Orang Jepang dikenal punya pola makan sehat yang membuatnya berumur panjang. Rupanya pola makan ini juga mampu mengurangi risiko penyakit hati berlemak.
Berbagai macam diet bisa dilakukan oleh mereka yang ingin memulai hidup sehat. Sebenarnya diet bukan hanya ditujukan untuk menurunkan berat badan semata, melainkan juga menjaga kesehatan tubuh.
Misalnya diet orang Jepang yang sering dikaitkan dengan kesehatan yang baik dan umur panjang. Mereka yang melakukan diet Jepang tidak hanya konsumsi makanan kaya rasa, tetapi juga mendapat manfaat mencegah risiko perlemakan hati.
Orang Jepang dikenal jarang alami penyakit hati berlemak atau perlemakan hati. Perlemakan hati (fatty liver) merupakan kondisi dimana terjadi penumpukan lemak berlebih di hati yang dapat menyebabkan peradangan dan jaringan yang tergores dalam hati.
Dalam hal ini, diet orang Jepang pun terbukti efektif mencegah dan mengobati perlemakan hati. Jika tertarik untuk mengikuti pola makan orang Jepang, bisa ikuti cara yang dirangkum healthshots.com (11/05) berikut:
1. Apa itu diet Jepang dan manfaatnya?
Menurut ahli gizi dari Rumah Sakit Fortis, Bengaluru, India, Shalini Arvind, diet Jepang menekankan keseimbangan, makan dengan penuh perhatian, dan fokus terhadap makanan utuh dan produk musiman. Prinsip ini yang sering diikuti oleh orang Jepang dan terbukti efektif mengurangi banyak risiko penyakit kronis, termasuk penyakit perlemakan hati.
Salah satu komponen pentingnya, konsumsi makanan nabati utuh. Arvind menjelaskan makanan yang dimaksud seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan yang mengandung banyak serat, antioksidan, dan fitonutrien lain yang dapat membantu mencegah peradangan dan kerusakan oksidatif pada hati.
Selain itu, ikan dan makanan laut juga bisa dikonsumsi karena mengandung asam lemak omega-3 yang tinggi. Kandungan tersebut memiliki efek anti-inflamasi dan pelindung jantung.
Keunikan lain dari diet orang Jepang adalah konsep 'hara hachi bu' mereka yang berarti 'makan hingga 80 persen kenyang.' Dengan konsep tersebut, bisa membantu mengurangi asupan kalori yang menyebabkan penurunan berat badan.
Praktik makan dengan fokus penuh ini membantu menghindari makan berlebih dan potensi kenaikan berat badan. Jenis makanan yang dikonsumsi juga mampu menghindari segala ketidaknyamanan yang dapat terjadi pada pencernaan.
Arvind mengungkap, sekalipun orang Jepang mengonsumsi makanan relatif tinggi karbohidrat, namun mereka punya tingkat obesitas rendah.
2. Kaitan diet Jepang dengan perlemakan hati
Dalam penyakit perlemakan hati, diet Jepang terbukti efektif mengurangi risikonya. Arvind menyarankan pembatasan asupan daging merah, makanan olahan, dan gula. Lebih baik untuk fokus terhadap makanan nabati utuh yang menyediakan nutrisi penting untuk hati agar berfungsi secara optimal dan mencegah kerusakan.
Penelitian terbaru yang diterbitkan Jurnal MDPI menemukan jika makanan orang Jepang yang kaya akan karbohidrat kompleks seperti nasi dan mie, memiliki indeks glikemik rendah. Berarti mereka dicerna dengan lambat dan menyebabkan pelepasan glukosa secara bertahap ke aliran darah. Namun kondisi tersebut membantu menstabilkan kadar gula darah yang dapat mengurangi risiko perlemakan hati.
Sementara studi cross sectional menyelidiki hubungan pola diet, massa otot, dan tingkat keparahan fibrosis hati pada pasien dengan kondisi NAFLD (Nonalcoholic fatty liver disease). Mereka menemukan pola makan orang Jepang dikaitkan dengan tingkat keparahan fibrosis hati pada pasien Jepang dengan kondisi NAFLD.
Studi itu mengungkap jika konsumsi lebih banyak kedelai atau makanan olahan kedelai, ikan, dan rumput laut sebagai bagian dari pola makan Jepang dikaitkan dengan kemungkinan penurunan fibrosis lebih lanjut.
Makanan yang disarankan dalam melakukan diet Jepang bisa dilihat pada halaman selanjutnya!
Simak Video "Inspirasi Menu Diet Sehat yang Tak Bikin Bosan"
(aqr/adr)