Tahun ini muslim memperingati 1 Muharram pada 19 Juli 2023. Berbagai tradisi kuliner dan makanan khas memeriahkan datangnya tahun baru Islam ini.
Tahun baru Islam merupakan tahun baru untuk muslim di seluruh dunia yang jatuh setiap 1 Muharram. Tahun ini, dirayakan pada 19 Juli 2023.
Berbagai tradisi, acara, dan doa dipanjatkan untuk menyambut datangnya tahun baru ini. Berikut fakta tradisi kuliner dan makanan khas yang kerap ada pada tahun baru Islam:
1. Tradisi kuliner unik
Di beberapa daerah Indonesia, tahun baru Islam disambut sangat meriah. Warga bahkan sampai menggelar acara khusus untuk memperingatinya.
Contohnya di Aceh dimana ada acara Bulan Asan-Usen yang juga bertujuan memperingati wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW yang bernama Husain. Husain meninggal pada bulan Muharram. Makanan khasnya bubur kanji achura untuk dinikmati bersama-sama.
Lalu di Magetan ada tradisi Ledug Suro yang ditandai dengan kirab budaya. Nantinya bolu rahayu disusun di atas gong lalu dibawa berkeliling. Di akhir acara, warga bisa berebut bolu rahayu tersebut.
2. Pembagian bubur asyura
Membicarakan makanan Muharram tak bisa meninggalkan bubur asyura atau bubur suro yang sangat identik dengan perayaan tahun baru Islam. Bubur ini dibagikan pada 10 Muharram.
Bubur ini dibuat dari 9 bahan antara lain beras, jagung, kacang hijau, kacang kedelai, kacang tolo, ketela pohon, kacang tanah, pisang dan ubi jalar. Bubur lalu diberi bumbu gulai, daun pandan, serai dan bumbu lainnya.
Pembuatannya memakan waktu lama, bisa sampai 3 jam. Bubur nantinya disajikan di piring beralas daun pisang. Warga lalu bisa menikmatinya bersama-sama.
3. Makna bubur asyura
Bubur asyura merupakan bubur khas Melayu yang berasal dari Kepulauan Riau. Warga Pulau Penyengat masih sering membuatnya dalam rangka tahun baru Islam.
Bubur asyura biasanya disajikan dalam mangkuk besar untuk 4 orang, baru dilengkapi mangkuk-mangkuk kecil untuk menyantapnya. Bubur ini biasanya dinikmati ramai-ramai di masjid atau dikirimkan ke rumah untuk warga yang tak bisa ke masjid.
Bubur asyura memiliki makna terkait nilai sosial. Sebab, cara pembuatan bubur Asyura melibatkan banyak orang yang memunculkan solidaritas.
Lalu ada nilai budaya dimana tradisional ini menjadi salah satu sarana upacara keagamaan yang telah dilakukan secara turun temurun.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak Video "Tajin Sorah, Tradisi Bikin Bubur Suro di Bulan Muharram"
(adr/odi)