Dikenal sejak 1978, kopi saring memiliki keistimewaan tersendiri. Mulai dari proses sangrai hingga menyeduhnya dilakukan secara tradisional.
Sebagai negara penghasil kopi terbesar, Indonesia memiliki racikan kopi yang autentik di setiap daerahnya. Jika di Yogyakarta ada kopi joss, maka di Mojokerto ada kopi saring.
Mengikuti namanya, kopi saring memang diseduh dengan cara disaring. Kopi saring ini dipopulerkan oleh kedai kopi Mbok Tajem. Kedai kopi tersebut sudah berdiri sejak tahun 1978.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lokasinya ada di Dusun Brejelkidul, Desa Pucuk, Kecamatan Dawarblandong, Mojokerto, Jawa Timur. Kedai kopi ini masih eksis dan sudah berganti generasi.
1. Resep turun temurun
![]() |
Namun, ciri khas kopi saring yang autentik masih konsisten. Maka tak heran jika kedai kopi ini menjadi langganan masyarakat lokal dan destinasi bagi pelancong.
Dikutip dari Instagram @aslimojokertocom (08/01/24) Mbok Tajem sendiri sudah meninggal. Kini, kedainya diteruskan oleh anak kedua mendiang yang akrab disapa Mbok Tum.
Mbok Tum mengatakan bahwa ia masih mempertahankan resep turun temurun dari sang legenda. Inilah kunci dari hasil seduhan kopi yang punya karakteristik unik.
2. Kopi disangrai pakai kayu bakar
Ciri khas kopi saring adalah cara pengolahannya yang masih tradisional. Dimulai dari proses sangrai yang menggunakan alat penggorengan dan kayu bakar.
Cara sangrai seperti ini tergolong sulit, karena mengeluarkan suhu panas yang berlebih. Namun, ini dilakukan guna mempertahankan cita rasa yang khas sejak dulu.
"Meskipun harus menahan panas, tapi inilah yang membuat rasa kopinya lebih pekat dibandingkan dengan penggorengan modern yang menggunakan mesin atau LPG," tutur Mbok Tum.
Fakta menarik tentang kopi saring ada di halaman selanjutnya.
3. Kopinya diaduk 60 kali
![]() |
Proses sangrai yang menggunakan kayu bakar itu menghasilkan aroma khas yang tidak ditemukan di racikan kopi lainnya. Setelah disangrai, biji kopi ditumbuk menggunakan alu.
Kemudian, kopi akan berubah menjadi bubuk yang halus untuk selanjutnya diseduh menggunakan air panas. Lalu, kopinya diaduk sebanyak 60 kali mengikuti arah berlawanan jarum jam.
Konon, cara mengaduk tersebut dapat memberikan karakteristik rasa tersendiri.
4. Kopinya disaring
Setelah diaduk, ada yang menarik lagi dari proses pembuatan kopi ini. Seduhan kopinya lebih dulu disaring sebelum disajikan ke pembeli.
Proses seduh inilah yang menjadi cikal bakal nama kopi saring. Cara ini menghasilkan tekstur kopi yang lebih halus tanpa menyisakan ampas kopi.
Semua proses pembuatan kopi tadi dapat disaksikan langsung oleh pengujung. Kedainya tak pernah sepi pelanggan, dalam sehari bisa menghabiskan 50 kilogram biji kopi dan 10 kg gula.
5. Menjadi ikon dan tradisi
![]() |
Karena proses pembuatan yang unik membuat kopi saring menjadi ikon kuliner dan tradisi Mojokerto. Seduhannya tak hanya sekadar kopi, tetapi juga memberikan pengalaman yang berbeda.
Di kedai kopi ini, pengunjung tidak hanya bisa menikmati kopi, tetapi juga sambil ngemil gorengan. Mulai dari tahu, tempe, hingga pisang goreng tersedia sebagai teman ngopi.
Harga seduhan kopinya juga terjangkau. Segelas kopinya dibanderol Rp 3.000 untuk ukuran besar dan Rp 2.000 untuk ukuran yang kecil.
Simak Video "Kedai Kopi M. Aboe Thalib Tabanan Suguhkan Kopi Saring-Susu Sejak 1940"
[Gambas:Video 20detik]
(raf/odi)