Dari ribuan makanan yang disebut enak di Indonesia, ada makanan yang juga memiliki rating rendah di TasteAtlas. Lima makanan ini disebut paling tidak enak.
TasteAtlas merupakan situs kuliner global yang kerap mengkurasi kuliner di berbagai negara. Salah satu yang paling sering dibahas oleh situs ini adalah keberagaman kuliner Indonesia.
Mulai dari kuliner Indonesia yang paling enak, jajanan kaki lima di Indonesia, restoran legendaris di Indonesia, sampai ada juga daftar makanan paling tidak enak di Indonesia versi TasteAtlas (29/07/2025).
Berikut lima makanan yang dipilih paling tidak enak oleh TasteAtlas karena beragam alasan:
1. Tinutuan
Tinutuan merupakan bubur khas Manado, Sulawesi Utara, yang dikenal mengenyangkan dan punya rasa gurih alami dari penggunaan sayuran. Makanan ini kerap disajikan sebagai menu sarapan dan menjadi favorit banyak orang di wilayah tersebut.
Tidak seperti bubur nasi polos yang umum di wilayah lain, tinutuan memadukan beragam bahan seperti nasi, jagung, labu, daun gedi, dan kangkung. Hasilnya bubur yang kental, bernutrisi tinggi, serta mencerminkan perpaduan antara budaya dan kuliner yang enak.
Sayangnya makanan ini menempati posisi pertama sebagai makanan paling tidak enak di Indonesia. TasteAtlas hanya memberikan rating 2,4. Salah satunya karena kombinasi rasa kompleks yang mungkin terlalu kuat bagi selera sebagian orang.
2. Paniki
Paniki adalah salah satu kuliner tradisional khas Minahasa, Sulawesi Utara yang menggunakan daging kelelawar sebagai bahan utama. Meski terdengar ekstrem bagi sebagian orang, paniki sudah lama menjadi bagian dari kebudayaan kuliner masyarakat setempat.
Proses memasaknya dimulai dengan membakar kelelawar untuk menghilangkan bulu-bulunya, lalu dibersihkan, dipotong-potong, dan direbus. Setelah itu, dagingnya dimasak bersama santan, daun kari, serai, bawang putih, jahe, bawang merah, serta daun bawang. Cita rasanya kaya rempah dan beraroma kuat.
Makanan ini menempati posisi kedua sebagai makanan paling tidak enak di Indonesia. Rating dari TasteAtlas hanya 2,4 sama seperti tinutuan. Salah satunya karena makanan ini menggunakan daging kelelawar yang tak umum dikonsumsi.
3. Lawar
Berasal dari Bali, lawar adalah hidangan bercita rasa kompleks yang menjadi bagian penting dari berbagai upacara adat maupun santapan sehari-hari. Makanan ini merupakan campuran sayuran yang dicincang halus, kelapa parut, rempah-rempah, dan daging cincang seperti ayam atau babi.
Dalam beberapa versi, darah segar dari hewan yang dimasak juga ditambahkan untuk memperdalam rasa dan memberikan warna serta keautentikan pada hidangan.
Nama "lawar" dipercaya berasal dari kata dalam bahasa Bali yang berarti "dicincang halus," sesuai dengan teknik persiapannya yang menekankan keseragaman tekstur dan keseimbangan rasa. TasteAtlas memberi rating 2,9 untuk makanan ini. Salah satunya karena penggunaan darah hewan dalam beberapa jenis lawar tertentu.
Simak Video "Potensi Besar Kuliner Indonesia Masuk Pasar Internasional "
(sob/adr)