Keluhan darah tinggi jika tak cepat diatasi menjadi penyakit yang berbahaya. Tujuh pola makan ini direkomendasi oleh ahli untuk rutin dijalani agar tekanan darah terkendali.
Tekanan darah tinggi menjadi penyakit yang banyak diwaspadai oleh orang dewasa. Pasalnya tekanan darah cukup sulit dikendalikan terlebih ketika menjalani pola makan yang tak cukup sehat.
Cukup sulit untuk menjaga agar tekanan darah tetap stabil, tidak terlalu tinggi dan tidak menjadi rendah. Para ahli kesehatan dan ahli gizi menyarankan untuk secara rutin menerapkan pola makan yang sehat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 5 Kesalahan Meracik yang Bikin Teh Jadi Minuman Tak Sehat
Berikut ini 7 pola makan yang disarankan untuk penderita darah tinggi menurut Eating Well (27/12):
![]() |
1. Perbanyak konsumsi makanan utuh
Makanan utuh atau makanan alami begitu disarankan oleh para ahli untuk rutin dikonsumsi. Makanan utuh yang dimaksud ini adalah seperti buah-buahan, sayur-sayuran hingga biji-bijian utuh.
Hal ini dibutuhkan untuk melengkapi kebutuhan tubuh akan serat sehingga kesehatan metabolisme akan terjaga. Setelah metabolisme terjaga dengan baik dampaknya peredaran darah akan lebih lancar.
2. Pilih bahan makanan tanpa lemak
Konsumsi makanan sehat menjadi kunci utama untuk menjaga keseimbangan dan kestabilan tekanan darah. Menurunkan konsumsi makanan dengan kadar lemak yang tinggi diakui menjadi cara untuk mendapatkan berbagai macam kesehatan untuk tubuh.
Hal ini diakibatkan oleh konsumsi lemak yang berlebihan akan membuat lemak-lemak tersebut mengendap di dalam tubuh. Efeknya lemak yang menggumpal akan menyumbat saluran peredaran darah dan memicu tekanan darah menjadi melonjak.
Baca juga: 5 Tips Mudah Jaga Berat Badan Setelah Berhasil Diet
3. Batasi konsumsi daging
Bukan hanya daging merah, ternyata untuk penderita darah tinggi hampir semua jenis daging harus dibatasi konsumsinya. Termasuk daging putih dan unggas seperti ayam, bebek atau bahkan ikan.
Bukan berarti tidak boleh dikonsumsi, hanya saja harus dipertimbangkan lebih baik lagi sebelum mengonsumsinya. Setidaknya batasi konsumsi daging-dagingan paling banyak dua porsi dalam sehari.
4. Batasi makanan tinggi lemak jenuh
Bukan hanya harus meningkatkan konsumsi lemak sehat tetapi menekan asupan lemak jenuh juga perlu diperhatikan. Lemak jenuh sangat berbahaya untuk memicu penyumbatan dalam aliran darah.
Lemak jenuh seperti lemak trans bahkan juga diketahui sangat berbahaya bagi kesehatan kardiovaskular. Lemak jenuh yang mengendap dalam aliran darah tidak membutuhkan waktu yang lama untuk memicu tekanan darah tinggi.
5. Kurangi asupan gula dan pemanis
![]() |
Bukan hanya melalui penambahan gula pada minuman, banyak sekali gula yang berhasil masuk ke dalam tubuh secara 'tersembunyi'. Banyak yang tidak mengetahui bahwa makanan juga menjadi faktor kelebihan asupan gula harian seseorang.
Konsumsi terlalu banyak makanan manis hingga penambahan gula dalam berbagai jenis masakan juga sangat berpengaruh pada batasan harian konsumsi gula yang diperbolehkan. Jangan terlalu fokus untuk mengganti gula biasa menjadi gula diet, jika tak ingin mengalami lonjakan tekanan darah tinggi sebaiknya tekan konsumsi gula dalam bentuk apapun.
6. Hindari konsumsi alkohol
Beberapa ahli kesehatan dan ahli gizi mengatakan bahwa alkohol masih memiliki manfaat sehat. Nyatanya lebih banyak manfaat buruk yang diberikan oleh alkohol pada tubuh. Salah satunya adalah memicu tekanan darah tinggi.
Alkohol mampu mempersempit pembuluh darah yang akhirnya akan merusak sistem peredaran aliran darah. Manfaat alkohol yang digadang-gadang mampu membantu memperlebar pembuluh darah hanya bisa didapatkan jika dikonsumsi dalam jumlah yang sedikit.
7. Batasi konsumsi garam
Seperti yang banyak diketahui, garam atau sodium memang menjadi pemicu yang paling cepat bagi darah tinggi. Para ahli kesehatan dan ahli gizi sangat menyarankan untuk membatasi asupan garam selain konsumsi gula untuk menjaga kesehatan tubuh dalam jangka panjang.
Adapun batas asupan garam harian yang diperbolehkan ada pada kadar 2,3 gram per hari. Mengurangi konsumsi makanan kemasan, meminimalisir penggunaan garam pada masakan rumahan, hingga menghindari makanan yang diawetkan menjadi cara terbaik untuk menekan asupan garam harian.
Baca juga: 6 Menu Diet untuk Membentuk Otot ala Atlet UFC Conor McGregor
(dfl/adr)