×
Ad

5 Hidangan Babi Khas Adat Ini Jadi Simbol Kebersamaan dan Warisan Budaya

Riska Fitria - detikFood
Kamis, 06 Nov 2025 17:30 WIB
Foto: Getty Images/iStockphoto/Maximilianus Priambono
Jakarta -

Meskipun konsumsinya tak umum, beberapa daerah di Indonesia ada yang sudah erat dengan olahan babi. Bahkan olahan tersebut menjadi bagian dari acara adat yang punya folosofi.

Di berbagai adat Nusantara, makanan bukan sekadar santapan. Setiap hidangan punya makna, filosofi, dan jadi simbol kebersamaan. Olahan babi jadi salah satu sajian yang kerap hadir di momen adat tertentu.

Dari ritual hingga pesta, kehadirannya punya nilai simbolis yang dalam. Penggunaan rempah dan teknik memasak olahan babi ini bahkan mewakili tradisi, leluhur, dan komunitas adat.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut 5 olahan babi khas Nusantara yang disajikan dalam acara adat:

1. Babi Bakar Batu

bakar batu di Papua. Foto: istimewa

Babi Bakar Batu adalah makanan tradisional khas Papua. Sesuai dengan namanya, olahan babi ini selalu disajikan saat masyarakat melakukan tradisi bakar batu atau masak bersama-sama.

Pada momen bakar batu, babi disusun bersama umbi‑umbian di atas batu panas. Setiap lapisan tersebut menggambarkan hubungan manusia dengan alam dan komunitasnya.

Proses yang panjang dan komunal itu menjadi acara sosial. Semua orang ikut membantu, berbagi tugas, berbagi hasil, dan menikmati bersama olahan babi yang gurih dan smoky.

2. Harinake

Kepulauan Nias terkenal dengan hidangan olahan babi yang disebut harinake. Umumnya, harinake dihidangkan sebagai penghormatan kecil saat kunjungan pertama pasangan setelah pernikahan.

Penyajian tipis‑tipis dan potongan kecil menunjukkan rasa hormat, bukan sembarangan suguhan. Rasanya ringan, tapi tetap punya karakter.

Hal tersebut menggambarkan sikap sopan dan kehormatan terhadap keluarga mertua dan tamu. Ketika harinake muncul di meja, itu bukan hanya soal rasa, melainkan tentang hubungan sosial yang dirawat dengan lembut dan penuh tata krama.



Simak Video "Video: Rendang akan Diusulkan ke UNESCO"


(raf/adr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork