Bukan pakai kayu bakar, orang Bangladesh punya cara masak tradisional yang berbeda. Mereka menggunakan kotoran sapi sebagai bahan bakarnya.
Memasak tradisional di Indonesia biasanya menggunakan tungku dengan bahan bakar berupa kayu bakar. Cara memasak tersebut punya banyak kelebihannya.
Mulai dari mempertahankan lebih banyak nutrisi pada makanan, memberikan aroma yang khas, dan panas yang dihasilkan juga lebih merata dan konsisten.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun berbeda dengan cara orang Bangladesh ketika masak tradisional. Mereka juga menggunakan tungku, tetapi mereka menggunakan kotoran sapi sebagai bahan bakarnya.
![]() |
Seperti yang dibagikan oleh wanita asal Indonesia yang tinggal di Bangladesh bersama keluarga suaminya melalui video TikTok @zhara8702 (02/02/25).
Dalam videonya ia memperlihatkan ibu mertuanya yang sedang sibuk menjemur kotoran sapi di dinding rumahnya. Kotoran sapi itu dibentuk pipih dan bundar.
"Hai teman-teman, saya akan membagikan pengalaman saya selama berada di Bangladesh. Itu ibu mertua saya sedang mencetak kotoran sapi," tuturnya dalam video yang dikonfirmasi detikFood (17/02/25).
Ia menjelaskan bahwa mayoritas masyarakat di tempat tinggalnya memang menggunakan kotoran sapi sebagai pengganti kayu bakar.
![]() |
Terlihat di dalam videonya, semua rumah tetangganya juga selalu ada kotoran sapi yang dikeringkan. Kotoran sapi tersebut biasa dikenal sebagai cow dung cake.
Bahkan kotoran sapi itu sampai dijual di supermarket New Jersey dengan harga Rp 42.000. Selain di Bangladesh, kotoran sapi ini juga berguna di India.
Dikutip dari Vice (21/11/19) sapi merupakan hewan suci bagi umat Hindu, yang mana umat Hindu merupakan mayoritas di India dan Bangladesh.
Kotoran sapi tersebut sering dijadikan kebutuhan sehari-hari. Misalnya urine sapi yang dipercaya dapat menghapus dosa. Sementara kotoran sapi dijadikan sebagai bahan bakar gas alami untuk memasak atau upacara keagamaan.
Namun, biogas ini bisa menghasilkan emisi berbahaya dan dapat menyebabkan keracunan arsenik. Karenanya pegiat lingkungan meminta masyarakat agar tidak membakar kotoran sapi.
(raf/odi)