Camilan dari singkong selalu jadi favorit untuk buka puasa. Bahkan warga Nanggulan, Kulonprogo punya camilan ikonik ramadhan untuk berbuka puasa.
Di kawasan Jawa Tengah dan Yogyakarta dikenal banyak camilan atau jajanan tradisional yang terbuat dari ubi kayu atau singkong. Seperti getuk, sawut, lemet, singkong goreng hingga keripik singkong.
Di Nanggulan, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), ada camilan tradisional dari singkong bernama Srontol. Kudapan ini sangat populer di bulan ramadhan dan jadi buruan warga saat berbuka puasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kalau grontol merupakan camilan dari biji jagung kukus yang diaduk dengan kelapa parut. Maka srontol terbuat dari sari singkong atau ubi kayu yang diparut halus dan digoreng.
![]() |
Pembuatannya diawali dengan mengupas dan mencuci singkong hingga bersih. Singkong kemudian diparut dan diperas untuk menghilangkan airnya.
Singkong parut selanjutnya ditaburi bumbu dan garam, lalu dibentuk seperti bulatan sebesar kelereng. Proses terakhir menggoreng bulatan itu hingga berwarna kuning keemasan.
Camilan itu sudah ada sejak lama di Kulon Progo. Dan khusus untuk wilayah anggulan camilan yang gurih dan bertekstur lembut ini jadi menu favorit masyarakat di sana, terlebih saat memasuki bulan puasa. Karena itu di setiap Pasar Ramadan, srontol jadi salah satu produk yang paling laris.
![]() |
"Srontol jadi semacam menu wajib bagi masyarakat di sini, biasanya disantap dengan teh hangat," kata salah satu penjual Srontol, Tukijah saat ditemui di Pasar Ramadan Kauman, Nanggulan, Kamis (22/4/2021).
Tukijah mengatakan setiap harinya ia bisa menghabiskan hingga 20 kilogram singkong untuk dibuat srontol. Adapun srontol bikinan Tukijah dijual dengan harga Rp 2.000 per 15 butir srontol.
Salah satu pembeli, Sri Supartini mengaku hampir setiap hari selama bulan Ramadhan ini selalu membeli srontol sebagai menu berbuka. "kalau tidak ada srontol, rasanya kurang lengkap gitu," ujarnya.
Hal senada disampaikan pembeli lain, Putri. Baginya srontol seperti ketupat yang wajib ada saat perayaan Idul Fitri. "Udah kaya tradisi sih, dan rasanya juga enak jadi sering beli buat menu buka," kata Putri.
(raf/odi)