Menumpahkan pesanan milik pelanggan di perjalanan, seorang pengemudi ojek online (ojol) lakukan hal tak terduga. Kamera CCTV merekam jelas aksinya tersebut.
Sebagai pengemudi ojek online atau ojol yang ditugaskan mengantar pesanan makanan dan minuman sudah seharusnya menjaga pesanan tersebut dengan aman. Dibantu oleh kemasan dari restoran, makanan dan minuman yang dipesan sewajarnya diterima dalam kondisi baik oleh pelanggannya.
Tetapi tak ada yang dapat memprediksi insiden yang akan terjadi di perjalanan. Mungkin saja minuman yang dibawa bisa tumpah atau merembes hingga berkurang banyak isinya.
Hal ini dialami oleh seorang pengemudi ojol saat membawa pesanan makanan dan minuman milik pelanggannya. Seolah tak ingin terlihat salah, dirinya nekat melakukan aksi ini di depan rumah pelanggan.
Seorang netizen bernama Wendy membagikan rekaman CCTV kepada Stomp (6/11) yang menampilkan aksi seorang pengemudi ojol di depan rumahnya. Awalnya Wendy merasa curiga karena mendapatkan noda bekas tumpahan sup tepat di tangga bagian teras rumahnya yang berlokasi di Somme Road, Singapura.
Ternyata noda tersebut berasal dari aksi seorang pengemudi ojol yang berusaha memperbaiki sup milik Wendy yang tumpah. Dalam rekaman CCTV pengemudi ojol itu membungkus sambil menuang tumpahan sup pada plastik ke dalam wadah sup pesanan pelanggannya.
"Itu sangat tidak higienis dan menjijikkan. Apakah restoran tidak mengemasnya dengan baik, dan mengapa supku bisa tumpah sampai pengemudi itu menuangkannya kembali?" kata Wendy yang kebingungan.
Wendy menyebutkan insiden seperti ini tidak boleh terulang. Sebagai seorang pelanggan sudah sewajarnya melaporkan kejadian tersebut dengan menunjukkan bukti jelas kepada pihak restoran maupun perusahaan ojek online yang menaunginya.
Wendy menyebut salah satu identitas yang dapat dikenali adalah tas Deliveroo yang dibawa oleh pengemudi ojol tersebut. Tetapi ia juga tidak yakin karena banyak pengemudi ojol yang bekerja untuk beberapa perusahaan sekaligus.
Ini bukan kali pertama Wendy mengalami insiden yang menjijikkan dari seorang pengantar makanan. Bahkan ia sempat enggan menggunakan jasa pesanan makanan online sejak satu tahun lalu karena kejadian serupa di masa lampau.
Sayangnya setelah mencoba percaya dengan layanan ini ia kembali mendapatkan pengalaman yang mengecewakan. Wendy menyebut aturan pengiriman makanan melalui pemesanan online juga harus dipantau oleh Singaporean Food Agency (SFA) sebagai lembaga yang berwenang,
"SFA sangat membutuhkan kebijakan yang mengharuskan adanya pengemasan makanan dengan pelindung seperti selotip atau lainnya sehingga bagian tutup makanan tidak akan mudah terbuka atau dibuka," ujarnya.
Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
(dfl/odi)