Viral sekelompok pemuda menumpahkan minuman saat nongkrong di kafe agar pelayan bekerja. Kreator ini justru ajak netizen ini menggerakkan 'tumpuk di tengah', apa itu?
Seorang pengguna Twitter (09/11/22) membagikan sebuah video yang memperlihatkan sekelompok pemuda sedang nongkrong di sebuah kafe.
Mereka tampak mengenakan pakaian adat. Mereka lantas menumpahkan minuman yang mereka pesan ke meja, sehingga mengotori kafe. Itu dilakukan agar pelayan kafenya bekerja.
Dikonfirmasi detikFood (11/11/22) mereka merupakan pemuda Banjar. Video tersebut pertama kali diunggah di akun TikTok @bukanpenjahat16. Namun saat dicek detikFood, akun tersebut sudah hilang.
Baca Juga: Hiii! Hantu-hantu Ini Terekam CCTV Usil di Restoran
Videonya viral usai dibagikan ulang oleh akun Twitter @crimsontorture_. "Kalian pada tahu video TikTok beberapa pemuda Banjar make pakaian adat ke Pura lagi nongkrong di kafe tapi sisa minumannya ditumpahin ke meja. Katanya biar pegawainya kerja?," tulisnya.
Banyak netizen yang dibuat kesal dengan sikap pemuda tersebut. Salah seorang kreator di TikTok pun mengkritik aksi pemuda tersebut melalui video TikToknya di akun @tosinaaa (1011/22).
"Kalian sadar gak sih, pekerjaan yang sering direndahkan adalah pelayan kafe dan restoran. Meskipun aku gak punya pengalaman sebagai pelayan, tapi aku bisa ngebayangin betapa capeknya jadi pelayan," ujarnya dalam videonya.
Ia mengatakan bahwa pelayan tidak hanya bekerja mengantarkan pesanan saja, tetapi juga menyiapkan pesanan, membersihkan, memasak dan masih banyak lagi.
"Orang seperti ini kurang diajarkan terkaitkan moral dan empati," tuturnya.
Baca Juga: Wanita Memaki-maki Pelayan karena Tak Terima Kafe Sudah Tutup
Ia pun mengajak netizen untuk lebih berempati. Ada satu tren yang pernah ia terapkan, yakni 'tumpuk di tengah'. Maksudnya adalah kita sebagai pelanggan mencoba membantu pelayan dengan menumpuk piring atau mangkok setelah makan, lalu menempatkan di tengah meja.
Dengan begitu, akan mempermudah pelayan untuk membersihkan meja sehingga bisa segera dipakai untuk pelanggan berikutnya. "Agar lebih efisien, jadi mereka gak makan banyak waktu untuk beresin meja," lanjutnya.
'Tumpuk di tengah' ini sudah dilakukan olehnya sejak duduk di bangku SMA. Menurutnya, ajakan ini mulai diterapkan sejak 2016 lalu. "Kalau bisa membantu kenapa gak," ujarnya.
Meskipun sekiranya bisa membantu pelayan, tetapi ia mengatakan bahwa 'tumpuk di tengah' tak selalu mendapat respon positif dari orang sekelilingnya, karena menganggap bahwa itu adalah pekerjaan pelayan.
Namun, sudut pandang lain disampaikan oleh kreator TikTok tersebut dengan mengatakan bahwa ia tak bisa membayangkan jika dirinya bekerja sebagai pelayan.
Di mana selalu disibukkan dengan pelanggan. Mengingat pekerjaan pelayan tidak hanya mengantarkan pesanan saja. "Kadang aku pikir gimana aku kalau jadi pelayan melihat kafe berantakan, air dimana-mana, capek, stres," ujarnya.
"Tolong prilaku ini jangan dibiasakan, karena pelayan tidak kurang kerjaan," tuturnya. Apalagi kini, di negara maju sudah banyak restoran dan kafe yang menerapkan sistem self service.
Baca Juga: Aneh! Pemilik Kafe Ini Minta Pelayan Wanita yang Haid Pakai Stiker Merah
Simak Video "4 Hari Penuh Keseruan, 83.500 Orang Kunjungi Come See Mie Fest 2025"
(raf/odi)