Sajikan Makanan Pedas Jontor, Restoran Dituntut Pengunjung

Sajikan Makanan Pedas Jontor, Restoran Dituntut Pengunjung

Andi Annisa Dwi R - detikFood
Kamis, 27 Jul 2023 17:30 WIB
Sajikan Makanan Pedas Jontor, Restoran Dituntut Pengunjung
Foto: Next Shark
Jakarta -

Hidangan pedas akrab untuk lidah orang Asia, bahkan ketika pedasnya sampai 'membakar lidah'. Namun bagi orang Amerika Serikat, hidangan pedas bisa jadi sumber masalah yang membuat mereka menuntut restoran!

Seperti diberitakan oleh Next Shark (27/7), wanita bernama Harjasleen Walia di California menuntut restoran Thailand bernama Coup de Thai yang berlokasi di San Jose. Ia mengeluhkan menu pembuka bernama Dragon Balls.

Walia melahap menu tersebut pada 15 Juli 2021. Ia amat kecewa karena merasakan efek tak enak pada tubuhnya setelah makan Dragon Balls. Seluruh rongga mulut, lidah, tenggorokan, dan hidungnya disebut seperti terbakar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Walia sebenarnya menyadari kalau menu itu akan terasa pedas. Namun ia tetap memesan dengan catatan pada pelayan restoran agar tingkat kepedasan Dragon Balls diturunkan.

Namun akhirnya, pedasnya Dragon Balls tetap membuat ia menderita. Ia mengklaim alami luka bakar kimiawi pada pita suara, kerongkongan, dan bagian kanan lubang hidungnya. Walia pun mengajukan tuntutan pada restoran.

ADVERTISEMENT

Ia mengatakan "diracuni" dan "mengalami malfungsi selamanya" karena melahap sajian pedas tersebut.

Pemiliknya Pensiun, Restoran Thailand Ini Berujung Cari Bos BaruRestoran Thailand di California dituntut karena menyajikan makanan yang dianggap pe Foto: .derbytelegraph.co.uk / Adam Toms

Lantas sebenarnya seperti apa menu Dragon Balls? Menu seharga USD 11 (Rp 165 ribu) ini adalah bakso ayam goreng pedas yang dibuat dengan daun mint, bawang merah, daun bawang, daun ketumbar, daun jeruk purut, dan cabe, seperti tertulis dalam keterangan menu Coup de Thai.

Dalam tuntutannya, Walia 'menyalahkan' cabe Thailand yang disebut cabe bird's eye sebagai sumber penderitaannya. Pedasnya cabe tersebut yang dianggap melukai kerongkongannya.

Cabe Thailand sendiri memiliki tingkat kepedasan antara 50.000 sampai 250.000 skala Scoville. Sebagai perbandingan, tingkat kepedasan jalapeno hanya 2.500 sampai 5.000 skala Scoville.

Menanggapi hal ini, pihak restoran Coup de Thai, Luck Pryer mengatakan kepada Bay Area News Group bahwa mereka tidak pernah memiliki pelanggan yang 'terbakar' gara-gara kepedasan hidangan mereka dan sampai memerlukan pertolongan medis.

Swedish MeatballHidangan bakso ayam yang pedas jadi bahan tuntutan seorang pengunjung ke restoran Thailand. Foto: iStock

Pryer mengatakan meski menu Dragon Ball pedas, tapi tidak menggunakan terlalu banyak bumbu cabe. Ia menambahkan, tidak mungkin membuat versi ringan hidangan tersebut karena terkandung cabe dalam bakso ayam tersebut. Pelanggan yang tidak terlalu kuat makan pedas akan disarankan untuk memesan hidangan lain, kata Pryer.

Walia mencari ganti rugi dalam jumlah yang tidak ditentukan. Dia juga mencari remunerasi untuk biaya pengobatan, kehilangan pendapatan, dan biaya hukum atas tuntutannya ini.

Sebelum kisah restoran Thailand ini dituntut Walia gegara hidangan pedas milik mereka, sebuah restoran juga pernah dituntut hingga Rp 1,5 miliar.

Baca halaman selanjutnya.

Pengajuan tuntutan oleh pengunjung pada restoran terjadi di Wollongong, Australia. Pria bernama Nathan Anderson awalnya makan di restoran khas Timur Tengah bernama Samaras Lebanese and Mediterranean pada tahun 2017.

Saat itu Anderson menyampaikan masalah alergi makanannya. Pelayan restoran pun menyanggupi pesanan spesial permintaan Anderson. Tak ada makanan mengandung kacang, kerang, telur, hingga wijen yang bakal memicu alerginya.

Namun pelayan restoran itu tidak menyampaikan permintaan secara detail ke bagian dapur. Ia lupa bahwa hummus, cocolan populer dalam masakan Timur Tengah, mengandung wijen dan tahini.

Pelayan ini lanjut menyajikan hummus untuk Anderson sebagai makanan pembukanya. Setelah memakan hummus, Anderson langsung merasa ada sesuatu yang aneh dari tubuhnya.

hummus milkshakeHummus menjadi alergen yang menyebabkan kematian seorang pengunjung restoran. Foto: istimewa

Ia langsung pergi menuju rumah sakit untuk mendapatkan epipen, obat untuk mengurangi reaksi alergi. Namun sayangnya kurang dari 150 meter dari restoran tersebut, Anderson sudah ambruk dan meninggal dunia.

Restoran pun dituntut oleh keluarga Anderson karena kelalaian ini sampai Rp 1,5 miliar! Selama masa investigasi, pihak restoran mengaku bahwa malam itu restoran mereka sedang ramai. Pelayan tersebut juga tengah hamil dan sakit sehingga tidak fokus melayani Anderson.

Namun menurut pihak pengadilan, alasan ini tidak masuk akal. Keselamatan pelanggan yang memiliki alergi seharusnya diutamakan oleh setiap pelayan dan pemilik restoran. Pelayan yang bersangkutan pun merasa amat bersalah dengan buntut kejadian ini.

"Saya tak henti-hentinya menyesal tentang kejadian bodoh yang saya buat malam itu. Menemukan bahwa Anderson meninggal dunia, merupakan hal terburuk dan terberat yang pernah saya alami di hidup saya," ungkap pelayan tersebut.

Halaman 2 dari 2
(adr/odi)

Hide Ads