×
Ad

Pencinta Kopi Wajib Tahu, Ini 5 Alasan Harus Kurangi Konsumsi Krimer

Diah Afrilian - detikFood
Kamis, 25 Sep 2025 05:00 WIB
Foto: Getty Images/iStockphoto/PJjaruwan
Jakarta -

Hati-hati menambahkan krimer ke dalam kopi karena bisa jadi berbahaya. Ada kandungan pemanis dan bahan kimia yang berdampak buruk bagi kesehatan. Begini kata ahli.

Sebagian orang menikmati kopi bukan hanya karena rasanya yang kuat, melainkan juga berkat konsistensi creamy dari penambahan pemanis dan krimer.

Namun kopi yang telah dicampur dengan banyak pemanis dan bahan tambahan lain ternyata tak terlalu disarankan. Kopi yang dikonsumsi murni memiliki kandungan kafein dan antioksidan yang baik untuk kesehatan.

Tren es kopi susu gula aren misalnya, sebenarnya tak terlalu disarankan pakar kesehatan sebab banyaknya campuran di dalamnya. Bahkan konsumsi kopi dengan campuran krimer yang terlalu sering disarankan untuk mulai dikurangi.

Baca juga: Intip Serunya Keseharian Chef Pribadi di Klub Manchester United

Berikut ini 5 alasan harus mengurangi krimer dalam kopi, dilansir dari Delish:

Faktanya krimer yang kerap ditambahkan pada kopi tidak mengandung krim sama sekali. Foto: Getty Images/iStockphoto/PJjaruwan

1. Tidak Mengandung Krim

Walaupun bernama krimer, faktanya krimer tidak mengandung krim di dalamnya. Krimer terbuat dari elemen nabati yang memiliki fungsi untuk mengentalkan larutan campurannya saja.

Sementara di dalamnya justru terkandung gula dalam bentuk sirup. Konsistensinya yang dibuat menyerupai krim sehingga disebut sebagai krimer.

Kombinasi antara sirup jagung, air, dan hidrogenasi minyak sayur yang membuat krimer dapat mengentalkan campuran kopi. Kombinasi bahan-bahan tersebut yang juga menciptakan rasa milky ketika dicampur dengan susu.

2. Penuh Bahan Kimia

Alasan krimer ditambahkan ke kopi adalah berkat konsistensi creamy yang dihadirkan. Tetapi krimer adalah elemen nabati, sehingga perlu bahan kimia untuk membantu pengentalan.

Penambahan bahan pengental dalam krimer berasal dari racikan bahan kimia. Seperti carrageenan dan cellulose gum yang awam digunakan untuk campuran bahan makanan.

Begitu juga penambahan pengawet seperti BHA dan BHT. Jika dikonsumsi terlalu sering, komponen ini dapat memicu inflamasi, gangguan pencernaan, bahkan berpotensi mengganggu organ reproduksi.



Simak Video "Video: Sensasi Nyeduh Kopi Langsung dari Kebun di Puncak Gunung Muria"


(dfl/adr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork