Penjual martabak mudah sekali ditemukan di pinggir jalan. Berikut 3 ciri khas racikan martabak yang legendaris dan masih eksis hingga sekarang.
Martabak merupakan camilan yang mudah ditemui di Indonesia. Varian martabak manis yang paling menjadi primadona.
Martabak manis bisa dikreasikan dengan beragam topping. Umumnya ditambahkan cokelat meses, keju, kacang, wijen, dan susu kental manis. Namun, sekarang kreasinya lebih kekinian.
Diketahui tak sulit menemukan penjual martabak manis. Mulai dari gerobakan sederhana hingga gerai besar. Beberapa di antaranya juga terhitung legendaris dengan puluhan tahun berjualan.
Martabak manis dengan cita rasa legendaris yang klasik bisa dibedakan dari beberapa ciri khas. Mulai dari adonan hingga cara memasaknya.
Berikut 3 ciri khas martabak legendaris:
1. Adonan martabak
Jika melihat dari beberapa penjual martabak legendaris, adonannya agak berbeda. Biasanya penjual martabak legendaris akan meracik kembali adonan itu sebelum dituangkan ke loyang.
Hal ini dapat ditemui pada penjual martabak legendaris di Muara Karang, yaitu Sinar Bulan. Penjualnya selalu meracik kembali adonannya dengan menambahkan 2 butir telur sebelum dibuat.
Setelah menambahkan telur ke dalam racikan adonan, sang penjual mengaduknya sampai konsistensinya agak cair. Barulah dituangkan ke atas loyang yang telah panas.
2. Masak pakai arang
Kelezatan martabak manis yang ditawarkan penjual legendaris juga dapat ditemukan pada cara memasaknya. Biasanya mereka tidak menggunakan kompor konvensional, tapi masih menggunakan arang.
Penjual martabak yang masih menggunakan arang ini bisa ditemui di beberapa penjual legendaris. Sebut saja Martabak Encek yang telah berdiri sejak 1975.
Martabak legendaris di Bogor, Jawa Barat itu tak pernah meninggalkan arang dalam proses memasaknya. Tak hanya itu, tapi Martabak Afo yang juga tak kalah legendaris di Bogor juga masih memasak menggunakan tungku arang lho!
Simak Video "Lembut Menggoda Martabak Legendaris di Kelapa Gading "
(yms/adr)