Di kalangan masyarakat beredar mitos makan micin bikin bodoh. Hal ini pun dipercayai oleh banyak orang. Namun apakah benar? Berikut penjelasannya.
Beberapa orang percaya bahwa terlalu banyak konsumsi MSG atau micin bisa membuat otak menjadi bodoh, lambat, pusing, dan lain sebagainya.
Meskipun begitu, tak bisa dipungkiri, orang Indonesia tetap menambahkan micin atau penyedap dalam masakan mereka. Jika tidak, mereka menganggap bahwa ada rasa yang kurang.
Asal usul micin sendiri adalah dari bakteri yang memakan karbohidrat. Bakteri tersebut bisa saja memakan karbohidrat mulai dari tebu, kentang, bekas tulang hewan, ampas sayuran, dan lain sebagainya.
Dalam acara Instagram live yang diadakan oleh Kelas Balado (30/08), salah satu penulis Kimiasutra, bernama Harry Nazarudin mengungkapkan bahwa yang diproduksi oleh micin adalah glutamat yaitu sejenis protein non esensial.
Cara produksinya bermacam-macam, tetapi yang paling sederhana adalah dengan memelihara suatu bakteri.
Nantinya bakteri akan diberi makan pilihan karbohidrat, kemudian dengan rekayasa genetik, bakteri tersebut akan menghasilkan glutamat yang diekstrak menjadi monosodium glutamat atau yang kita kenal sebagai micin.
Meskipun memang Indonesia kaya akan masakan dengan rempah, tetapi banyak dari kita seringkali tetap menambahkan penyedap ke dalamnya.
Ternyata hal ini karena rempah-rempah atau bumbu berbasis akar-akaran sulit membawa rasa yang gurih atau sedap itu. Kelompok tersebut tidak memiliki glutamat seperti yang ada pada hewan atau buah-buahan tertentu.
"Rasa kelima di Indonesia disebut sedap atau gurih. Kenapa kalau orang masak ada yang kurang, karena komponen ini (sedap) sulit dibawa oleh bumbu-bumbu berbasis akar-akaran. Karena glutamat tak ada di situ. Glutamat atau protein tak ada di semua bahan makanan. Adanya di hewan dan yang alami paling tomat," pungkas Harry Nazarudin dalam Instagram live.
Mengenai mitos yang menyebutkan tentang micin akan membuat seseorang menjadi bodoh, ternyata tidak ada dasar ilmiah yang menyebutkan efek negatif dari Monosodium Glutamat (MSG) ini.
Pada acara tersebut, Harry Nazarudin pun menyatakan bahwa secara ilmiah dan berdasarkan jurnal terakhir, tidak ada dasar ilmiah yang mengungkap mengenai efek negatif dari micin.
Meskipun begitu, Harry setuju bahwa jika terlalu banyak makan micin akan menyebabkan efek seperti pusing, kesemutan, dan lain sebagainya yang kebanyakan berhubungan dengan saraf.
"Menang penelitian belum ada, tapi masuk akal. Karena saraf itu ada di glutamin dan glutamat. Dan keluhan orang rata-rata berhubungan dengan saraf atau reaksi saraf. Ketika kandungan glutamat tinggi, maka dia akan memberi perintah ke otak atau bagian tubuh mendapatkan alarm," ucap Harry.
"Karena memang glutamat ada banyak di saraf, pastinya bisa berpengaruh ke saraf dulu," lanjutnya dalam acara Kelas Balado.
Jadi bisa dikatakan bahwa mitos mengenai micin bisa membuat bodoh itu belum ada dasar ilmiahnya. Tetapi jika dikaitkan dengan efek yang mengenai saraf, hal ini bisa masuk akal karena memang glutamat paling banyak ditemukan di saraf hewan.
Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
(aqr/adr)