Jual Sate Babi, Bazar Ramadan Ini Diprotes dan Diminta Ganti Nama

Jual Sate Babi, Bazar Ramadan Ini Diprotes dan Diminta Ganti Nama

Andi Annisa Dwi R - detikFood
Kamis, 30 Mar 2023 14:30 WIB
Jual Sate Babi, Bazar Ramadan Ini Diprotes dan Diminta Ganti Nama
Foto: World of Buzz
Jakarta -

Bazar ramadan seharusnya menjual makanan dan minuman halal, namun di tempat ini ada penjual sate babi. Pengunjung muslim ini pun protes karena menganggap hal itu tidak patut.

Bazar ramadan jadi incaran muslim dimanapun untuk mencari aneka menu buka puasa. Dinamakan 'ramadan', sudah sepatutnya makanan dan minuman yang ditawarkan halal dan aman dikonsumsi muslim.

Sayangnya hal itu tidak tercermin pada bazar ramadan di Singapura ini. Mengutip World of Buzz (29/3), di Bazar Raya Utara kawasan Marsiling, tampak ada penjual sate babi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jual Sate Babi, Bazar Ramadan Ini Diprotes dan Diminta Ganti NamaTampak penjual sate babi hadir di bazar ramadan di Singapura. Foto: World of Buzz

Penjual tersebut memajang spanduk menu di depan gerainya. Terlihat ada logo babi dan nama menu yang ditawarkan yaitu Moo-Ping alias Pork Stick. Harga per buahnya SGD 2 dan ada pilihan menu nasi ketan juga.

Seorang pengunjung bazar ramadan itu, Shaa, mengunggah temuannya ke media sosial. "Sungguh, jika kamu ingin mengadakan bazar ramadan, bukankah semua menu harusnya halal atau dijual muslim? Saya menyangka semua menu di sana halal" tulisnya.

ADVERTISEMENT

Unggahan inipun mendapat sorotan netizen, termasuk pihak terkait. Beruntung Kantor Konstituensi Marsiling cepat mengambil tindakan atas adanya penjual sate babi di bazar ramadan.

Mereka telah menghubungi penyelenggara Bazaar Raya Utara. Penjual yang menawarkan menu daging babi pun diminta untuk menghentikan penjualan.

"Langkah korektif segera untuk menghentikan penjualan daging babi telah diambil, dan kami akan berusaha untuk mencegah terulangnya di masa depan," kata pihak Kantor Konstituensi Marsiling.

Jual Sate Babi, Bazar Ramadan Ini Diprotes dan Diminta Ganti NamaMuslim protes dengan kehadiran menu nonhalal di acara yang dilabeli sebagai bazar ramadan. Foto: World of Buzz

Melihat unggahan di grup Facebook Marsiling: Komunitas Kita, Rumah Kita, Konstituensi, mereka mengatakan akan selalu berusaha memberikan pengalaman ramadan terbaik kepada semua pengunjung sebanyak mungkin.

"Ini termasuk pertunjukkan selama akhir pekan serta kios halal/Muslim dan non-halal untuk melayani semua penduduk," tulis pihak mereka.

Singapura memang dikenal sebagai negara multiras, namun sebagian besar netizen setuju bahwa sebuah tempat tidak boleh diberi label Bazaar Ramadhan jika masih menjual daging babi atau minuman alkohol. Banyak netizen juga setuju kalau tempat itu seharusnya disebut "Pasar Malam Marsiling" saja.

Sebelumnya kisruh di bazar ramadan juga terjadi di Malaysia. Beberapa netizen mengeluhkan harga menu yang mahal, namun porsi dan kualitasnya tidak sepadan.




(adr/odi)

Hide Ads