Soy sauce atau kerap disebut kecap asin menjadi bumbu utama masakan Jepang dan China. Namun, apakah kedua masakan ini pakai jenis soy sauce yang sama?
Masakan di setiap negara pasti punya ciri khas bumbu sendiri. Jika di Indonesia lebih terkenal dengan bumbu rempah-rempahnya, maka di Jepang dan China lebih terkenal dengan penggunaan soy sauce.
Soy Sauce merupakan saus atau kecap berwarna hitam kecoklatan dengan tekstur kental hingga cair. Masakan Jepang dan China mungkin sering dianggap menggunakan jenis soy sauce yang sama.
Meskipun sekilas tampilannya serupa, tetapi bahan-bahan dasar yang digunakan sebenarnya berbeda. Hal ini menghasilkan rasa unik yang berbeda juga.
Sama seperti produk wine, soy sauce yang umurnya sudah lama biasanya punya harga lebih mahal daripada yang diproduksi massal. Sebab, proses penuaan ini akan menghasilkan rasa lebih kuat. Dalam beberapa resep, rasa kuat itulah yang dibutuhkan.
Untuk mengetahui perbedaannya simak penjelasan berikut, seperti dilansir dari thedaillymeal.com (25/02).
1. Asal usul soy sauce China
Konon akar kecap berasal dari saus yang disebut 'Jan' di China Kuno. Awalnya saus itu dibuat dari mengawetkan beberapa bahan mentah dengan garam.
Ada juga varietas berdasarkan buah-buahan, sayur-sayuran, rumput laut, daging, ikan, dan biji-bijian. Jenis biji-bijian yang digunakan, seperti beras, gandum, dan kedelai.
Biji-bijian tersebut yang diduga menjadi pola bahan dasar dari kecap.
Secara lebih sederhana, bisa dikatakan versi kecap tradisional asal China adalah kedelai yang difermentasi. Sehingga menghasilkan rasa yang kuat dan asin.
2 Asal usul soy sauce Jepang
Soy sauce asal China itu kemudian sampai ke Jepang. Tidak jelas kapan datangnya, tetapi awal mula masuk ke Jepang dikenal dengan sebutan 'hishio'.
Melansir soysauce.or.jp, dalam istilah modern, 'hishio' merupakan jenis saus yang berada di tengah-tengah antara kecap manis dan pasta miso.
Metode pembuatan kecap yang konon lahir di Kishu Yuasa terus berkembang setelahnya. Sekitar tahun 1580, kecap Tamari yang dianggap sebagai penjual kecap Jepang pertama mulai menjual kecap dan pasta miso.
Menurut sebuah catatan, tahun 1588, sekitar 18.000 liter kecap Tamari dikirim ke Kishu dan Osaka. Ini menjadi bukti jika kecap telah menjadi bagian sehari-hari masyarakat di Osaka.
Pada zaman Edo, kecap semakin menyebar di Jepang. Ditambah kecap dengan rasa kuat sesuai selera warga Edo mulai diproduksi.
Pusat pembuatan kecap yang berkembang pesat saat itu ada di kota Noda dan Choshi di prefektur Chiba. Lokasinya ada di dataran luas Kanto, tempat ditanamnya kacang kedelai dan gandum.
Tanah subur di sana akhirnya membuat prefektur tersebut menjadi pusat produksi kecap di Kanto. Sampai saat ini pun masih menjadi daerah produksi soy sauce terbesar di Jepang.
Penyebaran soy sauce Jepang di ranah internasional juga mulai ada pada zaman Edo. Jepang saat itu berada dalam masa isolasi nasional. Namun, perdagangan antara Jepang dan Belanda tetap diperbolehkan.
Kapal Belanda dan kapal China mulai membawa kecap Jepang ke daratan China, tepatnya di wilayah Asia Tenggara sampai ke Belanda. Kecap yang dikenal rasanya gurih ini pun diekspor ke beberapa negara. Sampai akhirnya digandrungi masyarakat seluruh dunia.
Perbedaan rasa dan bahan soy sauce Jepang dan China bisa dilihat pada halaman selanjutnya!
Simak Video "Asyik! Makan Disini Cuma Rp 6.000 Per-porsi"
(aqr/adr)