3. Tamu Potong Kue Pengantin
Selain makanan yang banyak, acara pernikahan tak akan lengkap dengan kue pernikahan yang cantik dan elegan. Biasanya setelah pengucapan janji suci, para pengantin akan secara simbolis memotong kue pernikahan mereka dan membagikannya kepada seluruh tamu yang hadir.
Tetapi tidak dengan wanita ini yang datang ke pernikahan temannya sendiri. Melihat sebuah kue utuh yang masih berada di atas meja dan belum terpotong, ia menganggap pengantinnya lupa untuk membagikan kue tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasilnya wanita ini melenggang dengan tenang mengambil pisau dan memotong sendiri kue pernikahan yang disajikan. Setelah mendapatkan sepotong kue dirinya langsung berjalan begitu saja dan menghabiskan potongan kue tersebut tanpa perasaan bersalah.
4. Sekelompok Tamu Rusak Kue Pernikahan
![]() |
Mengundang sahabat dekat dan orang-orang tercinta ke acara pernikahan harusnya membuat pesta tersebut semakin istimewa dan terasa sakral. Sayangnya, acara pernikahan ini justru berujung hancur lebur ketika ada sekelompok tamu yang bersikap seenaknya pada pesta pernikahan.
Pengantin yang sedang berbahagia ini harus menahan emosi setelah melihat kue pernikahan mereka dirusak hingga hancur oleh sekelompok tamu. Para tamu ini menyangka bahwa kue pernikahan tersebut bisa menjadi sebuah mainan yang seru untuk mereka.
Setelah seorang wanita memotong kue pernikahan disusul dengan segerombol pria yang langsung menyerang kue tersebut. Tanpa pisau atau alat pemotong, kue pernikahan yang cantik itu langsung dihancurkan dengan tangan tamu pria tersebut.
5. Pernikahan Dikira Tempat Makan
Setiap negara memiliki budaya pernikahannya masing-masing, bahkan pada negara yang bertetangga seperti Singapura dan Thailand sekalipun. Berkunjung ke Thailand, sekelompok warga negara Singapura ini melakukan aksi aneh yang menghancurkan acara pernikahan warga setempat.
Pesta pernikahan yang digelar dengan tenda dan bangku plastik dikira sebagai tempat makan yang bisa disambanginya. Salah satu dari sekelompok pria tersebut, Dilan, mengaku melihat bangunan kecil dengan meja dan kursi di area luar yang menurutnya mirip dengan rumah makan.
Berusaha berinteraksi, keterbatasan bahasa membuat para pria ini tak mengerti apa yang diucapkan oleh penduduk setempat. Setelah menikmati beberapa hidangan seperti mie, es krim dan minuman Dilan dan teman-temannya baru mengerti bahwa itu adalah pesta pernikahan masyarakat setempat.
(dfl/odi)