Sarapan 90 Menit Lebih Lambat Terbukti Bantu Turunkan Berat Badan

Sarapan 90 Menit Lebih Lambat Terbukti Bantu Turunkan Berat Badan

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Jumat, 31 Agu 2018 07:17 WIB
Foto: iStock
Jakarta - Bukan rahasia jika sarapan bantu turunkan berat badan. Memilih sarapan 90 menit lebih lambat diungkap peneliti juga bantu usaha diet.

Sebuah penelitian terbaru soal sarapan baru saja dilakukan di The University of Surrey. Dikutip dari Metro (30/8), peneliti mengungkap seseorang yang menunda sarapannya 90 menit dari waktu normal dan makan malam lebih cepat bisa menurunkan lemak tubuh lebih cepat.

Dalam penelitian, peneliti meminta partisipan untuk makan sesuai jadwal terbatas, sebuah bentuk puasa intermittent, selama 10 minggu. Peneliti kemudian melihat dampak dari perubahan waktu makan harian, komposisi tubuh dan tanda risiko darah pada pasien diabetes dan penyakit jantung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sarapan 90 Menit Lebih Lambat Terbukti Bantu Turunkan Berat BadanFoto: iStock

Baca Juga: Teh hingga Kopi, Mana yang Lebih Sehat Untuk Sarapan?

Ada dua kelompok dalam penelitian yaitu mereka yang sarapan 90 menit lebih lambat dari waktu biasa dan 90 menit lebih awal. Sementara kelompok kontrol diminta makan sesuai jam biasanya.

Partisipan juga diminta sampel darahnya dan pola makan harian sebelum dan selama penelitian berlangsung. Setelah selesai, mereka memberi tanggapan.

Untuk menu makanan, partisipan bebas melahap apa saja sehingga peneliti bisa menilai jenis diet tersebut bisa diikuti setiap hari oleh siapa pun.

Hasilnya, peneliti The University of Surrey menemukan mereka yang mengubah waktu makannya rata-rata kehilangan lebih dari 2 kali lipat lemak tubuh, dibanding mereka yang makan sarapan di jam normal.

Sarapan 90 Menit Lebih Lambat Terbukti Bantu Turunkan Berat BadanFoto: iStock

Meski tidak ada batasan soal jenis makanan yang dikonsumsi, peneliti menemukan mereka yang mengubah waktu makannya ternyata makan lebih sedikit dibandiing partisipan di kelompok kontrol.

Peneliti mencatat perubahan waktu sarapan lebih lambat membuat partisipan mungkin kehilangan selera makannya, kehilangan kesempatan makan dan tidak ngemil terutama di sore hari.

Meski begitu penelitian ini masih dalam lingkup kecil sehingga peneliti perlu melakukan yang lebih besar lagi. Tujuannya guna melihat apakah pemberian makan dalam waktu terbatas bisa memberi manfaat kesehatan.

"Saat ini kami menggunakan temuan awal untuk merancang penelitian yang lebih besar dan komprehensif dari makan dalam waktu terbatas," ujar pemimpin penelitian, Dr Jonathan Johnston.

Baca Juga: Buah Segar Baik Dikonsumsi Saat Sarapan, Ini 10 Alasan Sehatnya (adr/adr)

Hide Ads