Meski bukan negara asalnya, namun chinese food seakan sudah melekat di lidah orang Indonesia. Terbukti dengan menjamurnya restoran China di seluruh pelosok negeri.
Bahkan, restoran China baik klasik maupun modern selalu ramai oleh pengunjung. Hidangan ala China ini memang memiliki citarasa yang unik. Perpaduan bumbu serta saus khas menjadikan makanan ini disukai banyak orang.
Selain rasa, rata-rata restoran Chinese food mengusung tema makan tengah. Aneka menunya disajikan dalam porsi besar, sehingga pas dinikmati bersama keluarga ataupun teman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain fuyunghai, ayam kuluyuk, dan capcay, menu favorit di restoran Chinese food yaitu kwetiau goreng. Menu ini biasa disajikan dengan sayuran dan irisan daging sebagai pelengkap. Jadi sajian yang komplet gizinya. Rasa kwetiau tak jauh beda dengan mie goreng pada umumnya. Hanya saja, kwetiau dicetak pipih lebar yang membuatnya mulur lembut saat digigit.
Di warung Chinese Food 99 Mbak Lina, hidangan kwetiaw goreng menggunakan mie homemade. Mie tiaw-nya dibuat sendiri dengan resep turun-temurun langsung dari China. Selain itu, tidak menggunakan bahan pengawet serta pewarna buatan, jadi lebih sehat! Selain goreng, ada juga varian kwetiaw godog yang disajikan dengan kuah hangat.
Tidak hanya itu saja, tersedia pula aneka menu lain yang bisa kamu cicipi. Ada kangkung cha seafood. Kangkung segar berpadu dengan ayam dan seafood, nikmat banget! Selain itu ada sajian hot plate dengan rasa dan topping bermacam-macam, seperti hot plate seafood, cumi, sapi lada hitam, dan ayam jamur. Harganya pun tergolong murah meriah. Untuk 1 porsi kwetiaw hanya dihargai Rp 15 ribu saja. Sementara harga untuk 1 porsi hot plate mulai dari Rp 17 ribu saja. Terjangkau bukan?
Warung Chinese Food 99 Mbak Lina berlokasi di Jl. Magelang Km 5, Yogyakarta. Buat kamu yang sedang berkunjung ke Yogyakarta bisa mampir untuk mencicipi lezatnya hidangan ala China di Warung Chinese Food 99 Mbak Lina. Atau bisa juga memesannya secara online melalui layanan GrabFood atau GoFood.
Silvia Puspitasari selaku pemilik Warung Chinese Food 99 Mbak Lina mengatakan usaha kulinernya berdiri sejak tahun 2001. Berangkat dari sang Ayah yang merupakan seorang head koki di sebuah restoran.
"Kemudian memberanikan diri membuka usaha mulai dari warung emperan atau bisa dibilang warung kaki lima. Selang tahun ke-2 usaha terus berkembang hingga saat ini memiliki warung makan walau tempatnya masih ngontrak," katanya kepada detikcom.
Silvia menyebut dalam sebulan bisa mengantongi omzet hingga Rp 15 juta. Namun, selama pandemi jumlah penjualannya mulai merosot. Karena turunnya minat pembeli untuk makan di tempat.
"Usaha kuliner juga sempat sangat susah karena pembatasan jam usaha dan lain-lain. Turunnya pembeli membuat pemasukan berkurang juga padahal karyawan dan bahan pokok tetap harus dipenuhi," terangnya.
Agar bisa tetap eksis, Silvia pun mengoptimalkan strategi pemasaran online lewat media sosial. Salah satunya lewat akun Instagram @chinesefood_mbaklinna.
"Saya menjual secara online melalui aplikasi delivery food yg sudah ada maupun platform lainnya, seperti Instagram , TikTok dan Facebook. Sebisa mungkin memperluas jaringan agar masyarakat tahu ada warung chinese food mbak lina yg buka dan menjual makanan secara online, higienis dan mudah didapat," tutur dia.
Di samping itu, dia juga ikut dalam program pengembangan bisnis kuliner dari detikcom dan Kraft Heinz Food Service bertajuk 'Kembangkan Bisnis Kulinermu'. Tujuannya agar bisnis yang dirintis oleh orang tua bisa semakin maju dan berkembang.
"Banyak pengalaman yg didapat ya, banyak pembelajarannya juga dari cara jualan online yang efektif dan banyak juga masukan-masukan yang menambah semangat untuk tetap fight di masa sekarang," tukasnya.
(akn/ega)