Terlalu Sering Makan Fast Food? Ini 4 Bahaya yang Mengintai Si Kecil

Terlalu Sering Makan Fast Food? Ini 4 Bahaya yang Mengintai Si Kecil

Lusiana Mustinda - detikFood
Jumat, 14 Okt 2016 19:05 WIB
Terlalu Sering Makan Fast Food? Ini 4 Bahaya yang Mengintai Si Kecil
Foto: iStock
Jakarta - Makanan manis dan gurih disukai anak. Tapi jika dikonsumsi berlebihan tentu dapat berefek negatif, terutama pada anak.

Dilansir dalam The Morning Sun (10/13), studi menemukan bahwa 25 persen orang Amerika mengonsumsi makanan cepat saji setiap hari dan anak-anak Amerika usia 6 sampai 14 tahun memakannya 157 juta makanan cepat saji makanan setiap bulan.

The U.S Centers for Disease Control and Prevention bahwa hampir 34 persen anak-anak dan remaja usia 2-19 tahun konsumsi makanan cepat saji setiap hari, tetapi banyak orang yang tidak menyadari efek jangka panjang pada anak-anak.

1. Obesitas

Foto: iStock
Menurut Academy of Child and Adolescent Psychiatry, sekitar 12,7 juta atau 17 persen dari anak-anak dan remaja di Amerika Serikat mengalami obesitas. Makanan cepat saji mengandung tinggi kalori, lemak jenuh, sodium dan gula. Semua bahan ini merupakan bahan utama dari epidemi ini. Kandungan pati yang tinggi dalam makanan cepat saji menyebabkan si kecil makan berlebihan.

Berat berlebihan pada anak-anak dapat menyebabkan kondisi kronis seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi dan tingginya kadar kolesterol saat dewasa dan kebiasaan makan yang buruk.

2. Kinerja akademik

Foto: iStock
Bahkan konsumsi banyak makanan cepat saji mempengaruhi kinerja akademik anak. Makanan tinggi gula membuat lonjakan gula darah diikuti dengan kelelahan. Deplesi energi ini membuat anak-anak sulit berkonsentrasi dalam waktu yang lama.

Dalam sebuah studi dari 12.000 anak-anak kelas lima, peneliti menemukan bahwa anak-anak yang makan makanan cepat saji 4-6 kali seminggu diuji secara signifikan lebih rendah pada tes matematika dan membaca dibandingkan dengan anak yang tidak mengonsumsinya.

3. Depresi

Foto: iStock
Diet buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan energi dan serotonin yang sebabkan suasana hati senang. Buah dan sayur juga mengandung bitamin, mineral dan antioksidan yang baik untuk kesehatan si kecil. Sedangkan makanan cepat saji umumnya rendah vitamin dan mineral.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Public Health Journal menetapkan bahwa orang-orang dengan diet tinggi makanan olahan, 51 persen lebih mungkin untuk menderita depresi. Untuk anak yang alami kelebihan berat badan, depresi dapat diperburuk oleh citra tubuh yang buruk di kalangan teman-temannya.

4. Kondisi Kronis

Foto: iStock
Sebuah survei dari 500.000 anak-anak dari 31 negara usia 6-7 tahun dan 13-14 tahun menunjukkan anak-anak yang makan makanan cepat saji tiga kali seminggu atau lebih meningkatkan risiko asma, eksim dan rhinitis (peradangan dan hidung tersumbat). Dalam beberapa kasus, peneliti mencatat kenaikan 39 persen dalam risiko asma berat untuk remaja dan 27 persen untuk anak-anak muda.

Penelitian lebih lanjut menegaskan bahwa tiga atau lebih porsi buah setiap hari untuk mengurangi risiko bahaya tersebut.

Jika Anda ingin memberikan makanan cepat saji, Anda bisa memilih jenis makanan yang lebih sehat seperti berikut ini.

1. Cobalah ganti kentang goreng dengan salad.
2. Ayam panggang mejadi alternatif pilihan yang bisa jadi pengganti nugget.
3. Ganti soda dengan susu rendah lemak.
4. Sajikan dengan porsi yang sesuai, tidak terlalu besar. Karena jika besar, tentu kalorinyapun lebih tinggi.
5. Hindari penggunaan saus seperti mayonnaise berlebihan yang dapat menambah kalori, lemak dan gula.
Halaman 2 dari 5
(lus/odi)

Hide Ads