Sirup merah banyak dikonsumsi saat ramadan, baik sebagai minuman maupun campuran aneka es. Dari 4 merek sirup merah asal daerah Indonesia, mana ya yang rasa manisnya paling pas dan disukai?
Sirup merupakan produk minuman populer di Indonesia. Terbuat dari campuran air dan gula, varian dan rasa sirup begitu beragam. Salah satu yang banyak digemari adalah sirup merah.
Selain sirup merah dari merek komersial, beberapa daerah di Indonesia juga memproduksi sirup khas berwarna merah. Sebut saja Sirup Kurnia dari Deli Serdang, Sirup Terong Belanda dari Berastagi, Sirup DHT asal Makassar, dan Sirup Tjampolay asal Cirebon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
detikfood menemukan 4 jenis sirup ini di supermarket di kawasan SCBD, Jakarta Selatan dan tertarik membandingkannya. Kami meminta 3 reporter detikcom untuk menjadi partisipan dalam menilai aroma hingga rasa 4 jenis sirup merah ini. Seperti apa ya penilaian mereka?
1. Sirup Kurnia (Rp 23.300)
![]() |
Sirup Kurnia merupakan produk sirup kebanggaan warga Sumatera Utara. Produksinya oleh PT. Kurnia Aneka Gemilang di Kabupaten Deli Serdang. Varian rasanya raspberry yang dibuat dari perisa sintetik raspberry.
Partisipan pertama, Bona, menilai sirup ini begitu wangi. "Kayaknya aku tahu ini apa karena khas banget. Ada aroma dan wangi bunga," katanya. Hal ini juga disetujui partisipan kedua, Tika. Ia menilai ada aroma bunga yang nikmat.
Soal rasa, menurut Bona, sirup ini malah terasa manis seperti vanilla. "Manisnya ninggal di mulut," sahut Tika. Sementara partisipan ketiga, Devi menilai sirup merah ini agaknya yang sering dipakai sebagai bahan es campur. "Warnanya paling cantik," ujar Devi menambahkan.
2. Sirup Pohon Pinang Terong Belanda (Rp 33.500)
![]() |
Dari Sumatera Utara juga ada sirup Pohon Pinang rasa Terong Belanda yang tersohor. Sirup ini dibuat dari sari terong belanda pilihan yang ditanam di Berastagi, Sumatera Utara.
Secara tampilan, warna sirup merah ini paling berbeda ketika dilarutkan karena agak sedikit oranye. "Baunya lebih fruity, mirip jeruk," tebak Tika soal komposisi sirup. Ia menilai aromanya wangi, tapi tidak sewangi Sirup Kurnia.
Soal rasa, ketiga partisipan sepakat menilai sirup ini tidak semanis Sirup Kurnia, tetapi berbeda dengan jejak asam. "Ini lebih ada asamnya sedikit," komentar Devi.
3. Sirup DHT Rasa Pisang Ambon (Rp 38.500)
![]() |
Berlanjut ke sirup merah asal Makassar, ada Sirup DHT Rasa Pisang Ambon yang tak kalah tersohor. Sirup ini dibuat dari ekstrak pisang ambon segar yang diproduksi di Makassar. Sirup ini sangat laris dikonsumsi warga lokal saat puasa dan lebaran.
Mengenai rasa, Bona menilai rasa manisnya lebih ringan dari dua sirup yang sudah dicoba sebelumnya. "Kayak ada rasa mirip kelapa ya," ujarnya. Sementara Tika berkomentar, "Aromanya nggak sekencang Sirup Kurnia. Manis, tapi manisnya ringan."
Devi pun setuju dengan pendapat Tika. Sirup ini dinilainya mirip Sirup Kurnia, tapi tidak semanis itu. Tak ada jejak rasa asam juga.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
4. Sirup Tjampolay Rozen Roos (Rp 38.500)
![]() |
Tjampolay merupakan sirup legendaris kebanggaan warga Cirebon yang sudah ada sejak 1936. Tjampolay hadir dalam berbagai rasa, termasuk Rozen Roos yang warnanya lebih ke pink.
Begitu mencium sirup ini, Bona menilai wanginya sangat mirip mawar. Sementara Tika mengaku tak suka aromanya. "Kayak artifisial banget," ujarnya. Pendapat serupa dilontarkan Devi yang mengatakan wangi sirup ini sangat tajam.
Pun untuk rasa, ketiganya menilai rasa sirup ini amat manis dan kurang enak karena bukan rasa yang mereka kenal. "Rasanya kayak nggak alami," komentar Devi.
5. Sirup merah selera partisipan
![]() |
Dari penilaian terhadap 4 jenis sirup merah, Bona dan Tika kompak menobatkan sirup 1 alias Sirup Kurnia sebagai pemenangnya. "Rasanya lebih pas untuk semua minuman atau dessert," katanya. Tika kemudian menambahkan kalau sirup 3 alias Sirup DHT Rasa Pisang Ambon juga enak. "Itu kayak versi lebih ringannya dari sirup 1," katanya.
Sementara Devi punya selera berbeda. Ia paling menyukai Sirup 2 alias Sirup Pohon Pinang Terong Belanda. "Karena ada rasa asam-asam segarnya," ujar Devi. Nah, bagaimana dengan kamu? Apakah kamu punya penilaian sama atau justru berbeda?