Takeaway sering dikaitkan dengan makanan fast food atau cepat saji. Tentulah makanan ini tinggi akan kalori dan juga minim vitamin dan serat. Dalam penelitian yang dilakukan pada anak usia 9 dan 10 tahun, anak-anak diusia ini paling sering konsumsi fast food.
Baca juga: Porsi Makan Kecil Bisa Bantu Cegah Obesitas Pada Anak
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada orang dewasa, konsumsi rutin makanan takeaway dikaitkan dengan risiko obesitas, penyakit jantung korener dan diabetes tipe 2 yang lebih tinggi. Namun sedikit yang tahu bagaimana dampaknya terhadap kesehatan anak. "Oleh karena itu, kami ingin melihat seberapa banyak makanan yang dikonsumsi anak-anak yang mereka bawa pulang dan bagaimana dampaknya," jelasnya.
Para peneliti menganalisis data dari Child and Health Study di Inggris meneliti faktor risiko potensial untuk penyakit jantung dan diabetes pada pra pemaja. Peserta tersebut sekitar 2.000 anak berusia 9 tahun dan 10 tahun di 85 Sekolah Dasar di tiga kota yaitu London, Birmingham dan Leicester.
![]() |
Sekitar seperempat anak mengatakan bahwa mereka tidak pernah atau jarang konsumsi makanan takeaway dan hampir setengahnya mengatakan konsumsi kurang dari sekali dalam seminggu. Lebih dari satu kuartal mengatakan bahwa mereka memakan makanan jenis ini setidaknya sekali seminggu.
Anak laki-laki sering menjadi konsumen makanan takeaway dibandingkan dengan anak perempuan. Tim peneliti menggunakan respons diet anak-anak untuk menghitung jumlah kalori dan asupan nutrisi. Di antara konsumen makanan takeaway, makanan yang dimakan lebih tinggi kalori dan lemak. Sedangkan asupan protein, pati, vitamin C, zat besi, kalsium dan folat lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak yang tidak konsumsi makanan ini.
Peneliti juga mengukur tinggi badan, berat badan, lingkar pinggang, ketebalan lipatan kulit dan komposisi lemak tubuh. Selain itu, mereka juga mengukur tekanan darah dan mengambil sampel darah untuk kadar kolesterol. Tidak ada perbedaan tekanan darah, akan tetapi ketebalan lipatan kulit, komposisi lemak tubuh dan lemak darah seperti LDL cenderung tinggi pada konsumen yang sering membawa pulang makanannya.
"Anak-anak makan lebih banyak makanan takeaway memiliki kolesterol total dan kolesterol LDL serta lemak tubuh yang tinggi," kata Donin.
Baca juga: Obesitas Anak Usia Sekolah di China Meningkat
"Kebanyakan orang yang memesan takeaway ini membeli makanan cepat saji yang tinggi sodium, lemak dan kalori," ujar Sandra Arevalo, ahli gizi dari New York.
![]() |
Misalnya, hummus, wortel dan biskuit untuk makan siang atau sandwich tuna atau kalkun dengan selada dan tomat. Telur adalah sumber protein yang sangat baik dan bisa dipadukan dengan bayam, tomat dan roti panggang.
Baca juga: Terlalu Sering Makan Fast Food? Ini 4 Bahaya yang Mengintai Si Kecil
(dvs/lus)