Ayam goreng biasa saja disukai hampir semua orang, apalagi ayam goreng tulang lunak yang semua bagiannya bisa dimakan. Tak perlu memisahkan daging dari tulangnya, langsung saja santap bersama nasi hangat, lalapan, dan sambal. Nyam, nyam... Sedap!
Jika ayam goreng biasa bertulang keras dan tak bisa dimakan, seperti namanya, tulang pada ayam goreng tulang lunak dapat dikonsumsi. Tulang dan sumsum adalah sumber kalsium dan zat besi, sehingga konsumsi ayam goreng tulang lunak diyakini baik untuk kesehatan tulang dan gigi.
Ayam goreng tulang lunak bukan berasal dari varietas ayam tertentu yang bertulang lembek. Tulangnya jadi mudah hancur, namun dagingnya tetap utuh dan lembut karena ayam dimasak dengan panci bertekanan (pressure cooker) yang populer dengan sebutan Presto, salah satu merk panci. Makanya, ayam goreng tulang lunak juga dikenal dengan sebutan ayam Presto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penjual ayam goreng tulang lunak cukup banyak, namun yang paling ternama dan punya cabang di mana-mana adalah Ayam Goreng Tulang Lunak (AGTL) Ny. Nani S., Ayam Presto Ny. Nita, dan Ayam Tulang Lunak Hayam Wuruk (HW). Detikfood mencoba mencicipi ayam goreng tulang lunak di ketiga restoran tersebut untuk membandingkan mana yang paling empuk dan enak.
Setengah ekor ayam goreng Ny. Nani dijual dengan harga Rp 29.500. Dada dan paha ayamnya dipotong rata seperti porsi individual. Keduanya digoreng dengan bumbu a la Jawa Tengah hingga berwarna cokelat gelap dan kulitnya renyah. Ukurannya yang besar menunjukkan bahwa yang digunakan adalah ayam negeri.
Setelah dikoyak, tampak daging empuknya yang berwarna putih. Bumbunya terasa kurang meresap ke dalam daging. Tulang kecilnya memang terasa garing, namun tulang besar seperti tulang paha tak semuanya lunak. Hanya bagian ujung-ujungnya yang bisa digigiti. Di situsnya, Ny. Nani mengklaim bahwa ayamnya tak dimasak dengan Presto, melainkan dengan acara alami yang dapat mengempukkan tulang ayam.
Tak lengkap rasanya menyantap ayam goreng tanpa sambal colek. Sambal bajak merah gelap dengan minyak hitam disajikan di piring. Rasanya sedikit manis dan tak pedas. Wah, bau terasi awet tertinggal di tangan! Ditambah nasi (Rp 4.000) dan lalap mentimun (Rp 2.000), perut jadi terasa sangat penuh.
Di resto Ny. Nita, setengah ekor ayam goreng dapat dinikmati dengan membayar Rp 34.545 (belum termasuk PPN 10%), sudah termasuk lalap mentimun dan kemangi yang diberikan lumayan royal.
Dada dan paha ayamnya menyatu dan melebar, tak dipotong terpisah seperti di Ny. Nani. Ditaburi banyak kremesan yang berwarna kuning, tampilan ayam goreng yang digoreng hingga kuning keemasan ini jadi mirip pisang goreng kipas.
Bumbunya yang asin terasa menyerap ke dalam dagingnya yang lembut, sedikit berminyak, dan kekuningan. Pas jika disantap dengan nasi putih (Rp 5.455, belum termasuk PPN 10%). Jika disuapkan ke mulut bersama kremesannya yang renyah, rasanya seperti menyantap fried chicken versi ayam kampung. Seluruh tulangnyapun mudah hancur saat dikunyah.
Sambalnya tersedia dalam mangkuk di setiap meja, bisa diambil sepuasnya. Warnanya merah gelap dan berminyak merah. Awalnya hanya terasa manis, namun lama-lama rasa pedasnya menyusul. Semakin sering dicocol dengan ayam, semakin lidah kepanasan. Bikin ketagihan!
Karena tak ada pilihan setengah ekor ayam, kami memesan ayam goreng dada dan paha (Rp 18.182/potong, belum termasuk PPN 10%) di restoran Hayam Wuruk. Harga ini sudah termasuk dua potong mentimun dan semangkuk kecil sambal.
Potongan ayam gorengnya tak pas dada dan paha. Satu potong berukuran sedang, sementara potongan lain lebih kecil. Permukaannya berwarna cokelat cerah dan digoreng sampai renyah. Makin renyah saat kremes putihnya yang tak pelit ditaburkan ikut disantap.
Berbeda dengan bagian luarnya yang kering renyah, daging di dalamnya lembut agak basah dan berwarna cokelat muda. Karena memakai ayam kampung, rasa gurih bercampur dengan bumbunya yang menyerap ke dalam daging. Semua tulangnyapun bisa dimakan sampai habis.
Colekan sambal gorengnya yang berminyak dan berwarna merah hanya meninggalkan sedikit rasa hangat di tenggorokan. Ditambah sepiring nasi putih (Rp 5.909, belum termasuk PPN 10%), ayam goreng ini jadi sajian lengkap untuk makan siang.
Jadi, dari ketiga ayam goreng tulang lunak tadi, mana yang paling enak? Ternyata, lidah kami paling cocok dengan ayam goreng presto Ny. Nita. Ayam dan sambalnya sama-sama sedap. Namun, kalau ingin porsi mengenyangkan dengan harga lebih terjangkau, Anda bisa mencoba buatan Ny. Nani. Wah, isi piring lenyap tak bersisa tanpa sampah tulang!
Ayam Goreng Tulang Lunak Ny. Nani S.
Jl. Margonda Raya No. 398
Depok
Telepon: 021-49554453 / 08129318846
Website: http://agtlnynani.com/
Ayam Presto Ny. Nita
Plaza De Lumina A 18, Taman Semanan Indah
Jakarta Barat
Telepon: 021-32100042 / 56197000
Website: http://www.ayampresto-nita.com/
Ayam Tulang Lunak Hayam Wuruk (HW)
Jl. Margonda Raya No. 324, Beji
Depok
Telepon: 021-78894141 / 78894040
Website: http://www.atl-hw.com/
(fit/odi)