Diet Mediterania populer sebagai pola diet menyehatkan. Kini muncul versi baru, diet Mediterania "hijau" yang disebut lebih sehat.
Sejak lama para pakar kesehatan dan ahli gizi menyebut diet Mediterania sebagai salah satu pola diet tersehat untuk dijalani. Pasalnya diet ini merekomendasikan asupan banyak bahan nabati, ikan, dan minyak zaitun.
Diet Mediterania terinspirasi dari pola makan masyarakat di wilayah Mediterania seperti Yunani, Italia, dan Spanyol. Mengenai manfaatnya untuk kesehatan, diet Mediterania bisa mencegah serangan jantung, diabetes tipe 2, hingga kematian dini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah penelitian baru yang dipublikasikan online di jurnal Heart mengungkap adanya jenis diet Mediterania baru. Namanya diet Mediterania "hijau" yang merekomendasikan lebih banyak asupan sayuran hijau.
Penelitian dilakukan pada 294 orang
![]() |
Dikutip dari Healthline (28/12), peneliti mengungkap orang yang mengonsumsi lebih banyak protein nabati dan lebih sedikit daging merah maupun unggas, mengalami peningkatan kesehatan kardiovaskular dan metabolik.
Penelitian ini dilakukan secara acak terhadap 294 partisipan yang merupakan orang dewasa dalam kategori obesitas sedang. Pola aktivitas mereka juga termasuk yang tidak begitu aktif.
Kebanyakan partisipan adalah laki-laki dengan usia rata-rata 51 tahun. Partisipan dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama menerima panduan untuk melakukan lebih banyak aktivitas fisik sekaligus panduan dasar mengenai pola diet sehat.
Kelompok kedua menerima panduan aktivitas fisik yang sama, ditambah saran untuk mengikuti pembatasan asupan kalori dengan mengikuti diet Mediterania tradisional.
Menu makanan mereka rendah karbohidrat simpel, namun banyak sayuran. Kemudian mereka juga mengonsumsi ikan dan unggas sebagai pengganti daging merah.
Kelompok ketiga menerima semua panduan yang sudah diberikan di atas, ditambah 3-4 cangkir teh hijau dan 28 gram kacang kenari per hari.
Menu mereka juga termasuk 100 gram Wolffia globosa beku yang merupakan sumber protein nabati. Wolffia globosa menggantikan protein shake yang biasanya terbuat dari protein hewani.
Hasil penelitian menjanjikan
Penulis penelitian mengungkap hasil penelitian yang menjanjikan. Mereka mengatakan membatasi asupan daging merah dibarengi dengan peningkatan konsumsi makanan nabati dan makanan tinggi protein berdampak baik pada keadaan kardiometabolik, bahkan lebih.
Pola makan ini juga disebut bisa mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, di luar efek menguntungkan lain dari diet tradisional Mediterania.
Untuk kelompok kedua dan ketiga, partisipan di dalamnya mengalami penurunan berat badan paling banyak. Total untuk kelompok kedua adalah 5,4 kg dan yang ketiga 6,2 kg. Hal ini terjadi dalam waktu 6 bulan.
Begitupun dengan lingkar pinggang partisipan. Mereka yang ada di kelompok ketiga alias kelompok diet Mediterania "hijau" mengalami penurunan 8,6 cm. Sedangkan partisipan di kelompok kedua yaitu kelompok diet Mediterania "tradisional" hanya 6,8 cm.
Lebih jauh lagi, partisipan yang mengikuti diet Mediterania, baik "hijau" maupun "tradisional", memiliki kadar kolesterol baik yang lebih tinggi. Mereka juga menunjukkan peningkatan dalam segi kesehatan insulin hingga tekanan darah.
Baca Juga: Mau Jalani Diet Mediterania? Kenali Dulu 7 Konsep Dasarnya
Alasan diet Mediterania "hijau" baik untuk kesehatan
![]() |
Ahli gizi Andy De Santis mengungkap alasan ilmiah di balik kenapa diet Mediterania baik untuk kesehatan. Faktor utamanya adalah karena kandungan polifenol yang banyak terdapat pada bahan nabati.
"Polifenol sangat terkenal karena sifat anti-inflamasi dan antioksidannya yang kuat, dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa polifenol mungkin juga memiliki efek 'prebiotik' di usus kita, di mana mereka bertindak sebagai sumber makanan bagi bakteri usus yang sehat," kata Andy De Santis.
Mengenai diet Mediterania "hijau" yang lebih sehat lagi, ia mengatakan hal ini karena ketiadaan asupan daging merah. "Diet Mediterania "hijau" muncul dengan mengenyampingkan asupan daging merah sama sekali dan mendorong konsumsi protein hewani lain dan protein nabati untuk menggantikannya," katanya.
Andy De Santis melanjutkan, "Ini termasuk daging merah olahan seperti salami dan sosis, yang merupakan jenis daging merah yang terkait dengan dampak buruk untuk kesehatan karena tinggi sodium, bahan pengawet, dan lemak jenuh."
Hal senada juga diungkap ahli gizi Kristin Kirkpatrick. Ia menilai diet Mediterania "hijau" tidak seperti diet Mediterania "tradisional" yang masih membolehkan asupan protein hewani. "Yang ini lebih seperti pendekatan vegetarian yang ketat," ujarnya.
Makanan yang sebaiknya diasup
Pada diet Mediterania "hijau", pelakunya perlu mengasup banyak polifenol dan protein nabati sehari-hari. Semua itu berasal dari sayuran, buah, kacang-kacangan, biji-bijian, teh, gandum utuh, dan wine.
Kirkpatrick juga merekomendasikan asupan kedelai dari tempe dan tahu. Juga kacang-kacangan, lentil, dan spirulina.
"Kita membutuhkan asupan makanan ini karena protein berperan penting untuk kesehatan tubuh, termasuk menjaga kesehatan otot, menyediakan sumber energi, dan memelihara kesehatan sel," pungkasnya.
Baca Juga: 5 Menu Sarapan Sehat yang Bisa Dicontek dari Diet Mediterania