Margarin merupakan salah satu bahan untuk memasak dan membuat kue. Margarin ini ternyata sudah ada sejak pertengahan abad 19 dari inspirasi dari Napoleon III.
Berbeda dengan mentega (butter) yang terbuat dari lemak hewani, margarin biasanya diolah dari lemak nabati yang berasal dari kelapa sawit hingga canola. Meski sekilas tampilannya mirip, tapi tekstur dan rasanya berbeda.
Dilansir dari The Daily Meal (01/06), margarin merupakan kombinasi air dan minyak. Jika dilihat dari sisi sejarahnya, margarin ini sudah dikenal sejak dulu. Banyak orang yang memilih margarin untuk menghindari produk olahan susu yang terdapat di dalam mentega atau butter.
Berikut beberapa fakta sejarah menarik seputar margarin.
1. Inspirasi dari Napoleon III
Napoleon III merupakan Kaisar Prancis yang menjadi salah satu penyebab terciptanya margarin untuk pertama kali. Napoleon III, merupakan keponakan dari Napoleon Bonaparte yang menjadi presiden pertama di Prancis kemudian menjadi kaisar di sana.
Margarin sendiri muncul karena banyaknya warga yang pindah ke kota, dan menyebabkan menetga atau butter jadi barang yang langka serta mahal. Napoleon III kemudian memiliki ide di tahun 1869 untuk membuat kontes, siapapun yang bisa menciptakan alternatif butter berhak mendapatkan hadiah.
Pemenang kontes ini adalah Hippolyte Mege Mouries, yang merupakan ahli kimia. Ia mempelajari bahan alternatif untuk membuat butter, dengan menggunakan lemak sapi hingga susu yang mirip seperti butter namun lebih terjangkau.
2. Masih Menggunakan Susu dan Lemak Sapi
Berbeda dengan margarin sekarang yang kombinasinya terdiri dari minyak dan air. Dulu Mege, menciptakan margarin pertama kali menggunakan lemak sapi. Tapi setelah Mege menjual hak paten margarin ke perusahaan butter di Belanda, yaitu Jurgens & Co, komposisi margarin jadi berubah.
Saat itu bagian lemak sapi yang menjadi bahan utama pembuatan margarin tengah berkurang. Lalu perusahaan mencari berbagai cara untuk tetap produksi margarin. Sampai di tahun 1902, muncul Wilhelm Normann yang memproduksi minyak hydrogenete.
Setelah produksi yang panjang minyak hydrogenete ini berubah menjadi alternatif lemak hewan. Karena itu produsen margarin mulai mengganti lemak hewan dengan minyak, dan komposisi ini bertahan hingga sekarang.
3. Populer Saat Perang Dunia II
Popularitas margarin kian meroket, lagi-lagi karena kurangnya pasokan butter saat Perang Dunia II berlangsung. Sempat ada persaingan antara produsen butter dan margarin, yang membuat margarin harganya lebih mahal.
Tapi orang-orang terutama di negara Barat, lebih suka menggunakan margarin hingga penjualan mereka tetap tinggi. Bahkan Ibu Negara Amerika Serikat, yaitu Eleanor Roosevelt yang menjabat di tahun 1933-1945, lebih mendukung industri margarin. Dengan muncul di iklan yang memuji margarin.
(sob/odi)