Dalam sebuah pemeriksaan, seorang anak laki-laki meninggal setelah staf kantin di sebuah sekolah abaikan dokumen yang menyatakan bahwa ia tidak boleh diberikan ikan.
Ishmaeel Ashraf yang berusia sembilan tahun, telah mengonsumsi fish fingers and chips dari kantin sekolahnya pada tanggal 3 Maret lalu. Satu jam kemudian, ia mengeluh pada gurunya di sekolah Al-Hijrah School di Bordesley Green, Birmingham bahwa perutnya sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Petugas paramedispun kemudian dipanggil untuk merawat bocah ini, namun ternyata ia tidak diberi epipen untuk menghentikan reaksi alergi tersebut oleh staf sekolahnya. Epipen ialah alat penyuntik epinefrin otomatis yang digunakan untuk mengobati reaksi alergi bernama anafilaksis.
Setelah dinyatakan meninggal di Rumah sakit Heartlands di kota tersebut ia diduga terkena anafilaksis.
Dalam pemeriksaan hari keempat, ditemukan bahwa sekolah tersebut memiliki buku merah yang menyebutkan persyaratan diet Ishmaeel, termasuk ikan. Tapi asisten dapur bernama Jemma Sheedi bertanya kepada koki apakah Ishmaeel boleh mengonsumsi fish fingers yang dibuat dari pollock dan mengatakan bahwa ia bisa.
Anak tersebut sebenarnya alergi terhadap buah kiwi, produk susu, kacang-kacangan dan tuna kaleng. Namun justru ikan ditambahkan dalam menu makanan di sekolahnya tersebut.
Dikutip dalam Mirror (20/08) pengadilan mendapat informasi bahwa ia makan fish and chips setiap minggu di sekolah dan tidak pernah ada reaksi.
![]() |
"Ada sekitar lima murid memakai lencana yang menunjukkan bahwa mereka alergi, salah satunya adalah Ishmaeel, tapi seiringnya waktu muridnya tak lagi mengenakan lencana tapi kami sudah tahu siapa mereka," tutur Sheedi.
Baca juga: Alergi Makanan pada Anak Bisa Jadi Karena Faktor Ras dan Etnis
Sheedi mengatakan, ada buku merah yang berisi daftar nama anak dengan alergi di konter, tapi tak pernah melihat milik Ishmaeel. "Saya bertanya kepada koki apakah anak laki-laki ini alergi dengan ikan. Saya diberi tahu mereka bahwa anak ini bisa mengonsumsinya. Saya sedang tidak ada sekolah saat diberitahu oleh rekan Ishmaeel yang menjelaskan bahwa ia alergi terhadap ikan," jelas Sheedi.
"Ketika kami melihat ke dalam buku itu kemudian kami terkejut melihat Ishmaeel alergi terhadap ikan," ungkapnya.
Anak ini telah memakan makanan ini pada pukul 12.30, namun di jam 1.45 ia mengeluh sakit perut kepada gurunya.
![]() |
Koroner Birmingham Louise Hunt mengatakan, ia diberi pirotin untuk mengobati reaksi alerginya sekitar pukul 2 siang. Ia juga meminta inhalernya karena merasa kesulitan bernapas dan ditemani salah seorang staf sekolah hingga ambulans tiba. Ketika staf ambulans datang dan memberinya epifennya.
"Ia adalah penggemar sepak bola dan sering bermain sepak bola di taman. Itu adalah cara kecil kita untuk mengabiskan waktu bersama. Walau masih kecil, pola pikirnya sudah sangat dewasa, saat kami pergi berbelanja ia mengambil makanan yang ia sukai dan kemudian hal pertama yang ia lakukan adalah memeriksa kandungannya untuk melihat adakah bahan makanan yang bisa timbulkan alergi pada dirinya," kenang Tehseen, ayah dari Ishmaeel.
"Ketika ditanya apakah sekolah tersebut memiliki epipens, ia menjawab ya," terang sang ayah.
Baca juga: Alergi Makanan di Masa Kecil Bisa Sebabkan Anak Alami Kecemasan di Saat Remaja (lus/odi)