Gerai martabak yang buka sejak tahun 1980an ini punya trik dalam membuat adonan yang kenyal dan empuk. Topping yang ditaburkan juga melimpah ruah. Bikin puas!
Berbicara tentang martabak manis pasti terbayang adonan kue yang empuk, hangat, dan buttery. Ternyata bagi pemilik usaha martabak legendaris, ada cara tersendiri untuk membuat adonan martabak memiliki tekstur yang tepat.
Akibat menerapkan suatu cara khusus, gerai martabak di kawasan Kelapa Gading bernama Martabak Bong Ngian berhasil bertahan hingga lebih dari 40 tahun. Konon berbagai cara telah dilakukan untuk mendapatkan adonan martabak terbaiknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jatuh bangun pemilik usahanya mempertahankan gerai ini juga berbuah manis. Sempat terpuruk pasca pandemi, martabaknya yang kenyal dan empuk kini mulai digandrungi kembali.
Detail Informasi | |
Nama Tempat Makan | Martabak Bong Ngian |
Alamat | Jalan Summagung III Blok K1 No.12, Kelapa Gading, Jakarta Utara. |
No Telp | 021 4527104 |
Jam Operasional | Senin-Minggu, 15.00 - 23.00 WIB |
Estimasi Harga | Rp 48.000 - Rp 140.000 |
Tipe Kuliner | Tradisional |
Fasilitas |
|
![]() |
Adonan martabak yang segar
Saat menyambangi Martabak Bong Ngian (11/10), detikfood disambut oleh pemandangan para pekerja yang tengah mencampur adonan martabak. Berbeda dengan martabak yang banyak ditemui, ternyata adonan di sini baru dicampur dengan pengembang setelah ada pelanggan yang memesan.
Thomas, selaku anak dari Bong Ngian, mengatakan cara tersebut dilakukan untuk menghasilkan adonan martabak yang segar. Lebih lanjut ia mengatakan adonan yang disiapkan hanya campuran tepung dan air saja, baru kemudian ditambahkan telur serta soda kue ketika ada yang memesan martabak manis.
"Dulu kita pernah coba semua dicampur tapi hasilnya kurang baik. Jadi adonan yang sudah mengembang justru turun lagi. Setelah coba dipisah gini lebih bagus ya, adonannya lebih naik dan mengembang," ujar Thomas yang saat itu sambil menyiapkan pesanan kue pukis.
Ketika adonan kue martabak diangkat dari wajan, benar saja, adonannya tampak berserat lebih tinggi dan empuk. Tak sabar untuk mencobanya, kami memesan beberapa menu andalan yang paling laris di Martabak Bong Ngian.
Topping campur yang manis legit
![]() |
Ada beberapa jenis topping yang tertulis pada papan menu Martabak Bong Ngian. Thomas memberikan saran kepada kami untuk mencicipi salah satu menu dengan topping klasik bernama 'Campur' seharga Rp 88.000.
Ternyata pada martabak topping campur kami mendapatkan sebuah martabak dengan taburan cincangan kacang, cokelat meses, wijen, juga kucuran kental manis. Taburan toppingnya begitu royal dan melimpah hingga berjatuhan di dalam kardus kemasannya.
Setelah mencicipi langsung, kami membuktikan sendiri hasil trik membuat adonan martabak yang dibocorkan oleh Thomas. Teksturnya lembut, seratnya lebih tinggi, dan ketika dilahap pada suapan pertama adonan yang tampak padat ternyata begitu kenyal.
Topping kacang yang digunakan juga dicacah kasar sehingga membuat tekstur dan rasa kacangnya tak kalah dengan komponen topping lain. Untuk menu ini kami juga memilih olesan mentega Wijsman sehingga lebih kaya rasa dan aroma harumnya menyerbak kuat.
Ada topping setengah-setengah hingga kisahnya pasca pandemi di halaman selanjutnya.
Taburan topping 'setengah-setengah' yang nikmat
![]() |
Selain topping campur, Thomas menyebut beberapa pelanggannya juga ada yang memesan toping setengah-setengah. Maksudnya setengah sisi akan ditaburi topping campur dan setengah lagi diberi parutan keju cheddar.
Menu martabak ini diakui Thomas menjadi alternatif untuk dinikmati keluarga yang memiliki selera berbeda-beda. Harga seporsi martabak Setengah-setengah ini dibanderol Rp 66.000 untuk mentega biasa dan Rp 88.000 untuk yang spesial atau menggunakan Wijsman.
Pada sisi martabak campur rasanya manis legit dan cocok untuk penggemar makanan manis. Sedangkan sisi dengan parutan keju ada citarasa perpaduan adonan martabak yang manis dan parutan keju yang gurih.
Pasang surut pasca pandemi
![]() |
Sebagai bisnis kuliner yang dikelola dari generasi ke generasi, Martabak Bong Ngian ikut merasakan dampak pasca pandemi. Uniknya, saat pandemi mereka justru tak mengalami penyusutan penjualan.
Saat pandemi Thomas menyebut sebanyak 200-300 kilogram adonan bisa ludes dalam sehari melalui pesanan via online. Sedangkan setelah pandemi mereka justru mengalami penurunan hingga hampir setengah dari pendapatan saat pandemi.
"Kita pas pandemi itu justru banyak yang pesan online, mungkin karena orang-orang tidak bisa keluar rumah ya. Nah, setelah pandemi dan orang mulai boleh pergi kita alami penurunan, paling laku 100-150 kilogram saja. Semakin ke sini baru semakin membaik dan menuju normal seperti dulu lagi," kata Thomas kepada detikcom.
Simak Video "Menyelami Cerita dan Kuliner Khas Kelapa Gading"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/adr)