Bubur sudah hadir sejak lebih dari 30 abad yang lalu. Olahan beras dengan kaldu yang gurih ini melalui perjalanan panjang hingga akhirnya populer di dunia.
Bubur kini menjadi hidangan yang dikenal oleh hampir seluruh negara di dunia. Teksturnya yang lembut serta disajikan selagi hangat banyak dinikmati terutama saat sarapan.
Di Indonesia sendiri, bubur berkembang menjadi banyak variasinya. Setiap daerah di Indonesia memiliki racikan bubur masing-masing. Tentunya kehadiran bubur tidak jauh dari pengaruh budaya pendatang China yang menjelajah ke berbagai belahan dunia.
Bubur bisa dikatakan sebagai salah satu hidangan kuno yang masih bertahan dan terus berkembang hingga hari ini. Ada perjalanan panjang yang dilalui bubur dari awalnya hanya sekadar makanan di China hingga kini mendunia.
Mengutip localiiz (26/8) bubur bukan hanya sekadar olahan beras yang dibuat menjadi lunak. Bubur yang sudah ada sejak masa dinasti Zhou punya makna yang mendalam daripada hanya sekadar sajian makanan saja.
Seorang penyair lagu bernama Lu You pernah menyebutkan, "Makan bubur akan memberikan kehidupan yang kekal." Bubur juga tidak hanya bisa dinikmati secara polos saja. Bubur mudah dikreasikan sesuai selera lidah penikmatnya.
Awal Mula Bubur
![]() |
Berkembang di kawasan Asia, bubur pertama kali disebut sebagai 'kanji' yang berasal dari bahasa Tamil di Asia Selatan. Tetapi jika meruntut melalui sejarah akar budayanya, bubur pertama kali disajikan di China pada dinasti Zhou sekitar 3.000 tahun yang lalu.
Bubur dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat mula dari kaisar hingga petani. Sejak awal kehadirannya, hidangan ini disajikan sesuai dengan selera dan ketersediaan bahan orang-orang yang menyajikannya.
Nasi dan bubur memiliki perjalanan mulia dalam menyelamatkan banyak orang terutama pada masa-masa sulit. Banyak negara-negara yang mengalami kelaparan pada masa lampau, peperangan hingga mengalami bencana alam menyajikan bubur untuk menyelamatkan nyawa masyarakatnya.
Ada sebuah ungkapan Kanton yang menyebutkan betapa pentingnya bubur untuk suatu kumpulan masyarakat. Ungkapan tersebut berbunyi, "Saat kami memiliki nasi, kami akan membaginya, dan jika kami hanya punya bubur pun kami akan membaginya juga."
bubur memiliki makna persahabatan budaya yang begitu kuat. Arti berbagi bubur itu sendiri merupakan setiap manusia akan saling tolong menolong dalam keadaan susah maupun ketika senang.