5 Pola Makan untuk Cegah Obesitas dan Jaga Tubuh Tetap Sehat

5 Pola Makan untuk Cegah Obesitas dan Jaga Tubuh Tetap Sehat

Diah Afrilian - detikFood
Kamis, 19 Agu 2021 06:00 WIB
ilustrasi obesitas
Foto: thinkstock
Jakarta -

Obesitas atau berat badan berlebih memberikan dampak yang buruk untuk kesehatan tubuh. Para ahli kesehatan menyarankan lima pola makan ini untuk mencegah obesitas.

Obesitas atau kelebihan berat badan menjadi salah satu masalah di seluruh dunia yang masih sulit diatasi. Bahkan pada saat pandemi dan pemberlakuan lockdown, data terkait peningkatan obesitas atau berat badan berlebih dilaporkan oleh Better cenderung.

"Diet berkualitas tinggi akan hampir secara otomatis merujuk pada pengendalian kalori yang lebih baik, kamu akan makan makanan dengan tingkat kekenyangan yang lebih tinggi," kata Jo Ann Manson, selaku profesor pengobatan di Harvard Medical School.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mengatasi obesitas dan penumpukan kalori yang menumpuk akhir-akhir ini sebenarnya bisa diatasi jika ingin diperbaiki. Para ahli kesehatan menyarankan langkah-langkah efektif yang bisa dilakukan di rumah untuk mulai mengatasi berat badan yang berlebihan dan mencegah obesitas.

Berikut ini 5 pola makan untuk cegah obesitas menurut Eat This, Not That (15/8):

ilustrasi anak obesitasFoto: thinkstock

1. Perhatikan Metabolisme

"Salah satu cara mencegah obesitas adalah memperbaiki metabolisme agar lebih cepat, metabolisme yang cenderung lambat dapat menambahkan berat
badan dalam waktu cepat," kata Kirsten Davidson selaku profesor dan dekan riset di Boston College.

ADVERTISEMENT

Menyesuaikan konsumsi kalori dengan kecepatan metabolisme tubuh sangat diperlukan untuk mengendalikan dan mencegah penumpukan kalori di dalam
tubuh. Selalu berpatok pada 100 hingga 200 kalori jika kamu memiliki metabolisme yang cenderung lambat.

Selain itu, untuk mempercepat metabolisme kamu juga bisa mulai mengubah pola makan dan gaya hidup menjadi lebih sehat. Salah satunya melalui teknik mindfull eating dimana kamu harus membangun emosi dan fokus terhadap makanan yang kamu konsumsi.

Baca juga: Hari Obesitas Sedunia 2021, Ini 5 Pola Makan untuk Cegah Obesitas

2. Jangan Sampai Tubuh Kelaparan

Seperti yang didiskusikan oleh para ahli, banyak sekali ditemukan pelaku diet yang frutasi. Walaupun telah menghabiskan waktu berjam-jam di atas treadmill dan memangkas asupan kalori, tetapi banyak dari mereka yang tak kunjung berhasil menurunkan berat badan.

Ternyata hal ini berkaitan dengan pola makan yang masih kurang tepat sehingga membuat metabolisme tidak bekerja dengan sempurna. Makan lebih sedikit tetapi lebih sering justru dikatakan oleh para ahli menjadi cara cerdas untuk membuat metabolisme tetap bekerja.

Saat metabolisme bekerja maka akan ada lemak tubuh yang terbakar sebagai energi yang digunakan untuk melangsungkan proses metabolisme. Sedangkan para pelaku diet banyak yang mengurangi waktu makan dan membuat metabolisme berhenti yang efeknya menyebabkan penumpukan
kalori dan tidak membakar sebagian cadangan lemak tubuh.

3. Konsumsi Makanan yang Bernutrisi dan Mengenyangkan

ilustrasi obesitasFoto: thinkstock

"Tumbuhan yang berkualitas tinggi adalah sesuatu yang disukai pelaku diet Mediterania, yang artinya meningkatkan konsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, ikan dan minyak zaitun sementara mengurangi konsumsi daging merah, daging olahan hingga makanan olahan," kata Manson.

Menurut para ahli kesehatan, diet Mediterania menjadi pola diet yang paling baik karena mampu menyeimbangkan nutrisi antara hewani dan nabati. Pelaku diet Mediterania juga diketahui mendapatkan asupan nutrisi yang paling baik dibandingkan dengan jenis diet lainnya.

Fokus padaasupan nutrisi dan mengurangi makanan tinggi kalori menjadi cara terbaik untuk mencegah penumpukan kalori di dalam tubuh. Salah satu cara mencegah penumpukan kalori ini juga bisa dilakukan dengan mengonsumsi kacang-kacangan sebagai pengganti camilan sehingga asupan kalori tidak berlebih dan tubuh mendapatkan makanan yang lebih padat nutrisi.

4. Ganti Camilan jadi Lebih Sehat

Mengganti camilan menjadi yang lebih sehat seperti buah-buahan dan sayuran sangat disarankan oleh ahli kesehatan untuk mengendalikan kalori di dalam tubuh. Konsumsi sayuran dan buah-buahan non-pati sebagai camilan menjadi alternatif untuk mengurangi konsumsi fruktosa.

Mengganti camilan yang lebih sehat juga terbukti dapat memberikan rasa kenyang yang lebih baik karena tidak menimbulkan lonjakan gula darah. Lonjakan gula darah ini menjadi efek samping dari tumpukan kalori yang juga dialami oleh banyak penderita obesitas yang mampu meningkatkan risiko penyakit kronis dan berbahaya. Salah satunya gangguan pada kardiovaskuler.

Manson juga menyarankan sayuran-sayuran seperti brokoli agar selalu ditambahkan sebagai bahan makanan pelengkap pada piring makan atau berbagai campuran lainnya. Selain itu coba untuk mengubah camilan menjadi seperti yogurt, buah-buahan rendah fruktosa seperti apel, pir, strawberry maupun buah beri-berian lainnya.

5. Seimbangkan Kalori yang Masuk

obesitasFoto: iStock

Setelah makan makanan dan menumpuk kalori di dalam tubuh, hal terpenting lainnya adalah membakar kalori yang masuk. Menambahkan jadwal olahraga di tengah diet sehat yang mulai dilakukan juga penting untuk dilakukan.

"Olahraga ringan dapat membantu meningkatkan massa otot yang menjadi cara untuk memperbaiki kualitas metabolisme. Olahraga ringan juga sangat baik untuk kesehatan seperti kesehatan tulang, kepadatan tulang dan massa otot yang lebih baik untuk meminimalisir risiko diabetes tipe 2," kata Manson.

Makan makanan yang sehat dan teratur bukan berarti kamu tidak lagi membutuhkan olahraga ringan. Justru olahraga ringan menjadi kunci untuk menyeimbangkan tumpukan kalori dari sisa-sisa makanan yang sebelumnya.

Baca juga: Berat Badan Ratusan Kilo, Ini 5 Kisah Penderita Obesitas dan Pola Makannya

Halaman 2 dari 3
(dfl/adr)

Hide Ads