Idul Adha kerap disalahartikan banyak orang sebagai momen 'balas dendam' melahap olahan serba kambing dan sapi. Mulai dari sop, gulai, tongseng, hingga sate. Kondisi ini bisa berakhir membuat berat badan hingga kadar kolesterol naik dalam waktu singkat.
Ahli gizi Dr Tan Shot Yen berbagi tips penting soal menyantap hidangan Idul Adha. Mulai dari kalori masing-masing daging kambing dan sapi hingga olahan yang paling sehat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
1. Kalori daging kambing dan sapi
"Kalau kita lagi mau ngurangin berat badan atau mau "sehat", yang kalorinya paling sedikit itu daging kambing dibanding daging sapi," ujar Dr Tan pada detikFood (9/8). Ia menjelaskan 100 gram daging kambing hanya mengandung 149 kkal dengan lemak 9,2 gram. Sementara per 100 gram daging sapi kalorinya 201 kkal dengan lemak 14 gram.
Namun soal zat besi yang baik untuk ibu hamil dan anak kecil tumbuh kembang, tak ada yang mengalahkan daging sapi. "100 gram daging sapi itu mengandung 2,8 gram zat besi, beda dengan kambing yang hanya 1 gram saja," kata wanita yang mengambil pendidikan S3 Gizi Komunitas ini.
2. Mitos daging kambing picu kenaikkan kolesterol
Konsumsi daging kambing disebut-sebut tidak baik bagi tubuh karena menaikkan kadar kolesterol jahat. Dr Tan mengatakan anggapan ini tidak sepenuhnya tepat. Ia mengatakan, "Sebenarnya prinsipnya semua makhluk yang punya hati, punya liver, termasuk kita manusia, kita juga mampu membuat kolesterol. Karena kolesterol dibuatnya dalam hati. Jadi mau daging sapi atau kambing, sama aja. Ayam juga punya hati, jadi ada kolesterolnya juga."
Yang perlu diperhatikan adalah cara mengolahnya. "Tinggal masalahnya kita makannya seperti apa, diolahnya bagaimana. Memilih, mengolah, dan meracik itu penting," lanjut Dr Tan. Ia menekankan gulai sangat tidak disarankan karena otomatis menambahkan kalori dan lemak akibat adanya santan. "Mau diganti susu sama saja (tidak berpengaruh)," lanjut Dr Tan. Gulai yang dipanaskan berulang juga memicu kenaikkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.
Baca Juga: Apa Benar Makan Daging Kambing Picu Kolesterol Naik?
![]() |
3. Tips mengolah daging kurban
Ahli gizi yang aktif mengedukasi masyarakat ini menambahkan, "Kalau dapat daging kurban dibagi-bagi, gulai 1/3, sate 1/3, sop 1/3. Paling aman kalau kita mengolah kambing itu dibikin sop. Kenapa? Sop kambing itu 1 mangkok lengkap, daun bawang, selederi, tomat, cuma punya 68 kkal."
Disusul peringkat kedua soto Bandung yang lengkap pakai lobak, daun bawang, dan sebagainya mengandung 84 kkal. "Tempat ketiga soto Madura, 120 kkal. Yang tinggi itu sop buntut dan sop konro, kurang lebih 140 kkal per 1 mangkuk. Yang paling heboh gulai kambing. 1 mangkok gulai kambing mengandung 252 kkal," jelas Dr Tan.
4. Bahaya terlalu banyak makan sate
Dr Tan berujar, "Problem dengan sate adalah, kalau sate kita panaskan langsung di atas api, menghasilkan zat baru bernama akrilamida dan polisiklik hidrokarbon. Persenyawaan yang mempunyai risiko sebabkan kanker termasuk kanker usus besar. Tapi memang paparannya harus banyak dan sering, kalau cuma 1-2 kali yaudahlah ya. Tapi tolong batasi."
Ia menekankan kalau sudah terlalu sering makan sate, lebih baik mengolah daging kambing atau sapi jadi sup saja.
![]() |
5. Ganti nasi dengan sumber karbohidrat lain
Walau nasi putih hangat memang jadi jodoh pas untuk sate, sop, hingga gulai, jangan kalap mengambilnya dalam jumlah banyak. "Usahakan jangan nasi putih, bisa diganti nasi merah atau pakai singkong. Jagung dan kentang juga bisa. Kalau kita bikin sop kambing, ada kentang, nah kentangnya bisa dianggap sumber karbohidrat. Begitu triknya," tambah Dr Tan.
Selain itu, perhatikan cara memasak daging kurban. Buang bagian berlemak pada daging kambing yang bernama lanolin. "Sebelum dimasak, gajih-gaji disesetin, dibuang. Cara ini meminimalisir asupan kalori sekaligus mengurangi bau," pungkas Dr Tan.
Baca Juga: Ini Tips Menangani dan Bumbui Daging Sapi dan Kambing dari Chef
(adr/odi)