Jika dilihat secara pengertiannya, jus merupakan cairan yang secara alami terdapat dalam buah-buahan atau sayuran. Selain menggunakan bahan alami, jus juga sering disajikan dalam kemasan dan ditambahkan dengan beberapa bahan tambahan seperti perisa dan juga pewarna.
Sedangkan smoothies adalah perpaduan antara sayur atau buah dan sering ditambahkan dengan bahan lain seperti air, es, pemanis dan beberapa produk olahan susu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua minuman ini sebaiknya dikonsumsi sesekali dan tidak boleh menggantikan porsi makan. Karena dengan hanya mengonsumsi jus atau smoothies si kecil tidak akan melakukan proses mengunyah secara efektif.
Dalam American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa mengunyan makanan dengan baik dan makan secara perlahan dapat membantu memproses zat makanan dalam usus untuk melepaskan kalori.
Mengunyah makanan juga melibatkan sejumlah proses kimia, bukan hanya memberikan rasa kenyang dan mengurangi asupan kalori. Tapi, ketika makanan masuk ke dalam mulut, semua organ tubuh juga akan mempersiapkan prosesnya masing-masing seperti mulut hingga usus.
Seperti yang dilansir dalam Food Network (30/07/15), cara terbaik untuk memberikan serat, vitamin dan juga mineral secara optimal adalah dengan memberikan si kecil buah-buahan segar agar dapat melatih proses mengunyah dengan baik.
Untuk mengurangi kebosanan mengonsumsi buah segar, Anda tetap dapat memberikan jus atau smoothies. Dengan cara membuat jus dari 100 persen buah-buahan asli tanpa penambahan pemanis yang berlebih. Pisang atau alpukat, yogurt dan susu bisa Anda tambahkan ke dalam smoothies agar lebih sehat dan kaya manfaat.
Hindari penggunaan gula pasir yang tinggi kalori. Sebaiknya campurkan buah-buahan manis seperti pisang atau pemanis alami seperti madu agar jus dan smoothies tidak menimbulkan obesitas.
(lus/odi)