Banyak makanan tradisional yang kini mulai terlupakan. Salah satunya ancemon. Kue berbahan singkong ini sempat populer dari Bogor hingga Jakarta.
Seiring berjalannya waktu, banyak kudapan tradisional yang kini mulai dilupakan. Padahal banyak resep camilan turun temurun dari nenek moyang yang memiliki rasa tak kalah lezat dengan kudapan kekinian.
Bahan dasar hingga proses pembuatannya yang mudah cocok jika ingin disajikan di rumah. Sayangnya beberapa makanan tertentu mulai ditinggalkan dan bisa disebut hampir punah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu camilan yang kini dilupakan penikmatnya adalah ancemon. Kue manis berbahan dasar singkong ini ternyata pernah menjadi bagian kekayaan budaya kuliner di Bogor hingga Jakarta.
Berikut ini 5 fakta ancemon yang mulai dilupakan dikutip melalui beberapa sumber:
![]() |
1. Bahan dasar
Memiliki nama yang unik, ancemon berbahan dasar ketela pohon atau singkong. Singkong yang telah matang dicampurkan dengan gula merah atau putih, garam, dan kelapa parut segar.
Semua bahan untuk membuat ancemon menggunakan bahan-bahan alami yang dahulu banyak ditanam di pekarangan rumah. Tetapi semakin minimnya pekarangan rumah, semakin sedikit ancemon disajikan.
Ancemon sendiri kurang populer bagi kawula muda. Bahkan penjualnya saja kini begitu sulit ditemukan sehingga kalah pamor dengan camilan kekinian.
2. Penyajiannya mulai dilupakan
Langkah untuk membuat ancemon tidak sesulit kue tradisional lainnya. Singkong yang sudah disiapkan dicuci bersih dan diparut kasar dengan alat pemarut sayuran.
Rasanya yang terlalu sederhana membuat ancemon mulai dilupakan. Kini ancemon hanya dibuat dan disajikan di rumah-rumah penduduk yang mengenal makanan ini saja.
Bima Arya, selaku Wali Kota Bogor, membenarkan kehadiran ancemon yang kini mulai dilupakan. "... Masih banyak jenis makanan lainnya seperti Kue Putu, Ketan, Lemper, Bacang, Ancemon, dan lainnya. Jadi kami merasa kasihan anak-anak sekarang hidupnya datar dan jajanannya hanya camilan ringan semua," ujarnya yang dikutip melalui laman resmi Pemerintahan Kota Bogor.
Fakta ancemon lainnya ada di halaman berikutnya.
3. Populer di tanah Sunda
Banyak yang menyebut bahwa ancemon merupakan kudapan khas Bogor. Buktinya diperkuat dengan beberapa tempat makan tradisional yang masih autentik di Bogor menyajikan kudapan ini.
Tetapi beberapa jurnal juga membuktikan bahwa ancemon terkenal di tanah Sunda. Merujuk pada jurnal berjudul Nama Makanan Tradisional sunda di Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung: Kajian Geolinguistik, ancemon termasuk di dalamnya.
Kata 'Ancemon' terdaftar pada bahasa Sunda baku nomor 49 yang diurutkan berdasar keakraban istilah tersebut dengan penduduk pada daerah yang menjadi pusat pengamatan. Kehadiran ancemon sebagai kuliner khas tanah Sunda juga diperkuat dengan penelitian oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2018.
4. Diakui oleh orang Betawi
![]() |
Letak geografis yang berdekatan ternyata membuat Sunda dan Betawi memiliki beberapa kesamaan. Mulai dari istilah tertentu hingga hidangan makanan yang hampir mirip satu sama lain.
Ancemon juga terdaftar sebagai kuliner khas Betawi yang pernah populer di masa lampau dan memiliki nama lain Urap Singkong. Secara harfiah, ancemon dalam bahasa Betawi diartikan sebagai singkong yang diiris tipis dan dikukus dengan campuran gula.
Ancemon banyak disajikan di kediaman orang Betawi sebagai kudapan dan camilan pelengkap segelas teh atau kopi. Sajian ancemon yang dibuat oleh masyarakat Betawi tak ada bedanya dengan ancemon yang disajikan di wilayah Bogor dan tanah sunda lainnya.
5. Hidangan lain yang serupa
Berusaha melihat lebih banyak informasi tentang ancemon, detikfood menemukan unggahan informasi terkait kudapan serupa pada laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Hidangan sejenis ancemon ternyata juga disajikan di wilayah Padang Panjang dan dikenal dengan nama Kacimuih. Kacimuih merupakan jajanan tradisional yang dibuat dengan campuran ketela pohon dan parutan kelapa sama dengan ancemon.
Di Sigando, Padang Panjang, kacimuih disajikan dengan pelengkap berupa gula pasir atau gula aren untuk menambah rasa. Secara khusus kacimuih juga disajikan sebagai hidangan penutup dalam proses Makan Bajamba atau tradisi makan bersama.
Baca juga: So Sweet! Mahasiswa Ini Dapat Pesan Semangat dari Ojol Makanan
(dfl/odi)