Banyak jajanan khas Pontianak yang merupakan hasil adaptasi dengan budaya China. Baik jajanan manis maupun gurih. Seperti choipan hingga lek tau san.
Di Pontianak, ibukota Kalimantan Barat banyak jejak budaya China ditemukan. Berawal ketika para pedagang dari China berlayar ke Nusantara, kemudian berlabuh di Pontianak.
Lalu, mereka menetap dan populasinya terus bertambah. Kemudian muncul istilah distrik China di Pontianak. Dengan berkembangnya etnis China di Pontianak adaptasi dengan budaya lokal.
Dikutip dari GNFI (28/09/20) kebanyakan makanan China di Pontianak merupakan khas Tiociu dan Hakka, kelompok China suku Han seperti tokoh Cheng Ho yang populer. Karena itu jajanan khas Pontianak berbeda dengan Jawa.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut 5 jajanan khas Pontianak yang dipengaruhi Hakka.
1. Chai Kwe
Chai kwe biasa disebut juga sebagai choipan yang berasal dari bahasa Hakka. 'Choi' artinya sayur dan 'pan' artinya kue. Jajanan yang satu ini mirip dumpling.
Kulitnya terbuat dari adonan tepung beras dan tepung sagu yang diuleni hingga kalis. Kulitnya tipis sehingga mudah robek. Untuk isiannya berupa sayuran tumis.
Mulai dari kucai, bengkoang, talas, rebung, kemudian ditambah ebi dan daun bawang. Setelah isian terbungkus dengan kulit, lalu dikukus hingga matang. Choipan biasa disajikan dengan siraman sambal cuka dan bawang putih.
2. Lek Tau Suan
Lek tau suan merupakan jajanan akulturasi China di Pontianak yang mirip bubur kacang hijau. Namun, kacang hijau yang digunakan di sini kulitnya dikupas.
Kemudian, kacang hijau tersebut disangrai dengan mencampurkan gula. Untuk menyangrainya menggunakan api kecil. Kuliner yang satu ini juga disajikan dengan kuah.
Bukan kuah santan, melainkan air rebusan gula dan daun pandan yang ditambah larutan sagu. Kacang hijau yang telah disangrai dimasak lagi dengan kuah sampai teksturnya mengental. Disajikan dengan topping potongan cakue yang digoreng kering.
Simak Video "Pelari Newbie Jangan Gegabah!"
(raf/odi)