Diet defisit kalori banyak dipilih untuk menurunkan berat badan. Sebelum menjalaninya, kenali dulu aturan diet defisit kalori plus pilihan menunya.
Pola diet untuk menurunkan berat badan ada banyak jenisnya, termasuk diet defisit kalori yang disebut sebagai salah satu diet aman. Sesuai namanya, diet ini mengharuskan pelakunya mencapai kondisi defisit kalori.
Harapannya, kondisi defisit kalori yang dipertahankan bisa menghasilkan penurunan berat badan yang bertahan lama. Diet ini bisa dilakukan dengan langkah awal menghitung kebutuhan kalori harian.
Lalu bagaimana dengan aturan dalam diet ini? Seperti apa pilihan menu terbaiknya? Berikut detikfood merangkum fakta seputar diet defisit kalori dari Healthline (30/7):
1. Apa itu kalori?
Kalori adalah unit energi yang kamu dapatkan dari konsumsi makanan dan minuman. Ketika kamu mengonsumsi lebih sedikit kalori dari yang kamu bakar, maka kamu mencapai kondisi defisit kalori.
Kalori yang kamu bakar setiap hari disebut sebagai "pengeluaran kalori" yang mencakup 3 komponen berikut:
a. Resting energy expenditure (REE) mengacu pada kalori yang digunakan tubuh saat istirahat untuk menjaga fungsi-fungsi tubuh tetap normal.
b. Efek termis dari makanan, melibatkan kalori yang dikeluarkan tubuh untuk mencerna, menyerap, dan memetabolisme makanan.
c. Pengeluaran energi aktivitas yang berarti kalori yang kamu keluarkan selama olahraga dan aktivitas terkait non olahraga. Misalnya saat gelisah atau melakukan pekerjaan rumah tangga.
Saat kamu memasok tubuh dengan lebih sedikit kalori dari yang dibutuhkan untuk tiga komponen di atas, maka tubuh kamu berada dalam kondisi defisit kalori. Melakukan hal ini secara konsisten dalam jangka waktu panjang bisa menghasilkan penurunan berat badan.
2. Menghitung kebutuhan kalori
![]() |
Bagi sebagian besar orang, defisit kalori sebanyak 500 kkal per hari sudah cukup untuk menurunkan berat badan dan tidak secara signifikan memengaruhi rasa lapar atau kadar energi.
Lalu untuk menghitung secara tepat kebutuhan kalori harian yang dibutuhkan, kamu perlu menggunakan kalkulator kalori. Penghitungannya didasarkan pada beragam faktor seperti berat badan, jenis kelamin, umur, tinggi badan, dan tingkat aktivitas fisik.
Cara lainnya adalah dengan menggunakan aplikasi tracking kalori. Pantau terus kebutuhan kalori dan berat badan harian selama sekitar 10 hari.