Memiliki bentuk yang lebih cantik dari wortel biasa, tapi banyak sisi gelap mengenai proses mendapatkan baby carrot. Begini faktanya!
Baby carrot atau bayi wortel pertama kali ditemukan oleh petani wortel asal California, Mike Yurosek. Ciptaannya tersebut membuat penampilan baby carrot jauh lebih menarik.
Karenanya, banyak restoran bintang lima yang lebih memilih menggunakan baby carrot untuk hidangan. Namun, belakangan ramai dibahas di TikTok bahwa baby carrot tidak seindah tampilannya.
Pasalnya proses mendapatkan baby carrot rupanya melewati beberapa tahap yang membuat baby carrot jadi berbahaya untuk dikonsumsi.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut 5 sisi gelap dari baby carrot.
1. Bukan 'Baby' Carrot Sesungguhnya
Dikutip dari Delish (09/03/23) baby carrot bukanlah 'baby' yang sesungguhnya. Faktanya, sebagian besar wortel yang dijual sebagai baby carrot hanyalah wortel biasa.
Wortel tersebut dipotong menjadi potongan yang lebih kecil, sehingga terlihat seperti baby carrot. Kemudian dipoles hingga ukurannya sama.
Meski begitu, ada juga sebagian baby carrot yang diproduksi dengan cara mencabut wortel yang masih kecil agar ukurannya tetap kecil, sehingga bisa disebut baby carrot.
2. Hanya untuk Kecantikan Semata
Baby carrot biasanya digunakan hanya untuk sebuah penampilan makanan. Karenanya sebuah industri pasti melakukan penyortiran untuk mendapatkan bentuk baby carrot yang sempurna.
Wortel yang terlalu gemuk atau kurang lurus dianggap tidak layak dan dibuang untuk dijadikan jus atau pakan ternak. Bahkan, ada industri yang sampai menggunakan zat kimia
Dikutip dari Food Network (23/06/23) zat kimia yang biasa digunakan adalah klorin. Wortel dicelupkan ke klorin untuk mendapatkan tekstur dan warna yang cantik.
(raf/odi)