5 Fakta Tradisi Kuliner dan Makanan Khas Perayaan Tahun Baru Islam

5 Fakta Tradisi Kuliner dan Makanan Khas Perayaan Tahun Baru Islam

Andi Annisa Dwi R - detikFood
Selasa, 18 Jul 2023 14:30 WIB
Jajan Nasi Jangkrik yang Gurih Sedap di Angkringan Kidul Sucen
Foto: detikFood/Dian Utoro Aji
Jakarta -

Tahun ini muslim memperingati 1 Muharram pada 19 Juli 2023. Berbagai tradisi kuliner dan makanan khas memeriahkan datangnya tahun baru Islam ini.

Tahun baru Islam merupakan tahun baru untuk muslim di seluruh dunia yang jatuh setiap 1 Muharram. Tahun ini, dirayakan pada 19 Juli 2023.

Berbagai tradisi, acara, dan doa dipanjatkan untuk menyambut datangnya tahun baru ini. Berikut fakta tradisi kuliner dan makanan khas yang kerap ada pada tahun baru Islam:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Tradisi kuliner unik

Di beberapa daerah Indonesia, tahun baru Islam disambut sangat meriah. Warga bahkan sampai menggelar acara khusus untuk memperingatinya.

Contohnya di Aceh dimana ada acara Bulan Asan-Usen yang juga bertujuan memperingati wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW yang bernama Husain. Husain meninggal pada bulan Muharram. Makanan khasnya bubur kanji achura untuk dinikmati bersama-sama.

ADVERTISEMENT

Lalu di Magetan ada tradisi Ledug Suro yang ditandai dengan kirab budaya. Nantinya bolu rahayu disusun di atas gong lalu dibawa berkeliling. Di akhir acara, warga bisa berebut bolu rahayu tersebut.

2. Pembagian bubur asyura

Asal Usul Bubur Asyura dan Makna Bubur Asyura di 10 MuharramBubur asyura, makanan yang kerap dinikmati warga Kudus tiap 10 Muharram. Foto: Dian Utoro Aji

Membicarakan makanan Muharram tak bisa meninggalkan bubur asyura atau bubur suro yang sangat identik dengan perayaan tahun baru Islam. Bubur ini dibagikan pada 10 Muharram.

Bubur ini dibuat dari 9 bahan antara lain beras, jagung, kacang hijau, kacang kedelai, kacang tolo, ketela pohon, kacang tanah, pisang dan ubi jalar. Bubur lalu diberi bumbu gulai, daun pandan, serai dan bumbu lainnya.

Pembuatannya memakan waktu lama, bisa sampai 3 jam. Bubur nantinya disajikan di piring beralas daun pisang. Warga lalu bisa menikmatinya bersama-sama.

3. Makna bubur asyura

Bubur asyura merupakan bubur khas Melayu yang berasal dari Kepulauan Riau. Warga Pulau Penyengat masih sering membuatnya dalam rangka tahun baru Islam.

Bubur asyura biasanya disajikan dalam mangkuk besar untuk 4 orang, baru dilengkapi mangkuk-mangkuk kecil untuk menyantapnya. Bubur ini biasanya dinikmati ramai-ramai di masjid atau dikirimkan ke rumah untuk warga yang tak bisa ke masjid.

Bubur asyura memiliki makna terkait nilai sosial. Sebab, cara pembuatan bubur Asyura melibatkan banyak orang yang memunculkan solidaritas.

Lalu ada nilai budaya dimana tradisional ini menjadi salah satu sarana upacara keagamaan yang telah dilakukan secara turun temurun.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

4. Pembagian nasi jangkrik

Proses pembuatan nasi jangkrikProses pembuatan nasi jangkrik yang akan dibagikan sebanyak puluhan ribu porsi. Foto: Dian Utoro Aji/detikcom

Selain bubur asyura, nasi jangkrik juga menjadi hidangan identik saat bulan Muharram. Tepatnya pada 10 Muharram dimana ada momen buka luwur Sunan Kudus.

Warga Kudus akan menerima nasi jangkrik. Lauknya bukan jangkrik melainkan daging kerbau atau kambing. Hidangan nasi yang sudah ada sejak zaman Sunan Kudus itu dibungkus dengan daun jati.

Makanan ini melibatkan banyak orang dalam pembuatannya karena kerap dibagikan ke puluhan ribu orang. Konon nasi jangkrik adalah makanan favorit Sunan Kudus.

5. Makanan lain pada perayaan tahun baru Islam

Beberapa makanan juga kerap ditemui dalam perayaan tahun baru Islam. Salah satunya apem putih yang disusun dalam bentuk gunungan.

Warnanya yang putih menyimbolkan kesucian. Selain itu, kue apem memiliki filosofi kesederhanaan dan kebersamaan. Kue ini dibuat dari tepung beras, gula, telur, dan santan.

Kemudian ada ayam ingkung yang kerap dinikmati orang Jawa saat tahun baru Islam. Ayam ingkung adalah ayam kampung utuh yang dimasak menggunakan santan dan beragam bumbu. Filosofi ayam ingkung ini berasal dari kata 'manengkung' yang memiliki arti memanjatkan doa kepada Tuhan dengan kesungguhan hati.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Tajin Sorah, Tradisi Bikin Bubur Suro di Bulan Muharram"
[Gambas:Video 20detik]
(adr/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads