Usai Pandemi Pasar Templek, Pasar Tertua di Blitar Kembali Ramai dan Padat

ADVERTISEMENT

Usai Pandemi Pasar Templek, Pasar Tertua di Blitar Kembali Ramai dan Padat

Diah Afrilian - detikFood
Sabtu, 15 Okt 2022 11:00 WIB
Pasar Templek, Pasar Induk di Blitar yang Ramai Sejak Subuh
Foto: detikcom
Jakarta -

Pasar Templek menjadi tempat belanja sehari-hari andalan masyarakat Blitar. Bangunan pasar yang tengah direvitalisasi membuat para pedagang tumpah ke jalan.

Pasar tradisional menjadi tempat yang paling diandalkan oleh masyarakat sekitarnya untuk memenuhi seluruh kebutuhan pokok sehari-hari. Di seluruh kota di Indonesia, baik kota kecil maupun kota besar, selalu ada pasar tradisional.

Blitar, yang terkenal sebagai tempat kelahiran sang proklamator bangsa, Ir. Soekarno juga memiliki pasar induk yang populer. Di kota ini pasar yang paling terkenal dan paling besar bernama pasar Templek.

Pasar Templek awalnya hanya kumpulan pedagang yang berjualan kaki lima di pinggir jalan yang membuatnya diberi nama 'Templek' atau 'Menumpang'. Sampai akhirnya pemerintah kota Blitar menyediakan sebuah bangunan untuk menampung para pedagang tersebut.

Pasar Templek, Pasar Induk di Blitar yang Ramai Sejak SubuhSementara bangunan pasar sedang direvitalisasi, para pedagang di Pasar Templek tumpah ruah ke jalanan. Foto: detikcom

Tetapi karena ingin membantu meningkatkan ketertiban pasar, pemerintah kota Blitar melakukan revitalisasi bangunan utama Pasar Templek. Saat dikunjungi oleh detikfood (30/9) kini para pedagang Pasar Templek menjadi tumpah ruah berada di sepanjang Jalan Cemara tak jauh dari perlintasan kereta Stasiun Blitar.

Pasar yang sudah aktif sejak pagi buta ini akan dipadati dengan para pedagang yang menggelar dagangannya di atas aspal hingga menjajakan dengan mobil dan sepeda sampai pagi hari setidaknya pukul 08.00. Walaupun tampak padat pembeli dan penjual tetapi menurut salah penjual di sana, kondisi ini baru pulih setelah pandemi.

Dari ratusan pedagang yang berjualan di sini, salah satu pedagang pecel punten makanan khas Blitar yang kami temui mengatakan dagangannya sempat sepi pembeli ketika pandemi melanda. Bahkan dirinya hanya bisa menjual setengah dari jumlah normal yang biasanya bisa dijual.

Dikutip dari website Pemerintah Kota Blitar, penerapan protokol kesehatan yang ketat juga diterapkan selama pandemi melanda. Hal ini yang membuat Pasar Templek menjadi sepi pengunjung.

Pasar Templek, Pasar Induk di Blitar yang Ramai Sejak SubuhDi sini ada juga pedagang yang berjualan di atas mobil. Foto: detikcom

Pasar Templek juga menjadi rujukan para pedagang sayuran keliling atau pedagang di pasar lain untuk berbelanja. Pada masa pandemi lalu banyak pedagang yang justru menutup lapak atau tokonya karena omzet yang menurun dan tak sanggup menahan kerugian.

Hal ini juga yang berdampak pada penjual di Pasar Templek yang mengalami penurunan pendapatan. Tetapi pandemi yang mulai mereda diakui menjadi angin segar bagi mereka untuk memperbaiki pendapatannya.

Ketika matahari mulai tinggi dan banyak orang mulai beraktivitas, kawasan ini akan menjadi sangat padat bahkan untuk berjalan kaki saja susah. Para pedagang yang memenuhi 3/4 ruas jalanan ditambah pembeli yang membludak cukup menggangu lau-lintas.

Terlebih di kawasan ini terdapat perlintasan kereta api yang membuat macet lalu lintas terutama saat jam berangkat kerja dan sekolah. Pasar Templek yang merupakan pasar tertua dan bersejarah di Blitar ini akan terus dijaga keberlangsungannya.



Simak Video "Sensasi Berbeda Makan Camilan di Hotel"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/odi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT