Minyak Tengkawang Jadi Bukti Kekayaan Alam Kalimantan Barat yang Luar Biasa

ADVERTISEMENT

Minyak Tengkawang Jadi Bukti Kekayaan Alam Kalimantan Barat yang Luar Biasa

Diah Afrilian - detikFood
Sabtu, 04 Feb 2023 14:00 WIB
Minyak Tengkawang
Foto: detikcom/Diah Afrilian
Bengkayang -

Sejak zaman nenek moyang, suku Dayak Bakati sudah memanfaatkan minyak tengkawang. Minyak ini memiliki seribu manfaat dan pernah diekspor ke Perancis.

Minyak menjadi salah satu bahan yang paling dibutuhkan oleh orang Indonesia. Berbagai jenis minyak banyak digunakan baik sebagai campuran makanan maupun bahan untuk mengolah makanan itu sendiri.

Di Indonesia, minyak yang paling banyak digunakan adalah minyak sayur, minyak kelapa hingga minyak wijen. Ternyata ada satu jenis minyak tradisional yang belum banyak diketahui orang Indonesia itu sendiri.

Mengunjungi desa Sahan, Melayang, Kalimantan Barat, detikFood bersama Pusaka Rasa Nusantara mempelajari langsung tentang minyak tengkawang. Damianus Nadu selaku orang yang dituakan di dusun ini memperlihatkan proses pengolahan minyak tengkawang hingga menjelaskan sejarah panjang yang dilalui minyak ini.

Baca juga: Seru! Bebas Meracik Malatang yang Pedas Menyengat di Pantjoran PIK

Minyak TengkawangDamianus Nadu mengatakan bahwa buah tengkawang menjadi penyelamat suku Dayak Bakati untuk memproduksi minyak tengkawang. Foto: detikcom/Diah Afrilian

"Jauh sebelum ada minyak sayur, orang Dayak itu menggunakan tengkawang. Di mana ada orang Dayak di situ ada tengkawang. Bahkan saat kemarin orang-orang kesulitan minyak goreng, kami tidak merasakan karena selalu memanfaatkan pemberian alam berupa minyak tengkawang ini," kata Damianus Nadu kepada detikcom (24/1).

Minyak tengkawang terbuat dari buah tengkawang yang dijemur hingga kering, dihaluskan dengan lesung, dikukus dan diperas minyaknya. Selain menjadi minyak, tengkawang ini juga diproduksi menjadi mentega yang bisa digunakan untuk dikonsumsi hingga kosmetik.

Damianus Nadu juga mengungkapkan bahwa minyak tengkawang ini pernah mendapatkan dana hibah sebagai bentuk apresiasi dari Kedutaan Besar Amerika Serikat. Dana hibah tersebut dimanfaatkan masyarakat dusun Sahan untuk mengembangkan minyak tengkawang dan berhasil mengekspornya sampai ke Perancis.

Untuk melestarikan tengkawang, Damianus Nadu juga mengungkapkan bahwa setiap keluarga di desa Sahan diwajibkan setidaknya memiliki 1 pohon tengkawang. Hasil dari pohon tengkawang ini nantinya akan diolah baik dengan cara tradisional maupun modern dengan bantuan berbagai alat di pabrik khusus minyak dan mentega tengkawang.

Baca juga: Ada Ikan Pari Utuh hingga 30 Jenis Ikan Asin di Pasar Flamboyan Pontianak

Minyak TengkawangDi desa Sahan, minyak tengkawang bahkan masih ada yang dibuat secara manual tradisional. Foto: detikcom/Diah Afrilian

Bagi masyarakat desa Sahan sendiri minyak tengkawang menjadi salah satu bahan yang tak boleh absen dari makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Mulai dari lemang, kantong semar, bahkan untuk menggoreng berbagai makanannya masyarakat di sini juga menggunakan minyak tengkawang.

Sayangnya, perhatian yang kurang baik terhadap masyarakat di desa Sahan membuat minyak tengkawang sulit didistribusikan di Indonesia. Damianus Nadu juga mengungkapkan bahwa mereka telah mengurus izin edar minyak tengkawang sebagai bahan makanan selama bertahun-tahun silam tetapi masih belum berhasil juga.

Minyak tengkawang ini memiliki ciri khas rasa yang tak jauh berbeda dengan cocoa butter atau mentega kakao. Rasanya ringan di lidah dengan aroma nutty yang lembut dan sedikit rasa asam yang akan tertinggal di lidah.

Minyak tengkawang dapat dimanfaatkan menjadi berbagai sajian yang lezat. Chef Ragil Imam Wibowo bahkan menyebutkan minyak tengkawang bisa saja menjadi saus untuk salad dan menteganya cocok untuk dicampurkan untuk es krim atau gelato.

Baca juga: 7 Biji Kopi Terbaik di Indonesia Ini Berasal dari Pulau Jawa



Simak Video "Bubur Pekong Legendaris Singkawang, Sajian Nikmat untuk Sarapan"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/odi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT