Pelanggan ini rugi karena pesanan makan online seharga Rp 453 ribu miliknya tidak pernah ia terima. Setelah diusut, rupanya restoran burger itu tidak pernah ada.
Aplikasi ojek online memudahkan banyak orang untuk pesan makanan dimana saja dan kapan saja.
Meskipun begitu, pengalaman pesan makan lewat online tidak selamanya berjalan baik. Beberapa masalah kerap muncul terkait dengan restoran, aplikasi, maupun sopir pengantar makanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkadang, ada yang pesanannya tidak sesuai, pesanannya tumpah di jalan, atau bahkan pesanan makan mereka tidak pernah sampai di tangan padahal sudah bayar penuh.
Masalah-masalah seperti inilah akhirnya membuat pelanggan geram. Selain rugi waktu, pelanggan juga rugi dalam hal materi. Kejadian seperti itu sempat dialami oleh pria Amerika.
Tom Power pesan makan lewat aplikasi Uber Eats di restoran Dushka Burger yang jika dilihat di aplikasi, lokasi restorannya terletak di at 580 Yates St, Amerika Serikat, lapor cbc.ca (17-01-2025).
Namun, setelah tiga jam menunggu, pesanan burger miliknya tidak sampai-sampai. Pria itu juga sudah menghubungi pihak restoran burger maupun Uber Eats.
Saat membuat laporan ke Uber Eats, pihak aplikasi ini justru meminta agar Tom menunggu. Sebab, di aplikasi sudah ada tanda kalau pesanan burgernya sedang diantar. Padahal, menurut Tom pesanan itu tidak pernah sampai ke tangannya.
"Saya tidak mendapat notifikasi, tidak ada nomor untuk pesanan saya, tidak ada hal semacam itu," pungkasnya.
![]() |
Setelah ditelusuri rupanya tidak ada restoran Dushka Burger di lokasi 580 Yates St. Pihak Uber Eats juga menemukan aktivitas penipuan di tempat tersebut, sehingga pihak Uber Eats menutup akun Dushka Burger di aplikasi.
Masih penasaran dengan apa terjadi, CBC mulai mencari akun lain yang berpotensi mencurigakan di sekitar daerah tersebut. Mereka menemukan salah satu restoran burger juga terdaftar di alamat terdekat, tetapi Uber Eats juga telah menutup akun itu.
Merasakan pengalaman buruk, Tom memperingati banyak orang untuk ekstra hati-hati saat memesan makanan lewat online dan selalu waspada terhadap tanda bahaya.
Ia juga kecewa dengan aplikasi Uber Eats lantaran tidak bisa memberi bantuan yang sesuai. Ketika diminta bantuan, pihak Uber Eats justru menyuruh Tom untuk menghubungi Dushka Burger secara langsung.
"Mengapa Uber Eats menyuruh saya untuk melakukan itu jika mereka belum melakukannya sendiri?" ujarnya kesal.
Menurut laporan CBC News, pihak Uber Eats mengungkap bahwa ada beberapa persyaratan agar sebuah restoran bisa terdaftar di aplikasi. Mulai dari menyediakan lisensi bisnis, informasi rekening bank, dan detail toko.
Pihak Uber Eats membantu memastikan dan memverifikasi semua persyaratan untuk meminimalkan aktivitas penipuan. Sayangnya, masih ada yang melakukan tindakan kriminal tersebut.
![]() |
Setelah ditelusuri lebih dalam lagi, rupanya Holmes Burgers, restoran burger lain yang lokasinya tidak jauh Dushka Burger juga bukan sebuah restoran, melainkan toko baju Adventure Clothing.
Holmes Burgers juga tidak memiliki ulasan apa pun di Uber Eats, dan menunya mengandung banyak kesalahan ejaan.
Mengetahui pesanannya berasal dari restoran palsu, Tom berusaha mengumpulkan bukti pembayaran untuk meminta pengembalian dana.
Akhirnya pria ini mendapat pengembalian dana sebesar $27.95 (Rp 453.000) sesuai dengan harga tagihan makannya. Sayangnya, ia tidak mendapat pengembalian dana untuk uang tip sebesar $5.84 (Rp 70.222) yang ia berikan ke sopir Uber Eats.
(aqr/adr)