Diperlakukan tidak adil, banyak napi di Korea Utara yang dipaksa untuk meminum air campur abu jenazah para napi yang meninggal. Gara-gara ketahuan nonton sinetron.
Korea Utara terkenal dengan sistem pemerintahan yang kaku dan kontroversial. Tak hanya kebijakan pemerintah saja yang kadang mengundang kritik di dunia, tapi sistem yang berlaku di penjara pun tak kalah kontroversial.
Baca Juga: Injogogibap hingga Talpi, Ini 5 Camilan Populer di Korea Utara
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari Tech Times (14/10), banyak mantan narapidana yang pernah di penjara di dalam Chongori Concentration Camp, di Korea Utara, menceritakan pengalaman mereka berjuang hidup di dalam sana.
![]() |
Menurut salah satu napi, peraturan di dalam penjara Chongori sangat tidak masuk akal. Petugas lapas tak segan menghukum mereka jika ketahuan menonton acara televisi Korea Selatan, atau ketahuan memeluk agama kristen.
Bahkan penjara di Korea Utara ini disebut memiliki kondisi yang lembab, basah, dengan aroma darah dan jenazah yang dibakar.
"Setiap hari Senin, pihak penjara membakar jenazah para napi yang meninggal di sana. Di dalam penjara ada rumah khusus yang isinya tumpukan mayat. Setelah membakar jenazah, mereka akan menyimpan abu itu untuk digunakan sebagai pupuk untuk menanam tumbuhan," jelas mantan napi yang identitasnya dirahasiakan ini.
![]() |
"Ketika hujan, abu jenazah ini mengalir menuju sungai tempat di mana para napi menggunakannya untuk minum hingga mandi," lanjutnya.
Tapi penderitaan mereka tidak berhenti hingga di sana, banyak napi yang dipaksa minum air bercampur abu jenazah teman-temannya sendiri sebagai bentuk hukuman.
Hukuman karena mereka tertangkap tengah menyaksikan sinetron atau drama dari Korea Selatan.
"Kurangnya martabat manusia di dalam sistem penjara itu sangat mengkhawatirkan. Rezim pemerintahan Kim Jong Un harus bertanggung jawab atas semua ini," jelas Amanda Mortwedt, selaku penulis yang mencatat laporan ini.
Diketahui sebelumnya Chongori Concentration Camp merupakan fasilitas pemerintah yang ada di Provinsi Hamgyong. Letaknya tak jauh dari perbatasan China.
![]() |
Setidaknya ada lebih dari 5,000 orang yang dipenjara di sana. Kebanyakan mereka dipenjara karena tertangkap akan melewati perbatasan China, sementara sisanya ditangkap karena ketahuan menonton acara asing di televisi.
Selain fasilitas yang tidak memadai, hampir semua napi di sana dipaksa untuk bekerja tanpa henti. Mulai dari memproduksi rambut palsu hingga bulu mata untuk napi wanita.
Sementara napi pria dipaksa untuk mengurus hewan ternak, bertani hingga mengambil hasil panen.
Menurut data yang ada setidaknya ada lebih dari 800 napi yang meninggal di Chongori karena kekurangan gizi dan kelaparan.
Sebelumnya wabah kelaparan jadi isu yang santer terdengar di Korea Utara. Beberapa waktu yang lalu pemerintah Korea Utara sempat menyarankan warganya untuk memakan terrapin, hewan sejenis penyu untuk mengurangi wabah kelaparan.
Baca Juga: Kekurangan Bahan Makanan, Warga Korea Utara Disarankan Makan Penyu
(sob/odi)