Pemerintah kota Berkeley, California, sedang meninjau proposal untuk memasukkan masalah penerapan pajak soda pada pemungutan suara November mendatang. Langkah ini diambil setelah survei terhadap 500 orang menunjukkan bahwa mayoritas pemilih mendukung gerakan ini.
"Warga kami sangat terdidik soal isu ini. Mereka juga sangat mendukung langkah apapun yang dapat membantu memerangi diabetes sejak anak-anak serta penyakit lain yang serius, memakan banyak biaya, namun dapat dicegah," ujar Martin Bourque, Direktur Pusat Ekologi Berkeley, yang berkampanye memasukkan soal pajak soda di pemungutan suara mendatang.
Selain di Berkeley, langkah serupa juga sedang dipertimbangkan di San Fransisco.
Seperti diberitakan Reuters (10/06/2014), ahli kesehatan masyarakat di seluruh AS telah ramai meributkan cara mengurangi konsumsi minuman manis dan junk food. Namun, para pembuat undang-undang dan pemilih secara umum menentang penerapan pajak maupun peraturan lain.
Dua kota lain di California, yakni Richmond dan El Monte, dua tahun lalu gagal menjadi yang pertama di AS dalam menerapkan pajak satu penny per ounce (sekitar Rp 118 per 30 ml) di bisnis penjualan minuman manis. Langkah serupa juga gagal di Badan Legislatif California tahun lalu.
Pada akhir Mei, para pembuat undang-undang di Illinois menolak langkah menerapkan pajak pada soda. Selain itu, upaya mantan Walikota New York Michael Bloomberg melarang minuman manis ukuran besar juga terjegal keputusan hakim. Sementara itu, rancangan undang-undang (RUU) pemberian label peringatan di minuman manis lolos tahap senat California pada 29 Mei lalu.
Agar lolos, RUU Berkeley memerlukan dukungan dari dua per tiga pemilih. Anggota dewan kota sedang mempertimbangkan membuat draft untuk mendorong pemasukan dari pajak soda ke dana umum kota atau ke program kesehatan lokal.
Upaya untuk membatasi konsumsi minuman manis lewat pajak dan cara lain telah mendapat penolakan hebat dari industri makanan dan minuman AS. "Pajak adalah hal terakhir yang dibutuhkan bisnis dan keluarga di Berkeley," kata Roger Salazar, juru bicara CalBev yang mewakili perusahaan minuman di seluruh California.
Sebelumnya, peneliti dari University of Auckland dan University of Otago, Selandia Baru menemukan hubungan positif antara kenaikan harga soda dan junk food dengan penurunan konsumsi keduanya.
Di Inggris, penerapan pajak pada minuman soda terbukti efektif mengurangi angka obesitas. Langkah ini juga didukung PBB.
(fit/odi)