Buah-buahan ternyata juga bisa diolah menjadi gorengan nikmat. Seperti penjual gorengan di Cempaka Putih ini yang berhasil meraup omzet Rp 2 juta per hari.
Gorengan identik dengan olahan tahu, tempe, singkong atau sayur-sayuran yang diiris kasar menjadi bakwan. Tekstur yang renyah dari bahan-bahan tersebut membuat penikmat gorengan serasa dimanjakan dari aromanya hingga suara 'kriuk' yang dikeluarkan pada setiap gigitan gorengan.
Sementara buah-buahan identik dengan makanan sehat. Baik menjadi camilan buah potong, salad maupun diolah menjadi smoothie dan sup yang hangat.
Tetapi di kawasan Cempaka Putih ada seorang penjual gorengan yang berhasil memadukan renyahnya gorengan dengan buah-buahan yang segar. Berjualan selama lima tahun, penjual gorengan ini laris diantre warga sekitar terutama ketika sore hari.
![]() |
Menyambangi Pisang Goreng Tanduk Crispy Pak Sadi (6/12), detikcom menemukan banyak sekali gorengan yang menggunakan buah-buahan sebagai bahan utamanya. Menurut pemiliknya, Pak Sadi, ada sekitar 11 varian gorengan yang menggunakan bermacam-macam buah yang ditemuinya di pasar dan bahan-bahan lain.
"Kalau lagi komplet biasanya ada 11. Ada nanas, nangka, pisang tanduk, pisang kepok, gandasturi, sukun, ubi, dan banyak lainnya," kata Pak Sudi kepada detikcom.
Dibantu oleh pekerjanya yang bernama Angko, setiap hari Pak Sudi menjajakan gorengannya sejak pukul 2 siang hingga 9 malam. Tetapi puncak keramaian diungkapkan oleh Angko berada mulai pukul 5 sore.
Pak Sudi mengatakan dirinya sudah berjualan gorengan sejak 5 tahun silam tepatnya sekitar tahun 2017 setelah merantau ke Jakarta. Gerai miliknya yang pertama kali sebenarnya ada di kawasan Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat tetapi setelah mendiang adiknya meninggal Pak Sudi mengambil alih untuk meneruskan usaha gorengan di Cempaka Putih Barat.
Hanya dengan berjualan gorengan Pak sudi bisa meraup omzet hingga lebih dari Rp 2 juta per hari. Terbukti dari adonan yang seringkali dibawa dari rumah akan habis dalam sekejap dan akan membuat adonan yang baru lagi.
"Kalau lagi rame biasanya bisa Rp 2 juta lebih tetapi kalau sepi itu paling sekitar Rp 1 jutaan. Soalnya banyak juga yang pesan sampai 100 buah, jadi membantu juga," kata Pak Sudi.
![]() |
Inovasinya membuat sajian gorengan buah diakui hanya berawal dari eksperimen belaka. Pak Sudi yang suatu hari melihat nanas tampak segar di pasar terpikirkan untuk membelinya dan membuatnya menjadi gorengan.
Tidak disangka ternyata rasanya enak, segar dan banyak disukai oleh pelanggannya. Tak pernah mematok harga mahal, Pak Sudi menjual gorengan dengan harga yang berbeda saat siang dan malam hari. Ketika masih siang gorengan akan dijual seharga Rp 3.000 per buah tetapi ketika lewat dari jam 6 sore akan dijual Rp 2.500 per buah.
Pak Sudi menyebut dirinya enggan menerima pesanan secara online maupun melalui telepon yang lain. Ia mempersilahkan para pelanggan untuk memesan dengan cara datang langsung dan tidak berkenan untuk diganggu melalui ponsel saat berjualan.
"Kalau mau pesan buat acara juga bisa tapi harus datang langsung, nggak ada teleponnya. Soalnya nanti kalau pakai telepon kebanyakan yang pesan jadi terganggu jualannya. Saya juga nggak buka pesan online karena kan lakunya mendadak dan nggak bisa diperkirakan. Datang langsung aja," jelas Pak Sudi.
Renyahnya gorengan Pak Sudi ini juga diungkapkan oleh Angko menggunakan bumbu racikan khas dengan campuran tepung-tepung yang dirahasiakan. Jika penasaran dengan kelezatannya kamu bisa langsung datang ke sini yang lokasinya berada di seberang Apotek Kimia Farma Jalan Cempaka Putih Barat.
Simak Video "Mesti Coba! Uniknya Rasa Gorengan Buah di Jakarta Pusat"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/adr)