Ini Alasan China Mulai Menanam Anggur di Luar Angkasa

Ini Alasan China Mulai Menanam Anggur di Luar Angkasa

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Rabu, 28 Sep 2016 14:36 WIB
Foto: iStock/Decanter China
Jakarta - Produksi wine di China terhambat karena faktor cuaca. Menanam anggur di luar angkasa kabarnya bisa jadi solusi.

Wine kini bukan hanya minuman favorit warga Eropa. Sejak beberapa tahun terakhir, warga China mulai mengonsumsi wine dalam jumlah banyak. Pada tahun 2013 konsumsi red wine di sana mencapai lebih dari 1,8 miliar botol.

Dampaknya, kini China punya banyak perkebunan anggur. Dalam kurun waktu sekitar 14 tahun, sudah ada lebih dari 4.800 kilometer persegi lahan perkebunan anggur yang dibuka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sayangnya permasalahan cuaca menghambat produksi tanaman anggur di China. Kebun anggur di pedalaman Ningxia dan Xinjiang yang gersang, misalnya, membutuhkan varietas tanaman anggur yang tahan dari cuaca dingin, kekeringan, dan juga virus.

Penelitipun datang dengan solusi menanam tamanan anggur di luar angkasa. Dikabarkan Decanter China (20/9), negeri tirai bambu telah menerbangkan tanaman anggur Cabernet Sauvignon, Merlot and Pinot Noir vines ke luar angkasa.

Penerbangan dilakukan menggunakan roket Tiangong-2 pada 15 September 2016. Bertepatan dengan festival mid-autumn tahun ini.


Peneliti China berharap dengan menanam tanaman anggur di luar angkasa akan mencetuskan mutasi pada level genetis tanaman tersebut. Sehingga tanaman nantinya lebih tahan kondisi cuaca buruk yang melanda beberapa wilayah kebun anggur di China.

Kabarnya tanaman anggur tersebut dibawa dari pembibitan yang berbasis di wilayah Helan Mountain East, Ningxia. Kebun pembibitan ini merupakan milik Chengging Group yang mengimpor tanaman anggur dari Mercier Groupe di Prancis sejak tahun 2013.


Setelah perjalanan ke luar angkasa, tanaman anggur akan diteliti di pembibitan Ningxia. Chenggong Group berujar penelitian bertujuan membandingkan tanaman anggur tersebut dengan tanaman anggur pada kelompok kontrol. Sekaligus mencari tahu mutasi yang paling pas.

China National Space Administration melaporkan pada Oktober mendatang, China akan mengirim 2 astronot pria ke Tiangong-2. Mereka bertugas melakukan penelitian ilmiah selama 30 hari dengan menumpang penerbangan luar angkasa Shenzhou 11.

(adr/odi)

Hide Ads