Telur setengah matang jadi menu favorit banyak orang, namun waspadai konsumsinya karena ada risiko kesehatan yang mengintai. Begini kata pakar.
Jadi makanan favorit di dunia, telur diolah menjadi beragam sajian. Kebanyakan berupa telur matang seperti telur rebus, telur orak-arik, omelette, dan banyak lainnya.
Tapi tak sedikit orang yang menggemari konsumsi telur mentah atau telur setengah matang. Di Indonesia, telur mentah bahkan jamak ditambahkan pada jamu untuk racikan minuman kesehatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu tada juga olahan telur setengah matang yang populer. Telur ini disukai karena teksturnya masih basah dan creamy. Biasanya telur setengah matang ditambahkan sedikit garam dan merica.
![]() |
Di balik rasanya yang lezat, konsumsi telur mentah dan telur setengah matang ternyata memiliki risiko kesehatan. Times of India (9/6) menyebut dua jenis telur ini mungkin terkontaminasi bakteri salmonella.
Penyebabnya bisa karena induk ayam terserang bakteri ini atau karena ayam ditetaskan di tempat yang jorok. Risiko kontaminasi salmonella bisa dihindari dengan memasak telur karena bakteri ini tidak tahan panas.
Baca Juga: Berikan Telur Mentah Pada Bayi, Ibu Ini Dihujat Netizen
Jika salmonella terpapar pada makanan yang kita konsumsi, dampaknya adalah keracunan makanan, gangguan pencernaan, diare, kram perut, hingga demam. Meski dari sisi nutrisi, telur mentah atau setengah matang, memiliki kalori dan lemak yang lebih sedikit dibanding telur rebus.
Risiko lain dari konsumsi telur mentah dan telur setengah matang adalah kekurangan biotin (vitamin B larut air). Telur sendiri merupakan sumber biotin yang baik dan putih telur mentah mengandung protein avidin.
![]() |
Avidin bersifat menghalangi penyerapan biotin di saluran pencernaan, namun hal ini hanya akan terjadi ketika seseorang makan telur mentah atau telur setengah matang dalam jumlah sangat banyak.
Keunggulan lain dari telur mentah dan telur setengah matang adalah kandungan nutrisinya yang lebih terjaga. Sebab pakar kesehatan menyebut telur matang memiliki senyawa glycotoxins yang bisa meningkatkan risiko diabetes dan penyakit kronis lain.
Baca Juga: Makan Telur Mentah Bikin Pria Berotot dan Berstamina, Mitos atau Fakta?
Ada cara untuk meminimalisir risiko kesehatan yang mungkin timbul dari konsumsi telur mentah atau telur setengah matang. Pertama, hindari beli telur yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa.
Kedua, hindari gunakan telur yang sudah retak atau kotor. Terakhir, selalu simpan telur di kulkas untuk meminimalisir risiko terpapar bakteri salmonella.
![]() |
Perlu diperhatikan, konsumsi telur mentah dan telur setengah matang ini benar-benar harus dihindari lansia, bayi, dan ibu hamil. Pasalnya mereka memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap paparan bakteri salmonella, terutama bayi yang sistem kekebalan tubuhnya masih berkembang.
Meghan selaku Associate Food Editor di Amerika Serikat merekomendasikan agar bayi di atas 6 bulan diberikan telur rebus yang sudah dihaluskan. Lalu untuk anak-anak di atas 3 tahun sudah mulai boleh diberikan telur rebus. Supaya lebih aman, bisa mengonsumsi telur yang sudah dipasteurisasi.
Baca Juga: Apakah Telur Setengah Matang Aman untuk Diberikan pada Anak?