sendiri cenderung tawar, gurih renyah saja.

Dendeng batokok (Rp 25 ribu) juga jadi menu jagoan di sini. Tersedia dalam pilihan bumbu cabe merah (lado merah) dan cabe hijau (lado ijo). Dendeng dibakar langsung di depan area rumah makan.

Payakumbuah: Lamak Bana! Ikan Salai dan Dendeng Batokok di RM Padang Arief MuhammadDendeng batokok diolesi minyak kelapa sebelum dibakar lalu dipadukan bumbu balado. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Asap bakaran yang menyeruak menambah semarak rumah makan ini dengan aroma gurih yang menggugah selera. Sebelumnya, daging dendeng sudah diungkep bumbu, dioles minyak kelapa, baru kemudian dibakar.

Dendengnya sendiri berukuran lumayan besar dengan bumbu cabe merah yang agak berminyak. Saat dicicip, rasa gurih khas minyak kelapa langsung mendominasi mulut.

Rasa pedasnya samar-samar menurut kami. Tak tercecap rasa pedas yang kami bayangkan.

Payakumbuah: Lamak Bana! Ikan Salai dan Dendeng Batokok di RM Padang Arief MuhammadSayur kapau yang cocok dijadikan pendamping nasi dan aneka lauk pauk. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Lauk-lauk Minang ini paling enak 'dijodohkan' dengan nasi hangat (Rp 9 ribu per porsi) dan pelengkap sayur kapau (Rp 10 ribu), daun singkong rebus (Rp 8 ribu), dan sambal hijau (Rp 8 ribu).

Sayur kapaunya terdiri dari irisan kacang panjang dan kol. Kuahnya santan encer dengan rasa gurih yang sangat ringan menurut kami. Pas disiramkan ke atas nasi dan tumpukan lauk.

Baca halaman selanjutnya untuk tahu kenikmatan rendang hingga telur barendo di Payakumbuah.

Rendang dan ayam gulai berbumbu pekat yang nikmat

Payakumbuah: Lamak Bana! Ikan Salai dan Dendeng Batokok di RM Padang Arief MuhammadTampilan rendang berbalut bumbu hitam legam dengan cita rasa gurih santan yang kuat. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Rasanya kurang afdol kalau tak mencicipi rendang saat ke Payakumbuah. Bumbu yang membalutnya tebal dengan warna hitam gelap dan jejak minyak oranye di sekitarnya.

Bongkahan dagingnya kokoh, namun empuk ketika dirobek pakai tangan. Terlihat juga serat-serat daging yang jelas. "Rendang ini dimasak tanpa minyak. Kita pakai santan dari Sumatera Barat yang ketika dimasak mengeluarkan minyak alami," jelas pegawai Payakumbuah.

Ia enggan membocorkan bagian daging apa yang dipakai untuk bikin rendang. Daging ini dimasak bisa 5 sampai 8 jam untuk mendapat tekstur dan rasa yang diinginkan.

Menurut kami, rendang ini punya tekstur kering seperti rendang-rendang yang cocok dijadikan bekal perjalanan. Jejak rempahnya cukup pekat, namun lebih dominan rasa gurih santan yang membalutnya.

Payakumbuah: Lamak Bana! Ikan Salai dan Dendeng Batokok di RM Padang Arief MuhammadAyam gulai di Payakumbuah dengan balutan bumbu yang kental. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Kami juga mencicipi ayam gulai yang kuahnya bikin ngiler karena kental berwarna kuning pekat. Tekstur gulainya pekat dan berempah dengan rasa kemiri langsung tercecap begitu diseruput.

Daging ayamnya lembut dan empuk sehingga enak dimakan sampai ke tulang-tulangnya. Menu ini bisa jadi pilihan untuk pencinta ayam.

Oh ya, Payakumbuah juga menyediakan telur barendo (Rp 20 ribu) untuk para pencinta telur dadar. Dibuat dengan 2 telur bebek, rasa gurihnya yang nikmat cocok dijadikan pendamping nasi hangat dan sambal.

Cicip kopi Milo dan teh talua yang istimewa

Puas makan nasi Padang, saatnya segarkan tenggorokan pakai 2 minuman andalan di sini. Kopi Milo (Rp 20 ribu) memadukan dua minuman favorit yaitu kopi hitam dan susu cokelat Milo.

Tekstur minuman ini kental dengan rasa manis yang kuat. Rasa kopinya lebih dominan dibanding Milo, pekat nikmat.

Lalu ada Teh Talua (Rp 10 ribu) yang merupakan minuman tradisional Sumatera. Dibuat dari teh hitam, telur ayam omega, dan susu kental manis.

Payakumbuah: Lamak Bana! Ikan Salai dan Dendeng Batokok di RM Padang Arief MuhammadTeh talua dengan perasan jeruk nipis terasa manis segar. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Teh ini paling enak dinikmati hangat-hangat dengan perasan air jeruk nipis agar ada aksen rasa asam segar. Meski dibuat dari telur mentah, tak ada aroma atau rasa amis pada minuman ini.

Cita rasanya dominan manis dan malah mirip rasa adonan kue menurut kami. Mungkin karena adanya pemakaian susu kental manis.

Bisa tutup dalam 2-3 jam saja

Payakumbuah: Lamak Bana! Ikan Salai dan Dendeng Batokok di RM Padang Arief MuhammadRamainya pelanggan Payakumbuah di masa awal-awal pembukaan membuat rumah makan ini bisa tutup dalam 2-3 jam saja. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Viralnya Payakumbuah di media sosial tak bisa dipungkiri berdampak pada larisnya menu di sini. "Di minggu-minggu ini, kita bisa ditutup dalam 2-3 jam saja. Semua lauk langsung habis," kata pegawai Payakumbuah.

Diketahui restoran ini baru bakal grand opening pada 24 Juli 2022. Dalam minggu ini mereka masih soft opening, namun sudah sangat laris.

Dalam sehari, Payakumbuah bisa menjual hingga 200 potong olahan ayam. "Untuk daging sapi itu nggak usah ditanya ya, yang jelas puluhan kilogram. Lalu untuk beras, kita bisa pakai 150 kg per minggu," tuturnya.

Mengolah beras Solok pun menurutnya agak 'tricky'. Di awal-awal operasional restoran, pegawai itu mengaku sempat dapat kritik karena teksturnya terlalu pulen/lembek.

"Kita olahnya pakai alat modern sih, cuma prinsipnya seperti diaron tradisional," katanya. Ia mengharapkan bentuk beras ini tetap seperti 'mawur', namun rasanya empuk ketika dimakan.

Mau tulis ulasan makanan enak versi kamu di detikfood? Jangan lewatkan promo tulis review ayam goreng enak, GRATIS makan siang sebulan senilai Rp 3 juta/orang dari detikcom. Baca informasinya DI SINI.




(adr/odi)

d’foodspot Review

Ulasan lengkap rekomendasi
tempat makan untukmu

Hide Ads