Beberapa jenis makanan kerap dihinggapi serangga. Apakah mengonsumsinya aman untuk kesehatan? Begini kata pakar.
Makanan beraroma menyengat, manis, atau beberapa jenis buah dan sayuran kerap mengundang kehadiran serangga. Kondisi seperti ini seringkali terjadi pada makanan yang dibiarkan begitu saja di atas meja. Namun, serangga juga suka hinggap di makanan yang disimpan di lemari atau kulkas.
Beberapa orang mungkin tidak sadar kalau makanan mereka sudah dihinggap serangga. Akhirnya, mereka tetap mengonsumsi makanan tersebut.
Jika terjadi hal seperti ini, apakah makanan yang sudah dihinggap serangga itu aman dikonsumsi? Atau justru berbahaya? Untuk mengetahui jawabannya, simak penjalasan berikut seperti yang dirangkum livestrong.com (30/04).
1. Serangga membawa banyak patogen
Seorang asisten professor Urban Entomolgy di Universitas Kentucky, Zachary DeVries, PhD, menjelaskan beberapa risiko mengonsumsi makanan yang sempat dihinggapi serangga.
Asisten professor itu menjelaskan kalau serangga bisa membawa apa saja, termasuk banyak patogen.
Namun, patogen datang bukan dari serangga, melainkan dari daerah atau benda yang sempat mereka hinggapi sebelumnya. Serangga seperti lalat senang dengan hal-hal yang beraroma busuk seperti kotoran hingga sampah.
Serangga ini pun kerap berkeliaran di sekitar benda-benda tersebut dan hinggap dalam waktu lama. Benda-benda inilah yang membawa patogen dan parasit pada serangga.
Ketika serangga itu sempat hinggap di makanan, bisa jadi patogen dan parasit akan menempel juga pada makanan. Serangga ini pun akan membawa bakteri dan penyakit seperti salmonella, E.Coli. Kolera, dan Demam tifoid, ucap DeVries.
2. Serangga dapat memindahkan patogen ke makanan
Seperti disebutkan sebelumnya, serangga berpotensi menularkan patogen ke makanan. Perpindahan tersebut terjadi melalui transmisi mekanis.
Misalnya, serangga bertemu dengan patogen di tempat sampah. Kemudian kuman atau patogan akan berpindah ke kaki dan tubuh serangga melalui sentuhan.
Serangga lalu mendarat di piring, dan akan menempelkan patogen tersebut ke makanan melalui kontak tubuh.
Dengan kata lain, saat seekor lalat hinggap di sandwich, jejak kaki lalat yang menempel di makanan akan meninggalkan bakteri dan kuman lainnya.
Lalat juga menyebarkan patogen melalui muntahan. Lalat tidak memiliki gigi, sehingga mereka memuntahkan ludah dengan enzim khusus yang memungkinkan mereka larut dalam makanan.
Lebih parahnya lagi menurut DeVries, lalat cenderung buang air besar di makanan. Kuman pun dapat berpindah pada makanan melalui regurgitasi dan buang air besar.
Sedangkan, telur serangga yang mungkin sempat menetas di makanan justru tidak mengandung patogen, ungkap DeVries.
Efek konsumsi makanan yang sudah dihinggapi serangga bisa dilihat pada halaman selanjutnya!
Simak Video " Video: Makan Bergizi Wajib Penuhi Pengelolaan Keamanan Makanan"
(aqr/adr)